Perjuangan DLH Mengatasi Sampah, Inilah Langkah yang Dilakukan

Armada pengangkut sampah milik DLH Mukomuko.-Venty -Radar Mukomuko

koranrm.id - Dinas Lingkungan Hidup terus berupaya untuk terus mengelola sampah yang ada di Kabupaten Mukomuko. Di tengah kurangnya dana dan sarana-prasarana Dinas Lingkungan Hidup tetap memberikan yang terbaik untuk menjaga kebersihan dan keindahan Kota Mukomuko.

“Alhamdulillah kalau untuk program di bidang pengolahan sampah, khususnya yang terkait sampah ya, itu ada dua kegiatan. Yang pertama itu pengolahan sampah yang di TPA, kegiatannya nyapu jalan, ngangkut sampah ke TPA dan yang kedua pengadaan sarana-prasarana pengolahan sampah, seperti pengadaan tong sampah” kata Kabid Pengelolaan Sampah, Limbah B3 ? Pengendalian Pencemaran, Ali Mukhibin (29/7).

Saat ini ada 26 tong sampah yang siap diletakkan di fasilitas-fasilitas umum yang merupakan sumber-sumber timbulan sampah.

“Kami juga menunggu petunjuk Bupati lokasi mana yang menjadi prioritas untuk penempatan tong sampah ini karena jumlahnya terbatas dan juga baru tahun ini ada pengadaan tong sampah,” sambungnya.

BACA JUGA:Membersihkan Noda Membandel di Lantai Keramik

Untuk saat ini kegiatan pengolahan sampah adanya keterbatasan anggaran, program masih sebatas khusus daerah kota. Seperti penyapuan jalan-jalan, lalu pengangkutan sampah yaitu khususnya lingkungan Kecamatan Mukomuko dibawa ke TPA. Untuk  daerah yang berada jauh ditempatkan kontainer-kontainer seperti di pasar Ipuh dan pasar Penarik. Dengan anggaran yang sangat minim Dinas Lingkungan Hidup tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat.

“Petugas pengambilan sampah dilakukan setiap hari, kecuali hari Minggu ya libur. Pengangkatan sampah pakai dua truk dan dua amrol itulah yang disuruh menangani sampah se-kabupaten, kemudian ditambah hanya 14 kontainer sampah dan yang bagus hanya ada 8,” imbuhnya.

Selain itu adapun hal yang menarik ditemui bahwa ada yang jadi permasalahan ketika ada instruksi pemerintah daerah dan pusat untuk melakukan outsourcing. Harus adanya proses outsourcing sementara tidak boleh honorer, dimana tidak tahu siapa yang harus menggaji, sampai outsourcing itu terlaksana. Ini yang menjadi kendala beberapa minggu belakangan, banyaknya sampah yang tidak terangkat apalagi status pekerja yang tidak jelas. Dan dengan minimnya armada pengangkut sampah, Dinas Lingkungan Hidup sangat kesulitan di lapangan ketika adanya keterbatasan sarana-prasarana yang sangat mempengaruhi cakupan layanannya.

BACA JUGA:Rahasia Dapur yang Selalu Rapi dan Bersih

Pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berada di Desa Selagan Jaya. Sampai saat ini sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah rumah tangga, hanya saja masyarakat belum terbudaya untuk melakukan pemilihan. Ketika ada sampah organik harusnya bisa dimanfaatkan menjadi kompos, karena itu diminta untuk setiap rumah tangga membuat lubang di belakang rumahnya, di mana sampah itu juga bisa digunakan kembali menjadi pupuk kompos.  

"TPA kita baru satu di Selagan Jaya dan sedang diusulkan kemarin untuk pembangunan TPST, sekarang lagi pengadaan tanah di wilayah selatan, wilayah Ipuh. Kami tentu butuh dukungan pemerintah karena luas layanan kita tidak mungkin bisa mencapai seluruh kabupaten kalau dukungan sarana-prasarana dan anggaran tidak ada,” tutupnya.

Seluruh masyarakat tentu sangat diimbau untuk bisa melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Paling utama harus meningkatkan kesadaran kita untuk membuang sampah pada tempatnya, agar terciptanya lingkungan yang bersih, asri, dan indah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan