Sumo Olahraga Gulat Kuno Yang Telah Menjadi Olahraga Nasional Jepang Selama Ribuan Tahun

Rabu 05 Jun 2024 - 11:59 WIB
Reporter : Irma
Editor : Ahmad Kartubi

 

radarmukomuko.bacakoran.com-Asal usulnya berasal dari periode Yayoi (300 BE – 300 M) dan karena ritual dan tradisi olahraganya, olahraga ini terkait erat dengan agama Shinto. Olahraga ini dianggap sebagai acara sakral. Sedemikian rupa sehingga paviliun tempat berlangsungnya pertandingan sumo dianggap sebagai kuil Shinto

Sejarah Sumo Asal usul sebenarnya dari olahraga sumo telah hilang seiring berjalannya waktu, namun  pertandingan sumo pertama konon terjadi pada periode Yayoi. Ada referensi sejarah tentang gulat sumo yang terjadi sebagai bagian dari ritual Shinto, di mana kami (roh) dipanggil atau "dilawan" oleh para pegulat. Pada tahun Sumo bahkan menjadi bagian integral dari sejarah mitologi Jepang, disebutkan dalam sebuah manuskrip bernama “kojiki” yang berasal dari tahun 712 Masehi. Teks ini menceritakan bagaimana kepemilikan pulau-pulau  Jepang diputuskan dalam pertandingan gulat antara dewa petir (Takemikazuchi) dan dewa air (Takeminakata)

Referensi pertama tentang pertandingan  sumo non-ilahi dan perang antar dewa disebutkan dalam teks Nihon Shoki tahun 720 M Ini mencatat pertandingan sumo pertama yang terjadi pada tahun 23 SM, ketika seorang pria bernama Nomi no Sukune bertarung. Taima no Kuehaya atas permintaan Kaisar Suinin. Pertandingan gulat ini berlangsung hingga titik darah penghabisan dan Nomi no Sukune keluar sebagai pemenang. Sejak saat itu, Nomi no Sukune dikenal sebagai nenek moyang  sumo. 

Hingga Abad Pertengahan, gulat sumo tidak diatur dan pertandingan sering kali mengakibatkan kematian salah satu pegulatnya. Pertarungan ini menjadi bentuk hiburan yang populer di istana kaisar Jepang. Serangkaian pertempuran terjadi pada tahun 642 M di istana Permaisuri Kogyoku untuk menghibur wisatawan Korea.

Abad Pertengahan Abad ke-10 dan ke-11 menyaksikan runtuhnya otoritas pusat kaisar di Jepang, sehingga sumo kehilangan arti pentingnya sebagai hiburan istana. Selama periode Kamakura (1180  – 1330 M), sumo digunakan sebagai metode pelatihan samurai dalam pertarungan tangan kosong

Periode ini kurang fokus pada sifat spiritual dan sakral sumo.

Pada tahun 1330-an, sumo telah menjadi olahraga yang populer di seluruh lapisan masyarakat Jepang. Merupakan hal yang lumrah bagi pemilik tanah kaya (daimyo) untuk mensponsori pegulat sumo. Pegulat sumo yang berhasil bertarung demi daimyo dapat menerima banyak penghargaan dan bahkan status samurai.

Seorang pemilik tanah dan tuan feodal yang sangat berkuasa, yang dikenal sebagai Oda Nobunaga, adalah penggemar berat sumo. Pada tahun 1578, ia menyelenggarakan turnamen yang melibatkan 1500 pegulat dari seluruh Jepang. Pemenang turnamen menerima busur atas kemenangan mereka dan  mulai menari untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada Tuhan

Zaman Edo Pada akhir Abad Pertengahan, sumo menjadi olahraga kasual, sulit dikelola, dan perkelahian jalanan yang disertai kekerasan terjadi di kota-kota besar dan kecil. Untuk mencegah hal ini, sumo untuk sementara dilarang di kota ini pada zaman Edo (1603 M hingga 1867 M). 

Pengecualian untuk ini adalah upacara cinta sumo di kuil. Hal ini menunjukkan hubungan antara sumo dan jiwa kita yang berjalan bolak-balik. Seiring waktu, sumo menjadi lebih terorganisir dan organisasi sumo "profesional" pertama muncul pada abad ke-17. Sumo dan Iman Shinto Pelajari lebih lanjut tentang kedalaman agama Shinto dalam satu minggu. 

Dalam kompetisi sumo, pertandingan gulat  eksplosif didahului dengan banyak teknik dan lebih lama dari kompetisi itu sendiri. Upacara mengawali turnamen didasarkan pada tradisi peperangan kuno dan agama Shinto. Ritual Ritual paling terkenal yang dilakukan sesaat sebelum pertandingan dimulai adalah petarung mengangkat satu kakinya dan menginjak tanah beberapa kali. Ritual ini telah dilakukan sejak zaman dahulu, ketika para samurai melakukannya sebelum berperang untuk mengintimidasi musuhnya. 

Pegulat sering kali melemparkan garam ke tanah dan di luar ring. Ini disebut pemurnian. Gulat Sumo Gulat sumo mengharuskan dua pegulat saling berhadapan dalam sebuah ring yang diberi tanda tali. Dasar lantainya adalah tanah liat, semacam tempat perlindungan. Para pejuang melakukan ritual mereka dan bersaing satu sama lain dalam pertempuran. Untuk memenangkan pertandingan, pegulat harus melemparkan lawannya dari tali ring atau menjatuhkannya. Jika ada bagian tubuh pegulat selain kakinya yang menyentuh lantai tanah, dia kalah. 

Dalam pertarungan cepat, Anda hanya punya waktu beberapa detik untuk mendorong lawan menjauh. Kesulitannya terletak pada ukuran pesawat tempur itu sendiri. Banyak petarung yang memiliki berat 150 kg, namun beberapa petarung memiliki berat lebih dari 200 kg. Kehidupan Pegulat Sumo Beberapa pegulat sumo merupakan superstar di Jepang, terutama mereka yang pernah menjuarai turnamen dan menyandang gelar "Superior". Mereka masih bintang rock. Kehidupan mereka sangat terorganisir. 

Asosiasi Sumo mengatur status pegulat. Misalnya, petarung tidak bisa mengemudi! Pelanggaran terhadap peraturan ini dapat mengakibatkan denda atau skorsing dari gulat. Saat sumo memasuki olahraga, mereka harus membiarkan rambut mereka panjang dan mengikatnya dengan simpul yang disebut chonmage. Anda juga akan diberikan seragam yang harus Anda kenakan setiap saat di depan umum agar dapat diakui sebagai seorang sumo. 

Kategori :