Belanda, Negara yang Berperang Melawan Banjir Selama Ribuan Tahun

Belanda, Negara yang Berperang Melawan Banjir Selama Ribuan Tahun.--SCREENSHOT

koranrm.id - Selama lebih dari 3 abad, Belanda telah menjajah Indonesia. Dilansir dari channel youtube Doczon. Dari periode penjajahan yang berlangsung lama itu, Belanda telah mengambil banyak hal dari Indonesia.Kendati demikian di sisi lain Belanda juga meninggalkan banyak warisan untuk Indonesia.

Salah satu warisan yang masih dapat disaksikan hingga saat ini adalah sistem air peninggalan Belanda yang mencakup pintu air Bendungan, sistem drainase dan kanal-kanal yang tersebar di berbagai wilayah terutama di Jakarta. 

Belanda membangun sistem air di Indonesia karena berkaca pada pengalaman mereka sebagai negara yang sering mengalami banjir dan rentan banjir.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan pada akhir Juni Tahun 2022 menyebutkan bahwa Belanda merupakan negara dengan risiko banjir besar tertinggi di dunia.

Penelitian ini mengukur risiko tersebut berdasarkan persentase penduduk yang berpotensi terkena dampak banjir dengan perkiraan bahwa sekitar 10 juta penduduk Belanda berisiko terdampak oleh banjir.

Sementara populasi total Belanda pada saat itu mencapai sekitar 17 juta jiwa. Ini berarti bahwa banjir di Belanda berdampak pada sekitar 59% dari total penduduk negara ini.

Belanda memiliki kondisi geografis yang rentan terhadap banjir di mana sekitar 30% wilayahnya berada di bawah permukaan laut dan lebih dari 50% datarannya terletak kurang dari 1 meter di atas permukaan laut.

Kondisi tanah yang rendah tercermin dalam nama asli negara Belanda, yaitu Netherland yang berasal dari kata dalam bahasa Belanda yang berarti tanah rendah atau Tanah Datar.

Secara historis banjir telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan Belanda.

Sejak zaman kuno lebih dari 10.000 tahun yang lalu, ketika zaman es berakhir dimulailah perjuangan Belanda melawan banjir naiknya permukaan laut kala itu menyebabkan tenggelamnya sebagian daratan Belanda dan menyebabkan terbentuknya laut utara.

Akhirnya penduduk asli Belanda, yaitu orang-orang freezing mulai membangun gundukan tanah setiap kali air naik ke daratan.

Gundukan-gundukan ini dikenal dengan tear yang merupakan bentuk awal dari sistem tanggul.

Perkembangan lebih lanjut dalam perjuangan melawan banjir di Belanda terjadi pada abad ke-1 sebelum masehi saat kedatangan bangsa Romawi pertama kali di wilayah ini bangsa Romawi membangun tanggul dan Bendungan primitif pertama yang sebenarnya hanya bisa melindungi wilayah Belanda dari banjir kecil.

Namun tidak bisa menghalau Banjir besar.

Pada tahun-tahun berikutnya, Belanda terus dihantam oleh serangkaian bencana banjir dengan korban yang mencapai puluhan ribu orang dan struktur tanggul dan Bendungan primitif seringkali mengalami kerusakan yang memerlukan perbaikan berulang.

Contoh banjir besar yang mengakibatkan banyak korban adalah pada tahun 299 masehi di mana Banjir tersebut mengakibatkan kematian lebih dari 50 ribu orang.

Pada tahun 8308 masehi Banjir juga menelan korban sebanyak 24307 jiwa.

Pada sekitar abad ke-10 penduduk Belanda memulai proyek pengendalian banjir dimana tanggul dibangun di sepanjang garis pantai dalam bentuk tanggul rendah yang sederhana yang dibuat hanya menggunakan skor. 

Tentu saja tanggul-tanggul Ini jebol setiap kali terjadi serangan banjir yang serius.

Jebolnya tanggul-tanggul ini menciptakan masalah tambahan, yaitu kelebihan air di daratan yang harus segera dialirkan sebagai solusinya pintu air pertama diciptakan sebagai saluran keluarnya air.

Selama periode ini Belanda mengalami sejumlah bencana banjir besar dengan dampak yang serius.

Sebagai contoh pada tahun 1212 masehi banjir besar merenggut nyawa sekitar 60 ribu orang.

Sementara pada tahun 1219 sekitar 36000 jiwa harus kehilangan nyawa akibat banjir.

Pada tahun 1287 jumlah korban diperkirakan antara 50.000 hingga 80.000 orang dan pada tahun 1362 sekitar 25.000 orang meninggal dunia akibat banjir.

Pada abad ke-12 Belanda mulai membangun kincir angin yang digunakan untuk menggiling biji-bijian dan mendukung berbagai proses industri seperti pabrik kertas, pabrik perontokan serta pengolahan biji, minyak, wol, cat dan produk batu.

Namun pada abad ke-14 terjadi terobosan signifikan ketika orang Belanda mulai membangun kincir angin khusus untuk pengelolaan air.

Kincir angin ini berfungsi untuk memompa air keluar dari folder dan mengalirkannya kembali ke sungai di luar tanggul.

Dibandingkan dengan pompa yang digerakkan oleh hewan, kincir angin dianggap lebih efektif dan mampu menyedot jumlah air yang lebih besar dari folder dengan kecepatan yang signifikan meskipun penggunaan kincir angin dianggap sebagai langkah sukses dalam upaya mengatasi krisis banjir yang melanda Belanda.

Negara ini tidak pernah terbebas dari penderitaan akibat ancaman banjir yang mematikan.

Tapi sekarang Belanda telah berhasil mengambil langkah-langkah proaktif dan berhasil menanggulangi banjir secara efektif dengan inovasi tekad dan komitmennya. Belanda telah menciptakan solusi yang luar biasa, seperti deltabox yang menjadikan mereka sebagai pemimpin dunia dalam pengendalian banjir.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan