Kebun Desa Dijual, Berpotensi Picu Perang Saudara

Batang sawit dikasih nomor sebagai tanda telah dijual.-Sahad-Radar Mukomuko

koranrm.id - Isu penjualan Kebun Masyarakat Desa (KMD) di Desa Pasar Bantal, Kecamatan Teramang Jaya, sedang menjadi perbincangan hangat. Bukan hanya di Pasar Bantal, tapi juga di desa tetangga, Mandi Angin Jaya dan Nelan Indah. 

Warga Desa Mandi Angin Jaya dan Nelan Indah ikut resah dengan beredarnya kabar kebun desa dijual. Pasalnya kedua desa masih memiliki keterkaitan dengan KMD Pasar Bantal. 

Kades Nelan Indah, Hendi Kusrianto, menyampaikan bahwa desanya ikut memiliki hak atas KMD Pasar Bantal. 

Selama ini hak tersebut diterima dalam bentuk bagi hasil. 25 persen dari hasil KMD Pasar Bantal, diterima oleh pemerintah Desa Nelan Indah. 

Setelah ada pergantian Kades dari Unsani ke Munzilin, pembagian hasil KMD diputuskan. Hal itulah yang menjadi pemicu keributan antara pemerintah Desa Pasar Bantal, Mandi Angin Jaya dan Desa Nelan Indah.

BACA JUGA:Konflik Lahan Bandaratu dan Ujung Padang Dengan SP7 Didudukkan Dewan 

"Kalau tidak diselesaikan dengan baik, penjualan Kebun Desa ini bisa memicu perang saudara. Bisa saudara sedesa atau antar desa," ujar Hendi. 

Hendi menegaskan, pemerintah Desa Nelan Indah, ikut memiliki hak atas KMD Pasar Bantal dan menolak dengan tegas penjualan KMD tersebut. 

"KMD Pasar Bantal masih sengketa dan belum ada penyelesaian yang sah. Sekarang sebagian malah dijual, ini jelas menimbulkan masalah baru," ungkap Hendi. 

Hal senada disampaikan oleh mantan Kades Pasar Bantal, yang juga panitia atau perintis KMD Pasar Bantal, Unsani. 

Unsani mengaku terkejut mendengar ada kabar bahwa kebun desa telah dijual. Untuk memastikan informasi tersebut, Unsani datang ke lokasi KMD untuk melihat kondisi di lapangan. 

BACA JUGA:Realisasi Tanam Jagung di Mukomuko Capai 157 Ha

Hasilnya ia mendapat ratusan batang sawit telah diberi nomor secara berurutan. Batang sawit tersebut diyakini telah berpindah tangan sebagai pembayar hutang. 

"Saya selaku perintis KMD sangat kecewa dengan pemerintah desa yang menjual KMD. Dan hal itu tidak bisa dibiarkan begitu saja," tegas Unsani. 

Dikatakan Unsani, penjualan KMD ini telah meresahkan warga Pasar Bantal. Bisa dikatakan bahwa setiap warga berkumpul, bahasan utamanya adalah soal penjualan Kebun Desa. Pro dan kontra mewarnai perbincangan. 

"Warga yang mulanya rukun, sekarang mulai selesih paham, gara-gara membahas kebun desa yang dijual. Ini menjadi indikasi adanya keretakan di tengah masyarakat," demikian Unsani.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan