Detektif Tubuhmu, Mengenali Alergi Makanan dan Mengapa Hal Itu Terjadi

Detektif Tubuhmu, Mengenali Alergi Makanan dan Mengapa Hal Itu Terjadi--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Alergi makanan, reaksi sistem imun tubuh terhadap zat tertentu dalam makanan, merupakan masalah kesehatan yang semakin umum terjadi. Gejalanya bisa ringan hingga mengancam jiwa, sehingga penting untuk memahami bagaimana cara mendeteksinya dan mengapa hal ini bisa terjadi. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang cara mengetahui kita alergi makanan dan mekanisme di balik reaksi alergi tersebut.
Bagaimana Mengetahui Kita Alergi Makanan?
Mendiagnosis alergi makanan membutuhkan ketelitian dan seringkali melibatkan beberapa langkah. Berikut adalah beberapa cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki alergi makanan:
BACA JUGA:Si Kecil Alergi Susu? Tenang, Ada Solusi! Panduan Lengkap Mengatasi Alergi Susu pada Anak
BACA JUGA:Dingin Menyerbu, Kulit Meradang: Mengungkap Misteri Alergi Dingin dan Cara Mengatasinya
1. Mengidentifikasi Gejala:
Gejala alergi makanan sangat beragam, tergantung pada jenis makanan dan tingkat keparahan reaksi. Beberapa gejala umum meliputi:
* Reaksi kulit: Ruam, gatal-gatal, bengkak (urtikaria), eksim.
* Reaksi saluran pernapasan: Hidung tersumbat, bersin-bersin, batuk, sesak napas, bahkan syok anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam jiwa).
* Reaksi saluran pencernaan: Mual, muntah, diare, kram perut.
* Reaksi sistemik: Pusing, pingsan, penurunan tekanan darah, denyut jantung cepat.
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini setelah mengonsumsi makanan tertentu, ada kemungkinan Anda alergi terhadap makanan tersebut. Perhatikan waktu munculnya gejala setelah mengonsumsi makanan yang dicurigai. Gejala biasanya muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah konsumsi.
BACA JUGA:Mengenal Alergi Dingin, Bahaya dan Cara Menanganinya
2. Mencatat Makanan yang Dikonsumsi:
Mencatat semua makanan yang dikonsumsi dalam beberapa hari atau minggu terakhir dapat membantu mengidentifikasi makanan penyebab alergi. Perhatikan pola munculnya gejala dan kaitannya dengan makanan tertentu. Aplikasi pencatat makanan atau jurnal makanan dapat membantu dalam proses ini.
3. Konsultasi dengan Dokter:
Langkah terpenting adalah berkonsultasi dengan dokter atau ahli alergi-imunologi. Dokter akan melakukan wawancara medis, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan melakukan pemeriksaan fisik. Mereka mungkin juga akan merekomendasikan beberapa tes untuk memastikan diagnosis alergi makanan.
4. Tes Alergi:
Beberapa tes yang umum digunakan untuk mendiagnosis alergi makanan meliputi:
* Tes kulit: Tes tusuk kulit (skin prick test) merupakan tes yang paling umum digunakan. Sejumlah kecil ekstrak makanan diletakkan di kulit, lalu kulit ditusuk dengan jarum steril. Reaksi positif ditandai dengan benjolan merah dan gatal di tempat tusukan.
* Tes darah: Tes darah dapat mengukur kadar imunoglobulin E (IgE) spesifik terhadap makanan tertentu. IgE adalah antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi.
* Tes provokasi makanan (oral food challenge): Tes ini dilakukan di bawah pengawasan dokter dan melibatkan konsumsi makanan yang dicurigai secara bertahap. Dokter akan memantau reaksi tubuh Anda terhadap makanan tersebut. Tes ini merupakan tes yang paling akurat, tetapi juga berisiko.
BACA JUGA:Rahasia Mengolah Talas, Nikmati Kelezatannya Tanpa Gatal!
BACA JUGA:Wajib di Perhatikan! Bedanya Gatal Biasa dengan Gatal Akibat diabetes
Mengapa Alergi Makanan Terjadi?
Alergi makanan terjadi ketika sistem imun tubuh salah mengidentifikasi protein dalam makanan sebagai zat berbahaya. Sistem imun kemudian merespon dengan memproduksi antibodi IgE yang menempel pada sel mast. Ketika tubuh terpapar kembali dengan protein yang sama, antibodi IgE akan mengikat protein tersebut, memicu pelepasan histamin dan zat kimia lainnya dari sel mast. Zat-zat kimia ini menyebabkan gejala alergi yang beragam.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko alergi makanan meliputi:
* Genetik: Riwayat keluarga dengan alergi makanan meningkatkan risiko seseorang mengalami alergi makanan.
* Usia: Alergi makanan sering muncul pada masa bayi dan anak-anak, meskipun bisa juga muncul pada usia dewasa.
* Paparan makanan: Paparan dini terhadap alergen tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan risiko alergi, tergantung pada faktor-faktor lain.
* Faktor lingkungan: Faktor lingkungan seperti polutan udara juga dapat berperan dalam perkembangan alergi makanan.
Penanganan Alergi Makanan:
Penanganan alergi makanan berfokus pada menghindari makanan penyebab alergi. Membaca label makanan dengan teliti dan menghindari kontaminasi silang sangat penting. Dalam kasus reaksi alergi yang parah, dokter mungkin akan meresepkan epinefrin (adrenalin) auto-injector untuk digunakan dalam keadaan darurat.
Mendeteksi alergi makanan membutuhkan pendekatan yang komprehensif, mulai dari identifikasi gejala hingga tes alergi yang dilakukan oleh profesional medis. Memahami mekanisme alergi makanan membantu kita untuk lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Jika Anda mencurigai alergi makanan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat. Ingat, pencegahan dan penanganan yang tepat dapat membantu Anda menjalani hidup yang sehat dan bebas dari reaksi alergi yang tidak diinginkan.