Portal BRDP JUT di Desa Arah Tiga Dikeluhkan Petani, Dewan Beri Ultimatum

Portal BRDP JUT di Desa Arah Tiga Dikeluhkan Petani, Dewan Beri Ultimatum --screnshoot dari web
KORANRM.ID - Keluhan petani terhadap portal ruas Jalan Usaha Tani (JUT) di Desa Arah Tiga, Kecamatan Lubuk Pinang, ditanggapi serius oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Mumuko, Frenky Janas. Karena portal yang dibangun melalui program Bengkulu Regional Development Project (BRDP) tersebut dianggap mengganggu aktivitas pertanian. Keluhan petani ini sebelumnya juga telah diangkat dalam pemberitaan Radar Mukomuko Disway dengan judul “Portal Jalan Program BRDP di Desa Arah Tiga Ganggu Akivitas Pertanian”.
BACA JUGA:Hebat! 44 Siswa SMAN 4 Mukomuko Masuk PTN Tanpa Tes, 2 Kedokteran
BACA JUGA:Pemdes Teluk Bakung Optimis Kegiatan Fisik Selesai Tepat Waktu
Frenky Janas mengatakan, keluhan para petani di Arah Tiga telah ditindaklanjuti dan dikoordinasikan dengan dinas terkait. Karena keluhan ini bagian dari aspirasi masyarakat, memang harus disampaikan. Ia juga mengultimatum, apabila dalam waktu satu bulan kedepan pihak terkait tak menindaklanjuti keluhan petani, ia bersama petani akan langsung membongkar portal tersebut.
“Abila tidak dibuka oleh pihak terkait dalam waktu satu bulan sejak berita ini dinaikkan, maka saya bersama petani akan membukanya sendiri,”ungkap Frenky Janas kepada wartawan media ini. Pada Rabu 7 Mei 2025.
BACA JUGA:Perjuangkan Kembali Pemekaran Kabupaten Bengkulu Barat
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Juragan Sakti I Desa Arah Tiga, Kadri mengungkapkan, sejak ruas jalan tersebut dipasang portal permanen, petani kesulitan dalam proses pengangkutan hasil produksi pertanian. Dimana portal jalan dibangun secara permanen oleh pemerintah melalui program Bengkulu Regional Development Project (BRDP) beberapa tahun lalu. Sebelum jalan ini dipasang portal, proses angkutan hasil pertanian petani berjalan lancar.
“Semenjak adanya portal ini, mobil angkutan hasil pertanian tak bisa lewat. Bangunan portal terlalu rendah dan posisi bangunannya kurang tepat,”kata Kadri.
Oleh sebab itu, petani sangat berharap agar portal jalan tersebut dibuka atau dirombak supaya akses pertanian semakin lancar. Karena jika tetap seperti ini, akses transportasi pertanian sangat terganggu. Dahulu mobil bermuatan bisa masuk, sampai ke lokasi sawah petani. Semenjak adanya portal ini, mobil angkutan padi sawah terpaksa harus melewati jalur lain, dengan jarak tempuh lebih jauh.
“Kami berharap portal ini dibuka atau dirombak supaya akses pertanian bisa lebih lancar dan tidak terganggu,”tutupnya.