Peserta Didik Perlu Relaksasi Sebelum Ujian Akhir Semester

Peserta Didik Perlu Relaksasi Sebelum Ujian Akhir Semester --screnshoot dari web

KORANRM.ID - Kementrian Pendidikan Dasar dan Menegah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) sosialisasi bagiamana langkah yang tepat menyiapkan mental peserta didik sebelum menghadapi Ujian Akhir Semester. Lembaga pendidikan ataupun satuan pendidikan harus memperhatikan kesehatan mental peserta didik. Puspeka mensosialisasikan Mental Sehat, Prestasi Melesat! dengan konsisten menerapkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Tujuan sosialisasi ini meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, khususnya guru dan murid, mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk mental sebelum menghadapi ujian semester.

BACA JUGA:SMPN 11 Mukomuko Siap Gelar Ujian Akhir Sekolah

Menjelang masa ujian, banyak siswa mengalami kecemasan yang tak terlihat. Tekanan akademik, harapan orang tua, serta persaingan nilai sering kali menjadi beban emosional yang berat. Dalam situasi seperti ini, hadirnya Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yakni bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat, yang luncurkan Kemendikdasmen menjadi sebuah pendekatan sederhana. Namun berdampak besar dalam membangun kesehatan mental yang kokoh disemua kalangan pelajar. "Tidur lebih cepat ini membuat tubuh kita bisa regenerasi sel, kemudian ada cairan-cairan pembersih otak yang memang terjadinya di periode pukul 10 malam hingga pukul 2 atau  3 pagi, sehingga pada saat bangun pagi terasa lebih segar kembali," ungkap salah satu psikolog, Samanta Elsener dalam webinat yang diselenggarakan Puspeka.

BACA JUGA:Ini Tingkat Kesulitan Soal Ujian SMP

BACA JUGA:Kecerdasan Bukan Hanya Tentang Nilai Ujian atau Seberapa Banyak Buku yang dibaca, 7 Tanda Kamu Orang Cerdas

Kemudian dalam konteks ujian sekolah, Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat menjadi semacam perisai karakter yang melindungi siswa dari tekanan yang berlebihan. Mereka tidak hanya mengejar nilai, tetapi juga belajar bagaimana mencintai proses, mengenali batas diri, dan tetap sehat dalam menjalani tantangan akademik. Dengan mendorong implementasi gerakan ini secara masif di lingkungan sekolah dan keluarga, maka tidak hanya mencetak siswa yang berprestasi, tapi juga generasi yang sehat mental, memiliki karakter yang kuat, dan siap menghadapi masa depan.

BACA JUGA:Ammar Zoni Hadapi Ujian Berat Lagi! Derita Kian Bertambah, Ini Alasannya

BACA JUGA:Gelar Serah Terima Bangunan, Pemdes Lubuk Sanai Menuai Banyak Pujian Warga

Samanta menjelaskan, bahwa reaksi stres menjelang ujian adalah hal yang normal, namun perlu disikapi secara bijak. Dia menyampaikan bahwa salah satu kunci utama dalam menghadapi ujian adalah mengenali emosi, menerima rasa cemas, lalu mencari strategi konkret untuk mengelolanya. "Sebelum ujian kita perlu mengenali penyebab rasa cemas yang muncul. Jika rasa cemas tersebut timbul karena akan menghadapi ujian, takut gagal, atau hal-hal lainnya, maka perlu untuk melakukan relaksasi untuk menenangkan diri sejenak. Relaksasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti olahraga ringan, pengaturan napas, tidur lebih awal, atau membaca buku yang menyenangkan. Cara-cara ini dapat membantu mengurangi rasa cemas yang dirasakan," sampainya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan