Biaya Jauh Lebih Mahal
radarmukomuko.bacakoran.co - Beberapa petani di Kecamatan Lubuk Pinang yang tidak kebagian panen menggunakan mesin combine, terpaksa melakukan panen secara manual. Pasalnya pada panen raya Musim Tanam (MT) 2 tahun ini, jumlah combine sangat terbatas. Sebab di luar daerah, seperti Pesisir Selatan dan lainnya juga sedang panen raya. Akibatnya combine dari luar daerah tidak masuk ke Kabupaten Mukomuko. Namun biaya panen manual jika dihitung ternyata hampir dua kali lipat dibanding menggunakan combine. Pasalnya biaya panen manual dengan luas sawah 1 patok berkisar Rp 70 ribu. Sedangkan panen menggunakan combine per patok hanya sekitar Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu. Selain itu panen manual juga membutuhkan waktu lebih lama. Salah seorang petani di Desa Arah Tiga, Kecamatan Lubuk Pinang, Bakhir mengatakan, pada musim panen kali ini, terpaksa padi miliknya dipanen secara manual. Pasalnya jadwal combine masuk ke lahan persawahannya masih beberapa hari lagi. Sedangkan tanaman padi miliknya telah masak dan buahnya mulai berguguran. Selain itu banyak padi yang roboh akibat hujan deras dan angin kencang. Oleh sebab itu, jika tidak cepat dipanen hasil panen tentu akan menurun akibat biji padi mulai gugur. BACA JUGA:3 Desa Kecamatan Ipuh Sudah Berstatus Mandiri “Salah satu padi di lahan sawah kita tahun ini terpaksa dipanen manual. Sebab padi sudah masak tetapi combine belum kunjung masuk,”katanya. Terkait biaya yang dikeluarkan ketika panen manual, ia menyebutkan jauh lebih besar dibanding panen menggunakan combine. Jika panen manual, biaya per patok sawah sebanyak Rp 70 ribu. Sedangkan ketika panen menggunakan combine biasanya hanya berkisar Rp 35 ribu. Tetapi untuk panen kali ini biaya panen combine naik menjadi Rp 40 ribu. Sehingga diperhitungkan biaya tersebut hampir 2 kali lipat. “Akan tetapi biaya yang harus kita keluarkan untuk panen manual jauh lebih besar dibanding menggunakan combine,”tuturnya. Selain itu dari segi waktu tentu panen manual lebih lama. Dimana jika menggunakan combine panen padi dengan luas 1 hektar bisa tuntas dalam waktu 1 sampai 2 jam. Sedangkan manual membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 2 hari dengan anggota pemanen sekitar 5 orang. Jika durasi panen lebih lama, petani juga perlu mengeluarkan biaya lain seperti untuk makan, minum dan uang rokok para pekerja. BACA JUGA:Banjarsari Lanjut Membangun “Belum lagi kita juga mengeluarkan biaya lain untuk makan dan lainnya yang lebih besar. Selain itu durasi panen manual tentunya lebih lama,”tutupnya.*
Kategori :