KORAN DIGITAL RM - Pemerintah Desa Gajah Mati Kecamatan Sungai Rumbai Mukomuko, salah satu desa yang cukup konsisten melakukan pencegahan stunting dan Tuberkulosis (TBC) dalam wilayah desanya. Selain memberikan sosialisasi dan edukasi. Pemerintah Desa (Pemdes) Gajah Mati juga memberikan penyuluhan dan pelatihan khusus kepada masyarakat desanya terkait pencegahan stunting dan TBC. Dalam pelatihan yang diselenggarakan Kamis,(22/8) kemarin. Pemdes Gajah Mati menghadirkan lima orang narasumber yang cukup kompeten. Yaitu 2 orang perwakilan dari Puskesmas, perwakilan dari Kecamatan, perwakilan dari Penyuluh Lapangan (PL) Keluarga Berencana (KB) wilayah Kecamatan Sungai Rumbai dan perwakilan tenaga pendamping desa.
BACA JUGA:Tolak Hasil Pilkada, Massa Bertindak Anarkis, Provokator Diamankan
BACA JUGA:Anggota PWI Mukomuko Harumkan Nama Provinsi Bengkulu di Ajang Nasional
Kepala Desa (Kades) Gajah Mati, Bambang Irawan dihubungi mengatakan, kegiatan pencegahan stunting dan TBC ini memang sengaja dialokasikan dari DD tahun 2024. Pihaknya dari desa berharap dengan adanya kegiatan pelatihan ini, kedepan angka kasus stunting dan TBC di wilayah Desa Gajah Mati ini bisa tetap zero kasus. Untuk mempertahankan zero kasus ini, tentu tidak cukup hanya peran dari jajaran Pemdes saja. Tetapi semua elemen dan lembaga yang ada di dalam desa harus berperan dan berkontribusi. Setidaknya mensosialisasikan kepada masyarakat lain terkait dengan stunting dan TBC. "Pencegahan stunting dan TBC sudah menjadi salah satu prioritas kita di desa. Kita berharap dengan adanya kegiatan pelatihan ini, masyarakat desa gajah mati bisa paham apa itu stunting dan TBC. Kedua jenis penyakit ini harus dilakukan pencegahan," imbuhnya Kamis,(22/8) kemarin.
Dilanjutnya, setelah melaksanakan kegiatan pelatihan. Mereka langsung melaksanakan rembuk stunting. Yang tujuannya untuk memetakan apa saja langkah dan upaya yang akan mereka lakukan untuk pencegahan stunting tahun 2025 mendatang. Semua usulan yang disampaikan oleh kader posyandu, tokoh masyarakat dan pihak kesehatan dalam rembuk stunting ini. Kedepan dituangkan dalam berkas APBDes tahun 2025. Sebelum melaksanakan penyusunan RKPDes, mereka harus melaksanakan rembuk stunting dulu. "Ada dua kegiatan kita hari ini (kemarin red). Setelah penyuluhan pencegahan stunting dan TBC. Kita lanjut dengan kegiatan rembuk stunting untuk menampung usulan pencegahan dari masyarakat," ujarnya.
BACA JUGA:Manfaat Buah Rambutan Untuk Kesehatan: Kaya Nutrisi, Tapi Waspadai Efek Sampingnya
BACA JUGA:Sariawan? Atasi dengan Buah Segar yang Kaya Manfaat
Ditambahkan Bambang, semua materi yang dipaparkan oleh masing-masing pemateri ini. Diharapkan bisa dipahami oleh peserta. Dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mencegah terjadinya stunting dan TBC. Semua peserta dalam kebisuan ini juga diminta mensosialisasikan kepada masyarakat apa itu stunting dan ada bagaiman upacara pencegahannya. Selain itu pihaknya juga berharap semua warga desa gajah mati untuk bisa mencegah terjadinya penularan TBC. "Program pencegahan stunting ini adalah program pemerintah pusat yang harus direalisasikan oleh desa. Kita harap warga desa juga ikut berpartisipasi untuk mencegah stunting. Dan mencegah TBC," tambahnya.*