Ada Kartu Hijau di Permainan Bola Voli, Ini Artinya
Megawati, saksi sejarah diberlakukannya kartu hijau oleh KOVO.-Sahad-Sceenshot
Megawati Saksi Sejarah
radarmukomukobacakoran.com – Federasi Bola voli Korea Selatan atau Korea Volleyball Federation (KOVO) memberlakukan beberapa aturan baru pada 2024.
Pertama ada membolehkan pemain asing berlaga pada KOVO Cup dan kedua memberlakukan kartu hijau. Atlet voli Indonesia, Megawati Hangestri Pertiwi, menjadi salah satu saksi sejarah diberlakukannya aturan baru ini.
Megawati Hangestri Pertiwi merupakan salah satu atlet Bola Voli yang tergabung di Klub Red Sparks, sebuah tim bola voli di Liga Voli Korea Selatan atau V-League.
Kini, Megawati mengikuti ajang KOVO Cup edisi 2024. Sebelumnya, turnamen pra musim ini hanya memperbolehkan pemain lokal untuk berpartisipasi. Sehingga, Megawati turut berperan dalam sejarah ini, karena untuk pertama kalinya aturan mengenai pemain non-lokal diterapkan dalam turnamen yang diadakan oleh KOVO.
Dalam KOVO Cup edisi 2024, salah satu aturan dalam bola voli di dunia bernama "Green Card" atau kartu hijau diterapkan, lalu apa itu "Green Card"?
BACA JUGA:Patut di Coba, 5 Kebiasaan yang bisa meningkatkan skor IQ
Aturan Green Card tengah ramai jadi perbincangan karena pertama kali diperkenalkan dalam KOVO Cup edisi 2024. Dengan adanya aturan baru ini, 8 tim yang berkompetisi di Liga Voli Korea musim 2024/2025 akan lebih siap menghadapi musim yang akan datang. "Green card" dalam konteks bola voli adalah kartu yang diberikan kepada pemain sebagai bentuk penghargaan atas perilaku fair play.
Kartu ini pertama kali diperkenalkan untuk menghargai pemain yang secara sukarela mengakui kesalahan, seperti menyentuh blok atau net, yang biasanya memerlukan pemeriksaan video. Artinya, "Green card" bukan memberikan sebuah peringatan pelanggaran melainkan untuk menghemat waktu dengan mengurangi tantangan video yang tidak perlu, serta mendorong pemain untuk bersikap jujur dan sportif selama pertandingan.
Sistem ini mulai diuji di kompetisi internasional pada tahun 2023, termasuk di Liga Bangsa-Bangsa Bola Voli (VNL). Pemain yang mengakui sentuhan secara sukarela mendapatkan green card, dan tim dengan "Green Card" terbanyak selama turnamen akan menerima penghargaan fair play.
Sebuah sistem baru untuk memberikan penghargaan atas fair play diuji selama Final Liga Bangsa-Bangsa Bola Voli (VNL) 2023 untuk kategori putra dan putri pada bulan Juli.
BACA JUGA:Kebiasaan Sehari Hari Ini Dapat Meningkatkan Kecerdasan Otak, Simak Penjelasannya Di Sini!
Untuk pertama kalinya dalam kompetisi internasional, kartu hijau diberikan kepada pemain yang mengakui adanya sentuhan blok atau sentuhan net, sehingga membantu menghemat waktu dari tantangan video yang tidak perlu. Tim dengan jumlah kartu hijau terbanyak selama Final VNL mendapatkan hadiah Fair Play Moment sebesar USD 30,000. Jika terjadi seri, tim dengan peringkat tertinggi dalam klasemen akhir yang akan menerima penghargaan tersebut. Penghargaan fair play sebesar USD 15,000 telah diberikan oleh Presiden FIVB, Dr. Ary S. Graça F°, kepada tim putra Polandia, karena mengakui sentuhan bola saat blok atau net beberapa kali selama Final VNL 2022 di Bologna, Italia.
BACA JUGA:Perut Kembung? Tenang, Atasi dengan 7 Cara Jitu Ini!
Momen Green Card Pertama Sistem pemberian kartu hijau untuk fair play sudah diterapkan di kompetisi klub domestik, seperti di Italia dan Bulgaria. Kartu hijau pertama diberikan pada 6 Oktober 2018 oleh wasit Italia, Andrea Puecher, kepada playmaker Itas Trentino, Simone Giannelli, karena mengakui sentuhan blok dalam semifinal super cup nasional Italia melawan Sir Safety Conad Perugia. Namun, kali ini kartu hijau akan diuji di kompetisi internasional untuk pertama kalinya. Apabila uji coba ini berhasil, tujuannya adalah menerapkan Fair Play Moment di semua kompetisi bola voli untuk mendorong perilaku fair play yang lebih spontan oleh para pemain di masa depan.