Ekspor Kelapa Indonesia Meningkat Ini Negara Penerima Ekspor Kelapa

Ekspor Kelapa Indonesia Meningkat Ini Negara Penerima Ekspor Kelapa.--Sceenshot

koranrm.id - Ekspor kelapa bulat Indonesia per Februari 2025 waktu lalu dilaporkan meningkat cukup signifikan. Berdasarkan data yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor kelapa bulat Indonesia pada Februari 2025 meningkat 29,84 persen.

Dimana negara yang paling banyak membutuhkan kelapa yaitu China ersebut paling banyak ke China, Vietnam, Thailan dan Malaysia. Selain itu ada juga beberapa negara tetangga lain menerima ekspor kelapa bulat Indonesia.

"Kalau menurut data saat ini, ekspor kelapa bulat Indonesia menunjukkan adanya peningkatan sebesar 29,84 persen secara MTM, sebagian besar ekspor kelapa ditujukan ke Tiongkok dan Vietnam dua negara ini yang paling banyak," ungkap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dikutip Kumparan Bisnis.

Berdasarkan data BPS, Indonesia telah mengekspor 71.077 ton kelapa beberapa negara periode Januari-Februari 2025. Pada periode itu, China menjadi negara dengan tujuan utama ekspor kelapa bulat sebanyak 68.065 ton dengan nilai USD 29,5 juta, selanjutnya negara tetangga Vietnam sebanyak 2.180 ton, Thailand 550 ton, dan Malaysia 280 ton.

BACA JUGA:Pemanfaatan Cangkang Sawit. Dari Limbah Menjadi Berkah

Diketahui sebelumnya, nilai ekspor Indonesia pada periode Februari 2025 tercatat senilai USD 21,98 atau naik sebesar 2,58 persen dibanding Januari 2025 yang sekitar USD 21,43 miliar. Sedangkan secara year on year (yoy) ekspor Indonesia naik 14,05 persen dibanding bulan Februari 2024 sebesar USD 19,27 miliar. 

"Total nilai ekspor mengalami kenaikan secara bulanan, didorong oleh peningkatan nilai ekspor nonmigas. Sedangkan secara tahunan, nilai ekspor mengalami peningkatan signifikan," katanya.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebelumnya mengungkap, melonjaknya permintaan ekspor menjadi biang kerok tingginya harga kelapa bulat di Tanah Air. Para petani kelapa saat ini tengah menikmati harga ekspor. Untuk itu, dia mengharapkan masyarakat dapat memberikan ruang bagi para petani untuk menikmati harga yang cukup baik ini.

Seiring meningkatnya permintaan global, Amran menyebut bahwa Indonesia berencana untuk mempercepat masa tanam, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Mengingat, kondisi ini dapat menambah devisa negara.

"Iya karena demand tinggi. Kita beri ruang petani kelapa bahagia di saat harga tinggi seperti sekarang ini. Kesimpulannya, komoditas perkebunan strategis yang demand tinggi fokus rehab, replanting, tanam baru, pemeliharaan yang baik, karena menghasilkan devisa,  ucapnya.

BACA JUGA:Langkah Demi Langkah Pemeliharaan Sawit, Dari Bibit Hingga Panen Raya

Lanjutnya, pemerintah saat ini setidaknya mencatat terdapat 10 komoditas kelapa dengan permintaan yang cukup tinggi di tingkat global. Selain kelapa, ada kakao, pala, kelapa sawit, hingga ubi. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut pemerintah terus berupaya meningkatkan ekspor sepuluh komoditas tersebut untuk mendatangkan lebih banyak devisa.

 Apa tujuan kita? adalah meningkatkan ekspor, kemudian menekan impor ini yang jadi tujuan utama kita. Dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini tujuan akhir kita,  pungkasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan