KORAN DIGITAL RM – Salah seorang nelayan Pantai Indah Mukomuko (PIM), Junaidi, mengaku kesulitan mendapat Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kebutuhan melautnya. Para nelayan dibatasi dalam pembelian BBM. Setiap harinya, nelayan hanya dibatasi 60 liter per kelompok.
Sehingga nelayan hanya bisa menangkap ikan dengan jarak dekat. Sedangkan untuk memperluas jangkauan penangkapan, perlu penambahan BBM. Harapannya, pemerintah menambah kuota BBM untuk nelayan. Sehingga jangkauan para nelayan lebih jauh dan bisa mendapatkan lebih banyak ikan. ‘’Kami hanya dibatasi 60 liter per hari. Palingan kami hanya bisa dekat-dekat saja,’’ujar Junaidi, kepada wartawan koran ini, Selasa (31/10). Selain itu, harga BBM disebut Junaidi tidak sebanding dengan harga ikan saat ini. Dengan kuota 60 liter tersebut, para nelayan harus membayar Rp600 ribu sampai dengan Rp700 ribu setiap hari. Sedangkan harga ikan saat ini sangat murah. Seperti harga ikan bawal saat ini Rp5 ribu per kilogram. Jika dibandingkan dengan hasil tangkapan rata-rata 200 kilogram sampai 300 kilogram per hari. Sehingga pendapatan per hari hanya Rp1 juta sampai dengan Rp1,5 juta per hari. Kemudian dikurangi harga BBM. Selanjutnya baru dibagikan kepada setiap anggota kelompok. Anggota Kelompok nelayan berjumlah 6-12 orang. Sedangkan kelompok Junaidi beranggota 6 orang. Sehingga pendapatan individu kelompok rata-rata Rp100 ribu sampai Rp150 ribu per hari. ‘’Keluhan kami saat ini, harga BBM tidak setimpal dengan harga ikan. Satu kapal itu harus mengeluarkan modal untuk beli BBM sekitar Rp600 ribu sampai Rp700 ribu,’’ungkap Junaidi. Junaidi berharap harga BBM lebih murah, terutama untuk nelayan. Karena BBM merupakan kebutuhan pokok nelayan dalam bekerja. Kenaikan harga BBM sangat terasa pengaruhnya oleh nelayan. Apalagi ketika hasil tangkapan menurun. Sehingga modal yang sudah dikeluarkan untuk membeli BBM tidak seimbang dengan pendapatan nelayan. ‘’Hasil tangkapan kami tidak menentu. Kadang banyak dan kadang sedikit. Dengan harga BBM yang cukup mahal saat ini, tentunya mempengaruhi pendapatan kami,’’demikian Junaidi.*
Kategori :