KORAN DIGITAL RM – Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII Bengkulu, telah melakukan penanganan darurat atas jebolnya saluran irigasi primer di BMKM 23 Daerah Irigasi (DI) Manjuto Kanan. Adapun penangan yang dilakukan, yaitu membuat saluran pengelak sementara dengan panjang 100 meter agar air bisa kembali mengalir ke irigasi.
Dimana saat ini pengerjaan saluran darurat tersebut berjalan sekitar 90 persen dan tengah dilakukan pemasangan plastik geo membran. Jika cuaca bagus dan tidak sering hujan, kemungkinan pengerjaan saluran darurat dapat tuntas dalam minggu ini. Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh pelaksana teknis lapangan, Sumarlin, ST juga selaku ketua Unit Pengelola Irigasi (UPI) DI Manjuto Kanan pada Jumat (01/12). Sumarlin mengatakan, sebagaimana arahan kepala BWS Sumatera VII Bengkulu, A. Adi Umar Dani, ST, MT kepada pelaksana teknis, agar secepatnya menyelesaikan saluran darurat tersebut. Pasalnya setelah peristiwa amblasnya saluran irigasi DI Kanan beberapa waktu lalu, BWS Sumatera VII Bengkulu langsung mengambil tindakan tanggap darurat. BACA JUGA:Ukuran Baliho Caleg Harus Ikut Aturan, Etika dan Estetika Wajib Diperhatikan Kepala BWS langsung menginstruksikan pembuatan saluran sementara sehingga air bisa cepat dialirkan. Hal tersebut dilakukan guna menyelamatkan sekitar 730 hektar sawah yang terdampak. Sehingga kebutuhan air bagi para petani sangat penting. Sebab mayoritas padi baru selesai di tanam. “Sekarang pengerjaan saluran darurat yang dibuat oleh BWS Sumatera VII sudah hampir selesai. Beberapa hari lagi kemungkinan air sudah bisa masuk,”ujarnya. Sumarlin juga menyampaikan, dalam perkiraan awal seyogyanya pengerjaan saluran darurat tersebut selesai lebih cepat. Namun karena cuaca sering hujan yang mengakibatkan pemasangan material jadi lebih lambat. Oleh sebab itu, ia meminta para petani tetap bersabar sampai sampai air kembali masuk. Sebab sudah dapat dipastikan beberapa hari lagi air bisa kembali mengalir seperti sediakala. “Sebenarnya kalau cuaca tidak sering hujan pengerjaan saluran darurat ini sekarang sudah selesai,”tutupnya. BACA JUGA:Realisasi Program Ketahanan Pangan Tutup Kegiatan di Desa Teras Terunjam Kemudian Sumarlin juga mengatakan, dengan kondisi cuaca yang sering hujan memang sedikit merugikan dalam segi estimasi pengerjaan saluran darurat. Akan tetapi di sisi lain tentu sangat menguntungkan bagi para petani. Pasalnya air hujan tersebut membantu mencukupi kebutuhan air untuk tanaman padi para petani. “Dengan sering turun hujan sebenarnya juga sangat membantu ketersediaan air untuk lahan persawahan yang terdampak,”tutupnya.*
Kategori :