10 Penyakit Pencernaan Anak yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

10 Penyakit Pencernaan Anak yang Perlu Diwaspadai Orang Tua--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Sistem pencernaan anak masih berkembang dan rentan terhadap berbagai masalah.  Memahami 10 penyakit pencernaan anak yang umum terjadi sangat penting bagi orang tua untuk memberikan perawatan yang tepat dan mencegah komplikasi yang serius.  Artikel ini akan membahas berbagai penyakit pencernaan pada anak, gejalanya, dan langkah-langkah yang perlu diambil.  Ingat, informasi ini bersifat edukatif dan bukan pengganti konsultasi medis.  Selalu konsultasikan dengan dokter jika anak Anda mengalami masalah pencernaan.

BACA JUGA:8 Manfaat Luar Biasa Daun Jambu Biji: Dari Jaga Pencernaan hingga Turunkan Gula Darah!

BACA JUGA:Jika Melakukan 5 Kesalahan Ini Saat Buka Puasa, Ini Dia Biang Kerok Masalah Pencernaan di Bulan Ramadan & Cara

1. Diare:

Diare ditandai dengan buang air besar yang lebih sering dan encer dari biasanya.  Penyebabnya beragam, mulai dari infeksi virus, bakteri, atau parasit, hingga reaksi terhadap makanan tertentu.  Gejala lain yang menyertainya bisa berupa mual, muntah, kram perut, dan dehidrasi.  Dehidrasi merupakan komplikasi serius diare pada anak, sehingga perlu penanganan segera berupa pemberian cairan oralit atau infus.

2. Konstipasi (Sembelit):

BACA JUGA:Maag dan Asam Lambung Sama Sama Masalah Pencernaan, Simak Perbedaanya di sini!

Konstipasi adalah kondisi di mana anak mengalami kesulitan buang air besar atau buang air besar yang keras dan kering.  Penyebabnya bisa karena kurangnya asupan serat, kurang minum, kurang aktivitas fisik, atau efek samping obat-obatan.  Gejala lain bisa berupa perut kembung, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan.  Perawatannya meliputi peningkatan asupan serat, cairan, dan aktivitas fisik.

3. Muntah:

Muntah merupakan refleks tubuh untuk mengeluarkan isi perut.  Penyebabnya beragam, mulai dari infeksi virus, keracunan makanan, hingga masalah pencernaan lainnya.  Gejala lain yang mungkin menyertai muntah adalah mual, sakit kepala, dan demam.  Jika muntah berlangsung lama dan disertai dehidrasi, segera konsultasikan ke dokter.

4. Refluks Gastroesofageal (GER):

GER terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan.  Pada bayi, GER seringkali tampak sebagai muntah setelah menyusu.  Pada anak yang lebih besar, gejala GER bisa berupa nyeri dada, kesulitan menelan, dan batuk kronis.  Perawatannya bisa meliputi perubahan pola makan dan gaya hidup, serta obat-obatan jika diperlukan.

5. Penyakit Celiac:

Penyakit celiac adalah gangguan autoimun yang disebabkan oleh reaksi terhadap gluten, protein yang terdapat dalam gandum, barley, dan rye.  Gejala penyakit celiac pada anak bisa berupa diare, kembung, penurunan berat badan, dan anemia.  Perawatannya meliputi diet bebas gluten seumur hidup.

BACA JUGA:10 Manfaat Luar Biasa Buah Sawo untuk Kesehatan: Dari Pencernaan hingga Kesehatan Jantung

BACA JUGA:Tak Hanya Soal Pencernaan Lancar, Ini 5 Buah Pembersih Usus Kotor

6. Intoleransi Laktosa:

Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa, gula yang terdapat dalam susu dan produk susu.  Gejala intoleransi laktosa meliputi diare, kembung, mual, dan muntah setelah mengonsumsi produk susu.  Perawatannya meliputi menghindari atau mengurangi konsumsi produk susu dan mengonsumsi produk susu alternatif yang rendah laktosa.

7. Infeksi Usus:

Infeksi usus disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit yang menginfeksi saluran pencernaan.  Gejalanya bisa berupa diare, muntah, demam, kram perut, dan nyeri perut.  Perawatannya meliputi pemberian cairan untuk mencegah dehidrasi dan pengobatan antibiotik jika disebabkan oleh bakteri.

8. Apendisitis (Radang Usus Buntu):

Apendisitis adalah radang usus buntu, yang merupakan kantung kecil yang menempel pada usus besar.  Gejalanya meliputi nyeri perut yang tiba-tiba dan hebat, terutama di sekitar pusar, mual, muntah, demam, dan kehilangan nafsu makan.  Apendisitis membutuhkan perawatan medis segera, biasanya berupa pembedahan untuk mengangkat usus buntu.

BACA JUGA:Atasi Sembelit Secara Alami dan Efektif, Panduan Lengkap Menuju Sistem Pencernaan Sehat

9. Penyakit Crohn:

Penyakit Crohn adalah penyakit radang usus kronis yang dapat menyerang seluruh saluran pencernaan.  Gejalanya bisa berupa diare, nyeri perut, penurunan berat badan, demam, dan kelelahan.  Perawatannya meliputi obat-obatan untuk mengurangi peradangan dan mengelola gejala.

10. Kolitis Ulserativa:

Kolitis ulserativa adalah penyakit radang usus kronis yang hanya menyerang lapisan usus besar.  Gejalanya meliputi diare berdarah, nyeri perut, penurunan berat badan, dan demam.  Perawatannya meliputi obat-obatan untuk mengurangi peradangan dan mengelola gejala.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika anak Anda mengalami:

* Diare yang berlangsung lebih dari 24 jam.

* Muntah yang berlangsung lama dan disertai dehidrasi.

* Nyeri perut yang hebat dan tiba-tiba.

BACA JUGA:Ini Dia Perbedaan Efek Samping Cabai dan Lada pada Sistem Pencernaan dan Pernapasan

* Demam tinggi.

* Darah dalam tinja.

* Penurunan berat badan yang signifikan.

* Kehilangan nafsu makan yang berkepanjangan.

Pencegahan:

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit pencernaan pada anak meliputi:

* Menjaga kebersihan tangan.

* Memastikan makanan dan minuman terjaga kebersihannya.

* Memberikan makanan bergizi seimbang.

* Memberikan cukup cairan.

* Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

* Mengajarkan anak untuk mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air.

Menjaga kesehatan pencernaan anak merupakan tanggung jawab orang tua.  Dengan memahami berbagai penyakit pencernaan anak dan langkah-langkah pencegahannya, Anda dapat membantu anak Anda tumbuh sehat dan kuat.  Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang kesehatan pencernaan anak Anda.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan