5 Faktor Kenapa Kewajiban Puasa “Dikecualikan” Untuk Mereka Yang Keterbatasan Akal

5 Faktor Kenapa Kewajiban Puasa “Dikecualikan” Untuk Mereka Yang Keterbatasan Akal--screnshoot dari web

KORANRM.ID – Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan, di mana umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Namun, tidak semua orang diwajibkan untuk berpuasa. Salah satu golongan yang tidak diwajibkan berpuasa adalah mereka yang tidak berakal. Pertanyaan yang sering muncul adalah, mengapa demikian? Artikel ini akan mengupas tuntas 5 alasan utama yang mendasarinya.

1. Puasa Membutuhkan Akal yang Sehat untuk Memahami Esensi Ibadah

Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus. Lebih dari itu, puasa adalah ibadah yang mengajarkan pengendalian diri, kesabaran, dan empati. Semua nilai-nilai ini membutuhkan pemahaman dan kesadaran yang hanya bisa dicapai oleh akal yang sehat. Orang yang tidak berakal tidak memiliki kemampuan untuk memahami esensi puasa, sehingga ibadah ini tidak diwajibkan bagi mereka.

BACA JUGA:Olahraga Saat Puasa Kapan Waktu Terbaik dan Apa Saja Manfaatnya

BACA JUGA:Segarnya Es Cappuccino Cincau, Takjil Buka Puasa yang Bikin Nagih!

Akal yang sehat memungkinkan seseorang untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk, memahami tujuan dari setiap tindakan, dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Tanpa akal yang sehat, seseorang tidak dapat memahami makna dari puasa, sehingga ibadah ini menjadi tidak relevan bagi mereka.

2. Puasa Memerlukan Niat dan Kesadaran Penuh

Salah satu rukun puasa adalah niat. Niat harus dilakukan dengan kesadaran penuh, yaitu mengetahui dan memahami apa yang akan dilakukan. Orang yang tidak berakal tidak memiliki kemampuan untuk berniat dengan benar, sehingga puasa mereka tidak sah.

Selain niat, puasa juga memerlukan kesadaran penuh dalam menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa. Orang yang tidak berakal mungkin tidak menyadari atau tidak mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, sehingga puasa mereka menjadi tidak sah.

BACA JUGA:Wajib di Jaga Selama Puasa, Ini 5 Cara Memenuhi Cairan di Bulan Puasa Agar Terhindar Dari Dehidrasi

BACA JUGA:Wajib Tau, 6 Tradisi di Nusantara Menjelang Bulan Puasa Ramadan

3. Puasa Membebani Fisik dan Mental

Puasa, terutama puasa Ramadan yang berlangsung selama sebulan penuh, membutuhkan kondisi fisik dan mental yang sehat. Orang yang tidak berakal mungkin memiliki kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan mereka untuk berpuasa.

Selain itu, puasa juga dapat membebani mental, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa. Orang yang tidak berakal mungkin tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan mental yang ditimbulkan oleh puasa, sehingga ibadah ini dapat membahayakan kesehatan mereka.

4. Puasa Bertujuan untuk Meningkatkan Ketakwaan

BACA JUGA:Ada 3 Opsi Usulan Jadwal Libur Selama Bulan Puasa Tapi Tunggu Hasil Rapat 3 Menteri Ini

Salah satu tujuan utama puasa adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Ketakwaan adalah kesadaran akan kehadiran Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan dan ketaatan kepada perintah-Nya.

Orang yang tidak berakal tidak memiliki kemampuan untuk memahami dan menghayati makna ketakwaan, sehingga puasa mereka tidak dapat mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, puasa tidak diwajibkan bagi mereka.

5. Puasa Merupakan Bentuk Rahmat dan Kasih Sayang Allah SWT

Allah SWT Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia tidak membebani hamba-Nya dengan sesuatu yang tidak mampu mereka lakukan. Puasa diwajibkan bagi mereka yang mampu secara fisik dan mental, serta memiliki akal yang sehat.

BACA JUGA:Selama Bulan Puasa Siswa - Siswi Tidak ke Sekolah

Bagi mereka yang tidak memenuhi syarat tersebut, Allah SWT memberikan keringanan dan tidak mewajibkan puasa. Hal ini merupakan bentuk rahmat dan kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa puasa tidak diwajibkan bagi mereka yang tidak berakal karena ibadah ini membutuhkan akal yang sehat, niat dan kesadaran penuh, kondisi fisik dan mental yang prima, serta pemahaman akan tujuan puasa itu sendiri. Selain itu, hal ini juga merupakan bentuk rahmat dan kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya.

Artikel Ini Dilansir dari berbagai sumber : baznas.go.id dan human-initiative.org

https://baznas.go.id/artikel-show/Syarat-Sah-Puasa:-Panduan-Utama-untuk-Memastikan-Keabsahan-Puasa-Anda/336

Tag
Share