Marah-Marah Bikin Darah Tinggi, Mitos atau Fakta?

Jumat 08 Nov 2024 - 07:20 WIB
Reporter : Irma
Editor : Deni Saputra

radarmukomukobacakoran.com-Pernahkah Anda merasakan tubuh mendadak panas, jantung berdebar kencang, dan kepala terasa berputar saat sedang marah? Perasaan marah memang bisa memicu berbagai reaksi fisik yang tak nyaman, dan salah satu yang sering dikaitkan dengannya adalah peningkatan tekanan darah.

Mitos atau fakta, benarkah marah-marah bikin darah tinggi?

Mekanisme Marah dan Dampaknya pada Tekanan Darah

Saat marah, tubuh kita mengalami serangkaian perubahan fisiologis yang kompleks. Sistem saraf simpatik, yang bertanggung jawab untuk respons "fight or flight", diaktifkan. Hal ini menyebabkan pelepasan hormon seperti adrenalin dan kortisol, yang memicu berbagai efek, termasuk:

BACA JUGA:Bahaya Mengintai! Ini Dampak Buruk Main HP Sebelum Tidur yang Sering Diabaikan

BACA JUGA:6 Sikap Karismatik yang Bikin Kamu Nggak Diremehkan Lagi oleh Orang Sekitar!

BACA JUGA:Memahami Perbedaan Mata Minus dan Cylinder, Menjelajahi Dunia Lensa Kacamata

* Peningkatan detak jantung: Adrenalin mempercepat denyut jantung untuk meningkatkan aliran darah ke otot.

* Peningkatan tekanan darah: Vasokonstriksi, penyempitan pembuluh darah, terjadi akibat pelepasan hormon stres. Hal ini meningkatkan resistensi aliran darah, sehingga tekanan darah meningkat.

* Peningkatan pernapasan: Tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen saat dalam keadaan stres, sehingga pernapasan menjadi lebih cepat dan dalam.

* Peningkatan aliran darah ke otot: Adrenalin mengarahkan aliran darah ke otot-otot yang dibutuhkan untuk melawan atau melarikan diri.

Hubungan Marah dan Tekanan Darah Tinggi

Meskipun marah dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah secara sementara, hal ini tidak selalu berarti bahwa marah-marah dapat menyebabkan tekanan darah tinggi secara kronis.

Fakta:

* Peningkatan tekanan darah sementara: Marah memang dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah yang signifikan, tetapi efek ini biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit.

* Pengaruh jangka panjang: Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering marah dan mengalami stres kronis memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi.

* Faktor lain: Tekanan darah tinggi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti genetika, gaya hidup, dan penyakit tertentu. Marah hanyalah salah satu faktor yang dapat berkontribusi.

Mitos:

* Marah langsung menyebabkan tekanan darah tinggi: Marah sendiri tidak secara langsung menyebabkan tekanan darah tinggi.

* Setiap kali marah, tekanan darah akan meningkat: Tidak semua orang mengalami peningkatan tekanan darah yang signifikan saat marah.

* Marah-marah selalu berbahaya: Marah bukanlah sesuatu yang harus dihindari sepenuhnya. Ekspresi marah yang sehat dan terkontrol dapat membantu mengurangi stres dan mencegah penumpukan emosi negatif.

Cara Mengelola Marah dan Mencegah Tekanan Darah Tinggi

* Kenali pemicu marah: Identifikasi situasi atau orang yang sering memicu kemarahan Anda.

* Latih teknik relaksasi: Teknik seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh.

* Komunikasi yang efektif: Berlatihlah untuk mengekspresikan perasaan marah secara asertif dan konstruktif.

* Cari dukungan: Berbicara dengan teman, keluarga, atau terapis dapat membantu Anda dalam mengelola stres dan kemarahan.

* Gaya hidup sehat: Mengatur pola makan, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.

Marah-marah memang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah secara sementara, tetapi tidak selalu berarti bahwa marah-marah dapat menyebabkan tekanan darah tinggi secara kronis. Peningkatan tekanan darah kronis dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan marah hanyalah salah satu dari banyak faktor yang berkontribusi.

Mengelola kemarahan dengan cara yang sehat dan menerapkan gaya hidup sehat sangat penting untuk menjaga tekanan darah tetap stabil dan mencegah risiko penyakit kardiovaskular.

Catatan: Artikel ini ditulis untuk tujuan informasi umum dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat medis profesional. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan Anda, konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan lainnya.

 

 

 

Kategori :