Tips Berhemat Selama Ramadhan Menghindari Pengeluaran Berlebihan Saat Berbuka

Tips Berhemat Selama Ramadhan Menghindari Pengeluaran Berlebihan Saat Berbuka.--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Bulan Ramadhan seharusnya menjadi momen untuk meningkatkan ibadah dan memperkuat kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kenyataannya, pengeluaran selama bulan puasa justru sering kali meningkat, terutama saat berbuka. Godaan untuk membeli makanan berlebihan, mengunjungi restoran mahal, atau mengikuti tren konsumsi yang tidak perlu bisa membuat pengeluaran membengkak. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan strategi berhemat agar tetap bisa menikmati Ramadhan tanpa tekanan finansial. Bagaimana cara menghindari pengeluaran berlebihan saat berbuka puasa?

1. Membuat Anggaran Khusus Ramadhan

BACA JUGA:8 Penyebab Bunga Mawar Tak Mekar dan Cara Ampuh Mengatasinya!

BACA JUGA:Kue Soes Coklat Mini, Kelezatan Mungil yang Menggoda Selera

Langkah pertama dalam mengontrol pengeluaran selama bulan puasa adalah dengan membuat anggaran yang jelas. Financial Planning Association menyarankan agar kita membagi anggaran menjadi beberapa kategori, seperti belanja makanan, donasi, serta kebutuhan pribadi dan keluarga. Dengan menetapkan batasan pengeluaran, kita bisa lebih sadar akan jumlah uang yang dikeluarkan dan menghindari pemborosan.

Misalnya, jika biasanya anggaran makan sehari-hari sekitar Rp50.000, tetaplah berpegang pada jumlah tersebut meskipun banyak makanan menggoda di pasar takjil atau restoran. Disiplin dalam anggaran adalah kunci utama untuk menjaga kestabilan keuangan selama Ramadhan.

2. Memasak Sendiri di Rumah

Membeli makanan berbuka di luar memang praktis, tetapi sering kali lebih mahal dibandingkan memasak sendiri di rumah. Menurut The Journal of Consumer Research, memasak di rumah dapat menghemat biaya makanan hingga 40%. Selain itu, memasak sendiri memungkinkan kita untuk mengontrol bahan makanan yang digunakan sehingga lebih sehat dan sesuai selera.

BACA JUGA:Jasmine Tea, Perjalanan Aroma Harum dari Istana Hingga Seluruh Dunia

Cobalah untuk membuat daftar menu berbuka selama seminggu agar lebih terencana. Fokuslah pada makanan bernutrisi tinggi yang tidak memerlukan banyak bahan mahal, seperti sayur, tahu, tempe, dan protein yang cukup. Dengan cara ini, kita bisa tetap menikmati hidangan lezat tanpa menguras kantong.

3. Menghindari Belanja Saat Lapar

Belanja dalam keadaan lapar sering kali berujung pada pembelian impulsif. Penelitian dari American Marketing Association menunjukkan bahwa rasa lapar dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk membeli lebih banyak makanan daripada yang sebenarnya dibutuhkan. Oleh karena itu, sebaiknya rencanakan belanja kebutuhan sebelum memasuki waktu puasa atau setelah berbuka saat kondisi perut sudah kenyang.

Membuat daftar belanja sebelum pergi ke pasar atau supermarket juga bisa membantu mengurangi pembelian yang tidak perlu. Fokuslah pada kebutuhan pokok dan hindari makanan yang hanya menggoda mata tetapi tidak terlalu bergizi.

BACA JUGA:San Marino, Negara yang Punya Banyak Mobil Dibandingkan Manusia

BACA JUGA:10 KPM di Resno Kembali Terima BLT-DD Jatah Satu Bulan

4. Batasi Buka Bersama di Luar

Acara buka bersama (bukber) adalah tradisi yang menyenangkan di bulan Ramadhan. Namun, terlalu sering menghadiri bukber di restoran atau kafe bisa berdampak besar pada pengeluaran. Sebuah laporan dari Indonesia Consumer Insight menunjukkan bahwa pengeluaran untuk makan di luar selama Ramadhan bisa meningkat hingga 30% dibandingkan bulan biasa.

Untuk menghemat biaya, pertimbangkan alternatif seperti mengadakan bukber di rumah dengan konsep potluck, di mana setiap orang membawa makanan masing-masing. Cara ini tidak hanya lebih hemat tetapi juga menciptakan suasana kebersamaan yang lebih hangat.

5. Kurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Manis Berlebihan

Es buah, kolak, dan minuman manis lainnya memang menggoda saat berbuka, tetapi terlalu sering membeli makanan ini bisa membuat anggaran membengkak. Menurut World Health Organization (WHO), konsumsi gula berlebih juga dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.

Sebagai alternatif, buatlah minuman segar sendiri di rumah seperti infused water dengan buah alami atau teh herbal. Selain lebih sehat, cara ini juga bisa menghemat biaya dibandingkan membeli minuman kemasan atau minuman manis dari luar.

6. Prioritaskan Pengeluaran untuk Sedekah dan Kebutuhan Esensial

Bulan Ramadhan adalah momen yang tepat untuk meningkatkan amalan ibadah, termasuk bersedekah. Namun, sedekah sebaiknya tetap dilakukan dengan bijak dan sesuai kemampuan. Jangan sampai pengeluaran untuk hal yang kurang penting justru mengurangi kesempatan untuk berbagi dengan yang membutuhkan.

Menurut laporan dari Charity Aid Foundation, donasi yang diberikan secara rutin dengan jumlah kecil tetapi konsisten lebih bermanfaat dibandingkan dengan donasi besar tetapi hanya dilakukan sesekali. Oleh karena itu, sisihkan sebagian anggaran untuk sedekah sebelum mengalokasikan dana untuk pengeluaran konsumtif lainnya.

7. Manfaatkan Promo dan Diskon dengan Bijak

Banyak toko dan supermarket menawarkan diskon khusus selama bulan Ramadhan, terutama untuk kebutuhan dapur dan makanan. Memanfaatkan promo ini dapat membantu menghemat pengeluaran, tetapi tetap harus dilakukan dengan bijak.

Jangan tergiur oleh diskon besar jika barang tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan. Fokuslah pada promo untuk bahan makanan pokok atau kebutuhan rumah tangga yang benar-benar berguna. Selain itu, belanja di pasar tradisional sering kali lebih murah dibandingkan supermarket besar, terutama untuk produk segar seperti sayur dan buah.

8. Jangan Berlebihan Saat Berbuka

Salah satu kebiasaan yang sering terjadi saat berbuka adalah membeli atau memasak terlalu banyak makanan. Rasa lapar yang menumpuk seharian bisa membuat kita berpikir bahwa kita akan menghabiskan banyak makanan, padahal kapasitas perut tetap terbatas.

Menurut British Nutrition Foundation, makan berlebihan setelah seharian berpuasa dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan membuat tubuh merasa lebih lemas. Oleh karena itu, cobalah untuk mengatur porsi makan secara wajar dan tidak membeli atau memasak dalam jumlah berlebihan.

Jika masih ada makanan sisa, simpan untuk sahur atau berbuka keesokan harinya agar tidak terbuang sia-sia. Dengan begitu, kita bisa menghemat pengeluaran dan juga mengurangi pemborosan makanan.

Berhemat selama Ramadhan bukan berarti harus mengorbankan kenikmatan berbuka, tetapi lebih kepada mengelola pengeluaran dengan lebih bijak. Dengan membuat anggaran yang jelas, memasak sendiri, menghindari belanja impulsif, serta membatasi buka bersama di luar, kita bisa mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Selain itu, mengutamakan sedekah, memanfaatkan promo secara bijak, serta menghindari makanan berlebihan juga akan membantu menjaga keseimbangan finansial selama bulan puasa. Dengan menerapkan kebiasaan ini, Ramadhan bisa menjadi lebih bermakna, bukan hanya dari segi ibadah tetapi juga dalam mengelola keuangan dengan lebih baik.

Referensi

• Financial Planning Association, "Budgeting Strategies for Festive Seasons" (2023)

• The Journal of Consumer Research, "Effects of Home Cooking on Household Expenditure" (2022)

• American Marketing Association, "Impulse Buying and Hunger: A Psychological Study" (2021)

• Indonesia Consumer Insight, "The Impact of Ramadhan on Food and Beverage Spending" (2023)

• World Health Organization (WHO), "Sugar Consumption and Health Risks" (2022)

• Charity Aid Foundation, "Sustained Giving vs. One-Time Donations" (2023)

• British Nutrition Foundation, "Healthy Eating Habits During Fasting" (2023)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan