Bedakan Demam Biasa dan Demam Berdarah Tanda-Tanda yang Harus Diwaspadai

Bedakan Demam Biasa dan Demam Berdarah Tanda-Tanda yang Harus Diwaspadai--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Di negara tropis seperti Indonesia, demam merupakan salah satu keluhan kesehatan yang paling sering dialami masyarakat dari segala usia. Namun tidak semua demam disebabkan oleh penyakit yang ringan. Salah satu bentuk demam yang sering kali disalahartikan sebagai flu atau infeksi virus biasa adalah demam berdarah dengue (DBD). Ketidaktahuan masyarakat dalam membedakan demam biasa dan demam berdarah sering kali menyebabkan keterlambatan dalam penanganan medis yang justru dapat memperburuk kondisi pasien. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengenali dengan cermat apa saja perbedaan utama antara demam biasa dengan demam berdarah agar bisa mengambil tindakan cepat dan tepat sebelum kondisi menjadi fatal.
BACA JUGA:Drama Absen Online Dewan Guru Sinyal Gangguan dan Aplikasi Eror
Demam biasa umumnya disebabkan oleh infeksi virus ringan seperti influenza atau virus saluran pernapasan atas. Gejalanya meliputi peningkatan suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi, biasanya berkisar antara 37,5°C hingga 38,5°C, disertai dengan gejala lain seperti pilek, batuk ringan, sakit tenggorokan, nyeri kepala ringan, dan rasa lelah. Demam ini biasanya mereda dalam 2–4 hari dan dapat diatasi dengan istirahat cukup, asupan cairan yang baik, serta konsumsi obat penurun panas seperti paracetamol. Dalam demam biasa, tidak terjadi penurunan kadar trombosit darah yang drastis, dan pasien cenderung merasa membaik setelah beberapa hari tanpa perawatan medis intensif.
Sebaliknya, demam berdarah ditandai dengan demam tinggi mendadak yang mencapai suhu 39–41°C dan berlangsung terus-menerus selama 2–7 hari tanpa adanya gejala flu yang khas seperti pilek atau batuk berat. Gejala tambahan yang patut diwaspadai meliputi nyeri hebat di kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi (disebut juga “breakbone fever”), mual, muntah, dan munculnya ruam atau bintik merah di kulit akibat perdarahan bawah kulit. Salah satu tanda khas DBD adalah penurunan drastis jumlah trombosit (sel darah pembeku) dalam tubuh. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan internal, mimisan, gusi berdarah, dan pada fase kritis, dapat berujung pada syok dengue yang berisiko kematian.
BACA JUGA:Waspada! 5 Gejala DBD yang Harus Segera Anda Ketahui
BACA JUGA:Gawat! 1 Warga Gajah Mati Positif DBD
Perbedaan paling signifikan yang membedakan demam biasa dengan DBD adalah kondisi trombosit dan respon tubuh terhadap demam. Pada demam biasa, meskipun suhu tubuh meningkat, kondisi umum pasien biasanya tetap stabil, dan gejala akan membaik seiring waktu. Namun pada DBD, gejala bisa memburuk meskipun demam mulai menurun, karena fase penurunan suhu sering kali menandai masuknya pasien ke fase kritis. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pemeriksaan laboratorium setelah 2–3 hari mengalami demam tinggi untuk mengetahui apakah ada penurunan jumlah trombosit atau peningkatan hematokrit, yang merupakan indikator kehilangan cairan akibat kebocoran pembuluh darah. Deteksi dini melalui pemeriksaan darah adalah langkah vital dalam membedakan kedua jenis demam ini.
Tidak hanya itu, pendekatan preventif juga memiliki peranan penting dalam mencegah DBD. Mengingat bahwa virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, maka menjaga kebersihan lingkungan sekitar sangatlah penting. Menguras penampungan air, menutup wadah air, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menampung air menjadi upaya sederhana namun efektif untuk memutus rantai perkembangbiakan nyamuk. Penggunaan kelambu, lotion antinyamuk, hingga pemasangan kasa di ventilasi rumah dapat menambah lapisan perlindungan dari gigitan nyamuk, terutama pada pagi dan sore hari saat nyamuk Aedes paling aktif. Sementara itu, dalam kasus demam, masyarakat juga perlu diimbau untuk tidak langsung mengambil kesimpulan tanpa diagnosis medis. Segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit dan melakukan pemeriksaan darah adalah cara paling bijak untuk membedakan jenis demam yang dialami.
BACA JUGA:22 Orang Warga Pondok Suguh Positif DBD Semuanya Sembuh
BACA JUGA:Atasi DBD, Dinkes Bagikan Serbuk Abate ke Seluruh Desa
BACA JUGA:Cegah DBD, Warga Lebih Berminat Foging
Kesadaran masyarakat dalam membedakan antara demam biasa dan demam berdarah merupakan kunci dalam mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat DBD. Semakin dini seseorang memahami perbedaan gejala dan segera mencari pertolongan medis, semakin besar pula kemungkinan untuk sembuh total tanpa komplikasi serius. Di era informasi seperti sekarang, edukasi dan penyuluhan kesehatan harus terus digalakkan, baik melalui media sosial, kampanye kesehatan masyarakat, maupun kegiatan sosialisasi di sekolah, tempat kerja, dan lingkungan tempat tinggal. Dengan demikian, kita semua dapat berperan aktif dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran demam berdarah serta menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Referensi:
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Buku Saku Pencegahan dan Penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD).
• World Health Organization (WHO). (2022). Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control.
• Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2023). Dengue Symptoms and Differentiation from Other Fevers.
• RSUD Dr. Soetomo Surabaya. (2022). Panduan Mengenali Gejala DBD dan Penanganan Awal.
• Ikatan Dokter Indonesia (IDI). (2021). Perbedaan Klinis Demam Virus Umum dan Demam Berdarah.