RADARMUKOMUKOBACAKORAN.COM - Kematian dini adalah sebuah fenomena yang bisa terjadi pada siapa saja. Namun seringkali dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.
Beberapa kebiasaan yang tampaknya sepele justru dapat meningkatkan risiko kematian dini. Berikut adalah lima kebiasaan yang perlu diwaspadai, dan dapat memengaruhi kualitas hidup serta harapan hidup Anda.
1. Merokok
Merokok merupakan salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya, seperti kanker paru, serangan jantung, dan stroke. Kandungan bahan kimia dalam rokok merusak organ tubuh secara perlahan, dan memperpendek usia.
BACA JUGA:Berpetualang di Pulau Osi yang Menyenangkan dengan Pengalaman Baru
BACA JUGA:5 Faktor Penyebab Gangguan Psikologi Kebohongan Patologis Mythomania
Bahkan, berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh Alomedika, seseorang yang merokok dapat kehilangan hingga 10 tahun hidupnya dibandingkan dengan yang tidak merokok.
2. Kurang Tidur
Tidur adalah bagian penting dalam proses pemulihan tubuh, dan tidur yang cukup sangat berpengaruh terhadap kesehatan jantung dan sistem imun tubuh. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Journal of the American College of Cardiology, orang yang kurang tidur, terutama yang tidur kurang dari 5-6 jam per malam, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, stroke, dan bahkan diabetes tipe 2.
Dalam konteks Indonesia, Kementerian Kesehatan juga mengingatkan pentingnya tidur yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah gangguan kesehatan lainnya.
BACA JUGA:Mana yang Lebih Baik Maindi di Malam Hari Atau di Pagi Hari? Simak Penjelasanya disini
BACA JUGA:Warga Mukomuko Minta Ichwan Yunus Dimakamkan di Mukomuko
3. Kurang Aktivitas Fisik
Sedentarisme atau kurangnya aktivitas fisik dapat memperburuk berbagai kondisi kesehatan, termasuk obesitas, diabetes, dan hipertensi. Data dari Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa orang yang tidak aktif secara fisik memiliki risiko dua kali lebih besar terkena penyakit jantung dan stroke dibandingkan mereka yang rutin berolahraga.
Menurut Perhimpunan Dokter Indonesia (PDUI), cukup melakukan aktivitas fisik sederhana seperti berjalan kaki atau bersepeda dapat mengurangi risiko tersebut.