5 Makanan khas Pesisir Selatan Menawarkan Cita Rasa Unik , Menjadi Simbol Kearifan Lokal Masyrakat di sana

Senin 19 Aug 2024 - 10:58 WIB
Reporter : Drafael Nito Satria
Editor : Ahmad Kartubi

radarmukomuko.bacakoran.co -Pesisir Selatan sering dikenal dengan keindahan alam yang memukau, serta beragam kuliner khas yang menggugah selera.Setiap hidangan tentu saja menawarkan cita rasa unik yang mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Pesisir Selatan.

BACA JUGA:Pemda Kabupaten Mukomuko Upayakan Dana Pusat Rp160 Miliar Untuk Infrastruktur Jalan Ini di Tahun 2025

Diantara berbagai hidangan tradisional yang melegenda, terdapat lima makanan khas dari daerah ini yang wajib dicoba.Kelima makanan tersebut adalah Pinukuik batang kapeh, putu kambang, palai bada, sate lokan, dan mangkuak badeta batang kapeh.berikut lima makanan tradisional pesisir selatan yang enak dan unik :

1.Pinukuik Batang Kapas

Pinukuik Batang Kapas sekilas mirip pancake. Namun, terdapat perbedaan dari cara penyajian dan bahan bakunya. Begitu juga rasanya tidak kalah enaknya dan harganya murah meriah serta membuat ketagihan.

Kuliner ini berbahan utama kelapa dengan campuran tepung beras, tapai, gula dan vanili. Menariknya, kue ini tidak dengan menggunakan api secara langsung, tapi menggunakan serabut kelapa yang telah menjadi bara api.

BACA JUGA:Biawak, Predator Berkamuflase yang Tak Boleh Diremehkan

2.Mangkuak Badeta Batang Kapas

Mangkuak Badeta Batang Kapas ini terbuat dari tepung beras dan gula aren yang dicampur dengan gula pasir, santan, dan bahan lainnya. Kemudian ditambah dengan deta yang terbuat dari hasil percikan santan yang sudah diparut.

Dimasaknya dengan cara dikukus dengan menggunakan cetakan dari tempurung kelapa. Soal rasa dijamin enak dan harganya terjangkau juga. Penganan ini menjadi kudapan yang wajib juga dicoba bila melancong ke Kabupaten Pesisir Selatan.

BACA JUGA:Grujugan Sewu Pesona Air Terjun Tersembunyi di Lereng Merapi

3.Putu kambang

Kabupaten Pesisir Selatan juga memiliki kuliner berjenis kue putu yang bernama Putu Kambang. Sesuai namanya kuliner ini berasal dari Nagari Kambang Kecamatan Legayang, Kabupaten Pesisir Selatan.

Sayangnya Putu Kambang ini tidak dijual setiap hari sehingga tergolong kuliner yang sangat langka dan hanya dapat dijumpai di pasar tradisional daerah ini.

Putu Kambang mempunyai tekstur dan cara penyajiannya yang berbeda dengan kue putu pada umumnya. Kue ini berbahan dasar beras ketan hitam dengan campuran parutan kelapa yang diberi gula aren dan daun pandan di tengah adonannya.

BACA JUGA:Corn Ribs Sensasi Gurih dan Manis yang Menggugah Selera

Adonan kue ini dibungkus dengan daun pisang yang ukurannya sangat bervariasi kemudian dikukus. Bentuknya menyerupai palai atau pepes, tapi ini diikat oleh tali di ujung-ujungnya. Masyarakat sekitar terkadang menyebutnya dengan putu kujuik.

Putu Kambang merupakan kuliner tradisional Minangkabau yangyang t dikenal sejak zaman penjajahan. Dibuat dari resep nenek moyang yang masih menggunakan cara tradisional dengan mempertahankan cita rasanya yang autentik, manis, dan gurih.

4.Palai Bada

Palai Bada ini serupa dengan pepes ikan, tapi bahan dasarnya menggunakan ikan teri (bada) yang dicampur dengan parutan kelapa dan bumbu rempah-rempah.

BACA JUGA:Gunung Bungsu Keindahan Tersembunyi di Jantung Bukit Barisan

Kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dibakar di atas arang hingga daun berwarna lebih gelap. Ada palai yang berwarna merah menandakan rasa pedas dan berwarna kuning sepeti kunyit merupakan rasa yang bisa, gurih.

5.Sate lokan

Dalam bahasa Minangkabau, Lokan ini merupakan jenis kerang muara hidup di perairan berlumpur. Memang hampir di wilayah pesisir pantai Sumatra Barat ada yang menjual sate berbahan ini, tapi yang khasnya dari Kabupaten Pesisir Selatan.

Proses pembuatannya sama seperti sate pada umumnya, lokan direbus hingga empuk. Daging mentahnya berwarna kuning pucat. Namun, setelah direbus warna dagingnya akan berubah menjadi oranye kemerahan.

BACA JUGA:Simple, Resep Sederhana Keripik Ubi Balado

Kemudian daging diberi bumbu dengan rempah-rempah yang khas. Selanjutnya, daging ditusuk dan diberi bumbu kembali hingga akhirnya dibakar di atas bara api sampai warna dagingnya kecoklatan.

Sate yang telah matang disajikan dalam piring beralas daun pisang plus dengan ketupat yang disiram kuah sate kental berwarna merah kecoklatan. Rasanya yang tidak terlalu pedas, gurih, dan bumbunya yang kuat sangat menggoda sekali.*

 

Sumber : https://www.kidalnarsis.com

Kategori :