‘’Jadi di Dinas Provinsi, atas nama pemerintah provinsi Bengkulu, bagaimana pelayanan darah bisa maksimal. Dalam rangka menekan program salah satunya skala prioritas kita adalah angka kematian ibu di Kabupaten Mukomuko,’’ paparnya.
Seperti diketahui, kata Edriwan, secara keseluruhan angka kematian ibu ini banyak terjadi peningkatan dikarenakan masalah darah tidak tersedia.
‘’Nah, kami lihat di Kabupaten Mukomuko ini sangat strategis sekali di bangun UTD PMI, untuk mengatasi kekurangan darah. Ketika proses persalinan, ternyata darah tidak ada stok, bisa ke PMI,’’ ujarnya.
Yang perlu disinergikan, masalahnya apa yang mungkin terjadi di internal. Mungkin ada komunikasi yang perlu ditingkatkan lagi. Siapa yang mengadakan, siapa yang melaksanakan.
‘’Hari ini, Dinas Kesehatan, palang merah termasuk rumah sakit kolaborasi tiga itu untuk menjamin ketersediaan darah dari sisi mananya, kami kurang peralatan, kami kurang mobil, tadi dari dinas kesehatan menyambutnya, kami mempersiapkan mobil, menjemput melaksanakan donor darah, melaksanakan alat-alat yang kurang dan sebagainya. Termasuk menyediakan tenaga, peralatan dan sebagainya.
Dari PMI, menyiapkan orang-orang untuk menyadap darahnya. Rumah sakit menyediakan tempatnya. Dalam hal ini, mereka juga menindaklanjuti kepada ketua PMI Kabupaten Mukomuko. supaya di Kabupaten Mukomuko ini ada Unit Transfusi Darah PMI.
‘’Sebenarnya, Kabupaten Mukomuko ini sangat strategis sekali, karena Kabupaten Mukomuko jauh jaraknya. Sementara, tanggung jawabnya sebentar lagi akan ada rumah sakit Mukomuko yang akan ditangani, salah satunya Rumah Sakit Pratama. Ada lagi di provinsi tetangga kita,’’ kata Edriwan.
Dalam hal ini, provinsi sangat mendorong adanya Unit Transfusi Darah PMI di Kabupaten Mukomuko. Seandainya jika dibutuhkan tenaga untuk peningkatan SDM, provinsi siap.
‘’Sesuai dengan program dari dinas kesehatan, kita sudah dapat bayangan seperti apa program-programnya nanti. Yang jelas komitmen, ada MoU nantinya. Jangan sampai orang datang ke Mukomuko ini tidak ada stok darah,’’ demikian Edriwan.*