KORAN DIGITAL RM - DP2KBP2A Kabupaten Mukomuko Bengkulu Kamis,(30/5) pagi kemarin turun ke Kecamatan Sungai Rumbai, untuk melaksanakan kegiatan Mekanisme Operasional Program Bangga Kencana. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui Rapat Koordinasi Kecamatan (Rakorcam), Rapat Koordinasi Desa (Rakordes), dan melaksanakan kegiatan Mini Lokakarya (Minilok) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan Sungai Rumbai. Kegiatan itu bertujuan untuk memetakan pencegahan serta penurunan kasus stunting di wilayah Kecamatan Sungai Rumbia. Adapun peserta dalam kegiatan itu, yakni Camat Sungai Rumbia selaku ketua TPPS Kecamatan Sungai Rumbai, Kades se Kecamatan Sungai Rumbai, Bidan Desa, Puskesmas Retak Mudik Kecamatan Sungai Rumbai, Danramil yang diwakili oleh Babinsa, Kapolsek Sungai Rumbai yang diwakili Kanit Binmas, dan Kepala KUA Kecamatan Sungai Rumbai. Minilok itu dilaksanakan di aula kantor Penyuluh Keluarga Berencana (KB) Sungai Rumbai.
BACA JUGA:Dalam Waktu Sepekan 2 Kali Terjadi Kebakaran di AIR Rami
BACA JUGA:Kasat Lantas Sosialisasi Tolak Penggunaan Knalpot Racing
Ketua TPPS Kecamatan Sungai Rumbai, Darmadi, S.Sos dalam kesempatan itu mengatakan, pihaknya dari kecamatan hingga tingkat desa terus berupaya untuk menekan kasus stunting di Kecamatan Sungai Rumbai ini. Targetnya, semakin lama kasus stunting harus menurun. Pencegahan dan penanganan stunting ini sudah menjadi pembicaraan umum. Mulai dari tingkat Desa, Kecamatan Kabupaten, Provinsi hingga pemerintah pusat. Artinya pencegahan stunting ini harus serius dilaksanakan di kalangan masyarakat. "Khusus di wilayah Sungai Rumbai. Setiap desa sudah melakukan upaya pencegahan stunting. Yaitu mulai dari melaksanakan rembuk stunting hingga melakukan pencegahan dengan cara memberikan makan tambahan dan lain sebagainya," kata Darmadi.
Lanjutnya, upaya penurunan stunting di tingkat desa terus berjalan. Kebanyakan desa melakukan penurunan atau pencegahan stunting ini memberikan makan tambahan untuk putri remaja dan anak PAUD. Menurutnya, kasus stunting ini tidak hanya terjadi dengan warga yang ekonominya menengah ke bawah saja. Tetapi dengan orang yang ekonominya sudah di atas menengah masih bisa terindikasi stunting. Sosialisasi tentang stunting kepada masyarakat harus lebih masif melalui bidan desa dan pihak lainnya. Masyarakat harus tahu dulu apa itu stunting dan pencegahannya. "Kita harus berjarak bersama, bersatu padu mensosialisasikan stunting dan berupaya dengan maksimal untuk menekan angka stunting di Kecamatan Sungai Rumbai ini. Penurunan stunting ini tidak cukup hanya dilakukan oleh pihak kesehatan saja. Tapi semua pihak harus terlibat dan berperan dalam pencegahan," bebernya.
BACA JUGA:Jajanan Kekinian Goguma Ppang, Olahan Ubi Ungu Asal Korea
BACA JUGA:Begini Sejarah Kelapa Sawit Hingga Masuk ke Indonesia
Sementara perwakilan dari Puskesmas Retak Mudik Kecamatan Sungai Rumbai, Darmono, S.Km menegaskan, untuk pencegahan stunting ini tidak bisa hanya dilakukan oleh pihak tertentu saja. Tapi harus dilakukan oleh seluruh elemen dan lembaga masyarakat. Mulai dari instansi kesehatan hingga lapisan masyarakat. Khusus di wilayah Kecamatan Sungai Rumbai penurunan stunting sudah cukup signifikan. Dari 29 orang sekarang yang masih tercatat terindikasi stunting yaitu sebanyak 11 orang yang tersebar dalam wilayah Kecamatan Sungai Rumbai. Artinya, apa yang sudah diperbuat oleh desa dan pihak terkait sudah ada sedikit hasilnya. Sehingga tahun 2024 ini orang yang terindikasi stunting di Sungai Rumbai terjadi penurunan. "Adapun sebaran orang yang terindikasi stunting berdasarkan hasil pengukuran pihak Puskesmas. Di Desa Mekar Sari 2 orang, di Desa Sidodadi 1 orang, di Desa Gajah Mati 1 orang, Desa Sumber Makmur 3 orang, Desa Padang Gading 2 orang, di Desa Talang Gading 1 orang dan di Desa Gading Jaya 1 orang," kata Darmono.*