Tren Self-Healing Materials Masa Depan Bangunan yang Bisa Memperbaiki Diri Sendiri

Tren Self-Healing Materials Masa Depan Bangunan yang Bisa Memperbaiki Diri Sendiri--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Inovasi dalam bidang material konstruksi terus berkembang, dan salah satu terobosan paling menarik adalah penggunaan self-healing materials atau material yang bisa memperbaiki dirinya sendiri. Teknologi ini menjanjikan revolusi dalam industri bangunan dengan mengurangi biaya perawatan dan memperpanjang usia infrastruktur. 

Self-healing materials adalah jenis bahan yang dapat secara otomatis memperbaiki kerusakan kecil tanpa intervensi manusia. Material ini bekerja dengan berbagai mekanisme, seperti pelepasan kapsul mikro yang mengandung agen penyembuh, reaksi kimia tertentu saat terjadi keretakan, atau kemampuan biologis seperti bakteri yang memproduksi kalsium karbonat untuk mengisi retakan dalam beton.

BACA JUGA:Biaya Konsumsi Listrik Tiba Tiba Melonjak Naik, 5 Penyebab Kebocoran Listrik di Rumah

BACA JUGA:Rahasia Sehat dari Buah Naga: 10 Manfaat Luar Biasa yang Wajib Anda Ketahui!

Beberapa perusahaan dan lembaga penelitian terkemuka di dunia mengembangkan teknologi ini. Misalnya, para ilmuwan di Universitas Delft, Belanda, telah mengembangkan beton self-healing yang mengandung bakteri khusus yang aktif saat terkena air. Selain itu, perusahaan material global seperti BASF dan MIT juga bekerja pada polimer dan logam yang memiliki sifat penyembuhan sendiri.

Penelitian tentang self-healing materials mulai berkembang pesat sejak awal 2000-an, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan material yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan. Perkembangan terbaru dalam nanoteknologi dan bioteknologi semakin mempercepat penerapan material ini dalam berbagai industri.

Penerapan terbesar self-healing materials saat ini dapat ditemukan dalam sektor konstruksi dan infrastruktur. Beton yang dapat memperbaiki dirinya sendiri sangat berguna dalam membangun jembatan, jalan raya, dan gedung pencakar langit yang sering mengalami retakan akibat perubahan suhu dan tekanan. 

BACA JUGA:Tren ‘Co-Living’ Gaya Hidup Baru untuk Generasi yang Tidak Mau Punya Rumah

Selain itu, material ini juga mulai digunakan dalam industri otomotif dan dirgantara untuk meningkatkan daya tahan dan mengurangi kebutuhan perawatan.

Self-healing materials menjadi sangat penting karena dapat mengurangi biaya pemeliharaan dan meningkatkan ketahanan bangunan terhadap kerusakan. 

Teknologi ini juga berkontribusi dalam keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi limbah konstruksi dan penggunaan sumber daya alam yang berlebihan. Dalam jangka panjang, material ini berpotensi mengubah cara manusia membangun dan memelihara infrastruktur.

Self-healing materials bekerja dengan berbagai cara, tergantung pada jenis materialnya. Dalam beton, bakteri yang tertanam dalam campuran beton akan aktif saat terjadi retakan dan mengeluarkan kalsium karbonat untuk menutup celah. 

BACA JUGA:Nostalgia Rasa, Resep Bolu Pandan Santan Jadul yang Menggoda

Dalam polimer, mikrokapsul yang berisi bahan penyembuh akan pecah saat terjadi kerusakan dan menutup kembali permukaan yang rusak. Sementara itu, dalam logam, reaksi kimia tertentu dapat memungkinkan material untuk mengisi kembali mikroretakan yang muncul akibat kelelahan material.

self-healing materials adalah inovasi yang dapat membawa perubahan besar dalam industri konstruksi dan manufaktur. Dengan kemampuannya untuk memperbaiki kerusakan secara otomatis, material ini dapat meningkatkan ketahanan, mengurangi biaya, dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Seiring dengan perkembangan teknologi, penerapan material ini kemungkinan akan semakin meluas dalam berbagai sektor.

Referensi

• Jonkers, H. M. (2010). "Bacteria-Based Self-Healing Concrete." Delft University of Technology.

• White, S. R. et al. (2001). "Autonomic Healing of Polymer Composites." Nature.

• BASF (2023). "Innovations in Self-Healing Materials."

 

Tag
Share