Banyak Keringat Ketika Berolahraga Belum Tentu Banyak Lemak Yang Terbakar, Ini Penjelasanya

Rabu 02 Oct 2024 - 07:13 WIB
Reporter : Fahran
Editor : Ahmad Kartubi

radarmukomuko.bacakoran.com- Banyak orang mempercai ketika berolahraga  banyak keringat yang keluar semakin banyak pula lemak yang terbakar.  

Terutama bagi mereka yang sedang giat menurunkan berat badan.  

Namun, benarkah keringat bercucuran menjadi indikator pembakaran lemak yang efektif?  

Faktanya,  hubungan antara keringat dan pembakaran lemak tidak sesederhana itu.  Mari kita bedah lebih lanjut fakta sebenarnya di balik mitos ini.

Keringat merupakan mekanisme alami tubuh untuk mengatur suhu internal. Ketika berolahraga, suhu tubuh meningkat, dan tubuh akan mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri. 

BACA JUGA:Cuaca Ekstrim, Petani Khawatir Tanaman Padi Roboh

BACA JUGA:Menaklukkan Puncak Afrika, Petualangan Menuju Puncak Gunung Kilimanjaro

BACA JUGA:Wajib di Perhatikan! 5 Tanda tubuh menua terlalu cepat

BACA JUGA:Hati-Hati, Ini Deretan Makanan yang Membuat Wajah Cepat Tua

Kelenjar keringat akan melepaskan cairan yang terdiri dari air, garam, dan sedikit mineral lainnya ke permukaan kulit.  

Proses penguapan keringat inilah yang membantu menurunkan suhu tubuh dan menjaga agar tidak terjadi overheating.  

Jadi,  keringat lebih berperan sebagai sistem pendingin tubuh, bukan indikator langsung dari jumlah lemak yang terbakar.

Jumlah keringat yang dikeluarkan setiap individu  bervariasi, dipengaruhi oleh  faktor genetika,  intensitas latihan,  suhu dan kelembaban lingkungan,  jenis pakaian yang dikenakan,  serta kondisi fisik masing-masing.  

Seseorang dengan metabolisme tubuh yang lebih cepat cenderung  berkeringat lebih banyak.  

Begitu pula saat berolahraga di lingkungan yang panas dan lembab, produksi keringat akan meningkat.  Oleh karena itu,  banyaknya keringat tidak bisa dijadikan patokan utama untuk mengukur efektivitas pembakaran lemak.

Lantas, bagaimana cara mengetahui  seberapa banyak lemak yang terbakar saat berolahraga?  Jawabannya adalah dengan mengukur intensitas latihan.  Intensitas latihan dapat diukur dengan menghitung detak jantung atau menggunakan skala Borg, yaitu skala subjektif untuk menilai seberapa keras tubuh bekerja.  Semakin tinggi intensitas latihan, semakin banyak kalori yang terbakar, termasuk kalori dari lemak.

Jenis olahraga juga memengaruhi jumlah lemak yang terbakar.  Olahraga kardio seperti lari, bersepeda, dan berenang  efektif untuk membakar kalori dan lemak.  Sedangkan latihan kekuatan seperti angkat beban  lebih fokus pada pembentukan massa otot.  Kombinasi keduanya  akan memberikan hasil yang optimal dalam program penurunan berat badan.

Selain olahraga,  pola makan juga memegang peranan penting dalam pembakaran lemak.  Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang  akan mendukung proses pembakaran lemak  dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.  Pastikan asupan kalori harian  lebih rendah dari jumlah kalori yang dibakar  agar tubuh dapat menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi.

Meskipun keringat bukan indikator utama pembakaran lemak,  berkeringat saat berolahraga tetap memiliki manfaat lain bagi tubuh.  Keringat membantu  mengeluarkan racun dari dalam tubuh,  membersihkan pori-pori kulit,  dan meningkatkan sirkulasi darah.  Selain itu,  berkeringat juga dapat memberikan rasa puas dan  meningkatkan mood setelah berolahraga.

Jadi,  jangan terpaku pada jumlah keringat yang keluar saat berolahraga.  Fokuslah pada  intensitas dan jenis olahraga  yang dilakukan,  serta imbangi dengan pola makan yang sehat.  Dengan  menerapkan gaya hidup sehat secara konsisten,  Anda dapat mencapai tujuan  penurunan berat badan  dan  memperoleh manfaat kesehatan  secara optimal.

Ingatlah,  kesehatan adalah investasi jangka panjang.  Lakukan olahraga secara teratur  dan  jadikan  sebagai bagian dari gaya hidup sehat Anda.  Jangan mudah tergoda dengan mitos  yang beredar,  dan selalu konsultasikan  dengan  ahli kesehatan  untuk mendapatkan  informasi  yang tepat  dan  terpercaya.

Artikel Ini Dilansir Dari Berbagai Sumber : timesindonesia.co.id dan www.halodoc.com

 

 

Kategori :