Opini Oleh : Alhadi Hidayat, SE
PEMILIHAN Kepala Daerah pada bulan November 2024 mendatang mulai menaikkan suhu politik di kabupaten Mukomuko. Hal ini ditunjukkan munculnya berbagai nama yang akan maju sebagai bakal calon Bupati Mukomuko yang diberitakan di media sosial, media online, cetak, bahkan sudah menjadi pembicaraan di tempat-tempat umum. Mulai dari isu Petahana SPN akan maju Kembali dan mantan Bupati periode 2015-2019 Chairul Huda juga senter dibicarakan. Tidak hanya itu muncul juga nama-nama tokoh politik Mukomuko seperti Ir. Muharamin, Ali Saftaini, Wisnu Hadi dan Wismen A Razak. Bahkan lebih mengejutkan lagi terdapat sosok baru yaitu Edwar Setiawan yang bukan merupakan tokoh politisi seperti nama lainnya. Belakangan yang bersangkutan diketahui berprofesi sebagai pengusaha perumahan Nasional. Walaupun belum diketahui pasti siapa diantara mereka yang akan benar-benar tampil pada Pilkada mendatang. Secara pribadi saya meyakini itulah nama-nama yang akan maju pada pemilihan bupati kabupaten Mukomuko. Karena kita mengetahui ada mekanisme yang harus dilewati sebelum resmi mendaftar di KPU. Mekanisme yang terpenting adalah mendapat mandat sah dari Partai politik yang memiliki kursi Dewan di legislatif. Sederhananya mendapat dukungan minimal 5 kursi dari 25 kursi Anggota DPRD Kabupaten Mukomuko. Saya berharap, sebagai Masyarakat kita tidak boleh apatis atau bersikap acuh dengan kepemimpinan di Kabupaten Mukomuko mendatang. Mungkin secara individu sering Masyarakat beranggapan “siapaun bupatinya ya kita tetap seperti ini saja.” Tapi apabila kita kaji secara umum untuk kehidupan Masyarakat, peran pemimpin sangat penting diberbagai lini kehidupan sosial Masyarakat. Seperti Layanan Kesehatan Masyarakat, mutu Pendidikan, lapangan pekerjaan, Infrastruktur seperti jalan umum dan jalan usaha tani, kesejahteraan nelayan, standar Upah buruh, ketersediaan pangan, harga bahan pokok, ekonomi Masyarakat, pelayanan birokrasi, peraturan daerah, masalah hukum, keamanan Masyarakat, kemajuan Pasar, Kehidupan Beragama, masalah adat istiadat, kemandirian Desa dan banyak lainnya. Semua permasalahan tersebut itu berkaitan erat dengan kepemimpinan serta kebijakan yang diambil pemimpin terpilih. Untuk itu kita sebagai Masyarakat butuh sosok yang memiliki kapabilitas yang mumpuni dalam memimpin dan menyelesaikan permasalahan di tengah tengah masyarakat serta memiliki ketulusan dalam pengabdiannya. Karena sejatinya pemimpin itu tugasnya adalah melayani yang dipimpinnya. Ada beberapa kriteria pemimpin yang harus kita ketahui sebagai bahan pertimbangan dalam memilih nantinya. Pertama, pemimpin memiliki sifat yang Amanah. Pemimpin yang Amanah sejatinya adalah pemimpin yang takut dengan jabatan yang diembannya. Takut berbuat dzolim, takut korupsi, takut nepotisme, takut kalau rakyatnya sengsara, takut tidak melayani dengan baik. Dan pada puncaknya punya rasa takut kepada tuhan yang selalu melihat apa yang dikerjakan. Kalau takutnya hanya pada manusia, seperti penegak hukum misalnya, maka hal semacam itu sesuatu yang bisa dibicarakan dan bukan alat kontrol yang baik. Akan berbeda jika seseorang itu takut kepada tuhan. Dia akan bekerja secara totalitas karena motivasinya beribadah kepada tuhannya. Kedua, memiliki kemampuan berkomunikasi atau komunikatif. Seorang pemimpin yang komunikatif pandai dalam berkomunikasi dengan semua tingkatan, baik secara vertical maupun horizontal. Kemampuan berkomunikasi dengan pemerintah pusat. Sehingga bisa mendatangkan anggaran pusat untuk Pembangunan daerah. Kemampuan berkomunikasi dengan bawahan seperti kepala Dinas. Sehingga mereka bisa bekerja secara optimal atas rencana kerja yang sudah dibuat. Kemampuan berkomunikasi dengan berbagai Organisasi Perangkat daerah yang ada seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan, Militer, Media. Sehingga tidak banyak permasalahan hukum yang mencuat di permukaan. Tepatnya bekerja sesuai prosedur dan aturan yang berlaku. Pemimpin yang memiliki komunikasi yang baik, Ia mampu menyelesaikan setengah masalah pada saat ia baru memulai melakukan pembicaraan. Artinya, komunikasinya sangat luwes. Ketiga, cerdas dalam memimpin. Sikap cerdas seorang pemimpin bisa dilihat dari ketajaman cara berpikirnya, kejelasan visi dan misinya, dan kematangan dalam melaksanakan tugas dengan baik. Karena seorang pemimpin harus memiliki banyak strategi untuk mewujudkan apa yang menjadi cita cita Bersama. Tidak bisa dengan cara A, maka menggunakan cara B dan pada intinya bagaimana sebuah tujuan itu bisa terwujud dengan catatan tidak melanggar aturan yang ada. Seorang pemimpin yang cerdas jeli melihat peluang yang ada dan pandai bekerja sama dengan banyak pihak yang saling berkepentingan. Tentu semua itu untuk kesejahteraan rakyat. Keempat, memiliki sifat yang jujur. Ada ungkapan yang mengatakan “kalau tidak paham masih bisa untuk belajar agar paham. Tapi apabila tidak jujur maka akan sulit untuk dirobah.” Seorang pemimpin yang baik ia mampu jujur kepada rakyat yang dipimpinnya. Pendiriannya tidak berobah, tidak oportunis yang hanya memikirkan keuntungan pribadi. Apabila hari ini bicara A besok masih bicara A pertanda kuatnya sebuah pendirian seorang pemimpin. Dan yang terpenting tidak mencla mencle alias acting hanya untuk pencitraan. Lebih dari itu ada factor lain yang harus disiapkan oleh calon pemimpin daerah yang akan bertanding. Dengan sistem pemilihan yang ada saat ini membutuhkan kemampuan financial yang memadai sebagai cost politik. Yang perlu saya tekankan kepada Masyarakat, kita juga harus paham beda cost politik dengan money politik. Cost politik adalah segala biaya operasional untuk keperluan politik seperti, biaya terjun ke Tengah Masyarakat, biaya alat peraga kampanye, biaya berbagai pertemuan dengan lapisan masyarakat, biaya administrasi dan lainnya. Sementara money politik adalah memberi uang kepada Masyarakat untuk memilih pelaku yang memberinya. Dan itu sangat merusak sebuah hasil pemilihan oleh rakyat itu sendiri.
Kategori :