Hari Ini Panen Padi Demplot Full Organik

Rabu 02 Oct 2024 - 19:34 WIB
Reporter : SAHAD
Editor : SAHAD

radarmukomukobacakoran.com– Jika tidak ada aral melintang, pagi ini Kamis 3 Oktober 2024, akan dilakukan panen padi di Desa Ranah Karya, Kecamatan Lubuk Pinang. Tepatnya di sawah milik Sukawi, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Harapan Karya. Panen ini serasa istimewa karena merupakan Demontration Plot (Dempot) tanaman padi full organik. Selain itu, tanam padi full organik juga merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Sukawi.

‘’Kalau tidak ada kendala, hari Kamis kami panen di Demplot organik. Demplot ini baru uji coba,’’ ujar Sukawi saat dihubung wartawan koran ini, Selasa 1 Oktober 2024.

Sukawi menyampaikan, sawah merupakan sumber pendapatan keluarga selama ini. Selain ditanami padi, sekali-kali ditanami palawija. Selama ini tanaman baik padi maupun holtikultura mengutamakan unorganik. Seiring berjalannya waktu harga kebutuhan tanaman, baik pupuk maupun pestisida unorganik harganya melambung, hampir tidak terjangkau oleh petani. Oleh karena itu, ia mulai berpikir untuk melakukan modifikasi. Tujuannya untuk menekan biaya tanam.

BACA JUGA:Investor Jepang Lirik Potensi Biomass Energy Mukomuko

‘’Bagi petani seperti kami, pupuk dan pestisida menjadi kebutuhan utama. Pupuk subsidi dibatasi baik jumlah maupun jenisnya. Pupuk non subsidi harga mahal sekali. Sedangkan pestisida subsidi nggak ada,’’ tambah Sukawi.

Kondisi seperti itulah yang membuat petani berpikir untuk menurunkan biaya tanam. Dikatakan Sukawi, untuk mengurangi penggunaan pupuk sintetis, sejak beberapa tahun belakangan ia menggunakan pupuk kompos. Ia menggunakan jerami sisa panen, menjadi pupuk organik. 

‘’Sudah lama saya tanam semi organik. Tidak ada formula khusus, hanya mengguna jerami sisa panen serta kotoran sapi,’’ kata Sukawi.

Masih Sukawi, pada musim panen kali ini, ia mencoba membuat tanaman padi full organik. Luasnya hanya 1/8 Hektare (Ha). Varietas padi AGT 303, padi ditanam pada 6 Juli 2024. Tanaman padi mendekati umur 90 hari dan siap dipanen.

Dikatakan Sukawi, uji coba tanam padi full organik ini dalam rangka mengembangkan diri serta mencoba hal yang baru. Harapannya hal ini bisa dijadikan solusi ketika harga pupuk dan pestisida unorganik sulit dijangkau.

BACA JUGA:Mess Hilgers dan Eliano Reijnders Resmi Menjadi WNI

‘’Kami tanam padi sudah puluhan tahun, tapi yang full organik baru mencoba sekarang. Kalau semi organik sudah lama. Meskipun petani, juga harus ada perkembangan,’’ kata Sukawi.

Bagaimana perkembangan tanaman padi full organik? Perbedaan yang cukup mencolok jumlah anaknya lebih sedikit dibandingkan unorganik. Perbedaan lain, daun bendera lebih pendek sehingga buah padi lebih cepat masak. Penggunaan agen hayati, membuat tanaman lebih tahan dari serangan hama maupun penyakit.

‘’Kalau hasilnya belum tahu, karena padi belum dipanen. Begitu juga dengan residu kimia, perlu dilakukan uji laboratorium,’’ demikian Sukawi.

Tags :
Kategori :

Terkait