radarmukomukobacakoran.com-Di sebuah rumah sakit kecil di pinggiran kota, Dokter Maya sedang menjalani shift malamnya. Suasana sepi seperti biasanya, hanya ditemani suara mesin-mesin monitor dan langkah kaki sesekali dari perawat yang lewat. Malam itu, semuanya tampak biasa saja sampai sebuah ambulans tiba dengan kecepatan tinggi, membawa seorang pasien yang kondisinya misterius.
"Dokter Maya, ini pasien yang ditemukan pingsan di tengah jalan," kata salah satu paramedis. "Tidak ada identitas, dan keadaannya... aneh."
Maya segera memeriksa pasien itu. Pria tersebut terlihat berusia sekitar 30-an, dengan pakaian yang tidak biasa. Bahan kainnya tampak seperti logam, tetapi lembut dan fleksibel. Lebih aneh lagi, kulit pria itu menunjukkan pola bercahaya samar, seolah ada aliran energi di bawahnya.
Saat Maya mencoba memeriksa tanda vitalnya, ia terkejut karena alat monitor tidak dapat membaca denyut nadi maupun tekanan darah pasien. "Apa ini?" gumam Maya sambil mencoba alat lain. Namun, hasilnya tetap sama.
BACA JUGA:RS Pratama Beroperasi Januari, Mulai Melayani Pasien Februari
BACA JUGA:Tak Perlu Pakai Skincare, 6 Bahan Alami Ini Bisa Bikin Wajah Glowing
Ketika Maya memegang tangan pasien, pria itu tiba-tiba membuka matanya. Matanya bersinar seperti cahaya biru neon. Dengan suara serak, ia berkata, "Tahun berapa sekarang?"
Maya terdiam sejenak sebelum menjawab, "Ini tahun 2025."
Pria itu menghela napas panjang, seolah lega namun juga penuh kekhawatiran. "Namaku Kael," katanya. "Aku berasal dari tahun 3025. Aku sedang dalam misi penting, tetapi sesuatu terjadi dan mesinku rusak.
Maya mengernyit. "Tunggu, kamu bilang kamu dari masa depan? Bagaimana mungkin itu terjadi?"
Kael mencoba bangkit, tetapi tubuhnya tampak lemah. "Aku tidak punya banyak waktu," katanya. "Ada sebuah peristiwa besar yang akan terjadi di tahun ini, sesuatu yang akan mengubah masa depan selamanya. Aku di sini untuk menghentikannya."
BACA JUGA:Keluarga Pasien RSUD Mukomuko Digigit Nyamuk, Sorot Kebersihan Minim
Maya menatap Kael dengan skeptis, tetapi ada sesuatu dalam nada suaranya yang membuatnya ingin percaya. "Peristiwa apa yang kamu maksud?" tanyanya.
"Sebuah eksperimen teknologi," jawab Kael. "Di sebuah laboratorium rahasia di kota ini, mereka sedang mencoba menciptakan sumber energi baru. Namun, jika percobaan itu gagal, ledakannya akan menghancurkan sebagian besar kota dan menciptakan dampak lingkungan yang tak terbayangkan di masa depan."
Maya merasa sulit mencerna semua informasi itu. "Bagaimana aku bisa membantu?" tanyanya akhirnya.
"Aku membutuhkan akses ke teknologi modern di sini untuk memperbaiki perangkatku," kata Kael sambil menunjuk ke gelang logam yang melingkari pergelangan tangannya. "Dengan itu, aku bisa melacak lokasi laboratorium dan menghentikan eksperimen sebelum terlambat."
Maya mengangguk, meskipun ia masih merasa ragu. Ia membawa Kael ke ruang penyimpanan peralatan medis, tempat ia mencoba menghubungkan gelang Kael ke komputer. Setelah beberapa saat, layar komputer mulai menampilkan data yang tak biasa. Kael segera mengetik sesuatu dengan cepat.
"Ini dia," kata Kael. "Laboratorium itu terletak di pinggir kota. Kita harus pergi sekarang."
Maya merasa terjebak di antara rasa takut dan rasa tanggung jawab. Akhirnya, ia memutuskan untuk percaya pada Kael. Dengan mobilnya, mereka menuju lokasi yang dimaksud. Di sepanjang perjalanan, Kael menjelaskan lebih banyak tentang masa depan, termasuk bagaimana teknologi telah berkembang pesat, tetapi juga membawa banyak risiko.
Ketika mereka tiba di laboratorium, suasana di sana tampak sunyi. Namun, di dalam, Maya dan Kael menemukan sekelompok ilmuwan yang sedang bersiap untuk mengaktifkan mesin besar. Kael segera mendekati mereka dan berteriak, "Hentikan! Mesin ini tidak stabil!"
Para ilmuwan tampak bingung, tetapi salah satu dari mereka, seorang pria tua bernama Dr. Wira, mengenali gelang di tangan Kael. "Bagaimana kamu bisa mendapatkan itu?" tanya Dr. Wira.
Kael menjelaskan bahwa ia berasal dari masa depan, dan gelang itu adalah teknologi yang hanya digunakan oleh peneliti masa depan. "Saya tahu ini sulit dipercaya, tetapi eksperimen ini akan gagal dan menyebabkan bencana besar."
Dr. Wira tampak ragu, tetapi akhirnya ia memutuskan untuk menghentikan aktivasi mesin. "Kita perlu memeriksa ulang semuanya," katanya kepada timnya.
Kael membantu mereka menyesuaikan parameter mesin, menggunakan pengetahuan dari masa depannya. Setelah beberapa jam, mereka akhirnya berhasil menstabilkan mesin tanpa risiko ledakan.
"Kamu telah menyelamatkan banyak nyawa," kata Dr. Wira kepada Kael.
Kael tersenyum lemah. "Itu tugas saya. Tapi sekarang, saya harus kembali ke masa depan."
Dengan bantuan Maya, Kael memperbaiki mesinnya dan mengaktifkan perangkat waktu. Sebelum pergi, ia menatap Maya. "Terima kasih telah mempercayaiku. Masa depan dunia ini jauh lebih baik karena keberanianmu."
Dalam sekejap, Kael menghilang, meninggalkan Maya di tengah malam yang sunyi. Meski kejadian itu terasa seperti mimpi, Maya tahu bahwa ia telah menjadi bagian dari sesuatu yang luar biasa. Ia kembali ke rumah sakit dengan hati yang penuh harapan, percaya bahwa masa depan adalah sesuatu yang dapat dibentuk oleh keberanian dan pilihan kita hari ini.
Kategori :