Relevansi Deep Learning dalam Pendidikan Islam

Kamis 13 Mar 2025 - 17:02 WIB
Reporter : Deni Saputra
Editor : SAHAD

KORANRM.ID - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah meluncurkan kebijakan program pembelajaran deep learning. Tahun 2025, kebijakan ini akan mulai diterapkan secara bertahap di berbagai sekolah di daerah. 

Deep learning bukanlah kurikulum, melainkan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Abdul Mu’ti Menteri Kemdikdasmen mengatakan dalam dunia pendidikan deep learning sebenarnya bukan konsep baru, bahkan pendekatan ini telah banyak dibicarakan ketika ia sejak menempuh kuliah di Australia.

Deep learning sebagai sebuah pendekatan pembelajaran, bertujuan untuk menghadirkan pengalaman belajar yang lebih bermakna, relevan dan menyenangkan. Karena pendekatan ini menekankan pada 3 aspek dalam pembelajaran: mindfull (kesadaran), meaningfull (bermakna) dan joyfull (menyenangkan).

BACA JUGA:Pembelajaran di Rumah Bakal Dipercepat 21 Maret 2025

BACA JUGA:Aturan Pembelajaran di Bulan Ramadan, Ternyata Juga Kehendak Orang Tua

Pendekatan deep learning menjadi perhatian kalangan sarjanawan barat pendidikan di era abad 21. Padahal menurut Abdul Mu’ti konsep pendekatan pembelajaran deep learning ini telah ada melalui petunjuk-petunjuk dalam al-Qur’an dan hadist.

Abdul Mu’ti dalam kesempatan mengisi kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Bengkulu (2/25) menilai, deep learning sebenarnya merupakan bagian dari pendidikan dalam Islam. Banyak orang mengira bahwa deep learning adalah konsep dan teori pembelajaran yang dikembangkan dari barat. 

Walaupun istilahnya dibuat dalam bahasa inggris, deep learning sangat relevan dengan landasan filosofis pendidikan Islam yang berbasis pada wahyu (al-Qur’an dan hadist) serta akal sebagai sarana memahami ilmu. Dengan pendekatan deep learning, peserta didik didorong untuk memahami realitas menggunakan akal pikirannya yang berlandaskan pada norma-norma dan aturan agama.

BACA JUGA:Wajib Tahu Ini Perubahan Dalam Pendidikan Pembelajaran Digital Di Era Baru Sekarang, Yaitu Pendidikan Hybrid

Epistemologi Pendekatan Deep Learning dalam Islam

Pendekatan deep learning sebagaimana yang telah dikatakan Abdul Mu’ti memberikan kepastian bahwa pendekatan ini diambil dari pendekatan dalam pembelajaran Islam. Sebagai contoh pendekatan deep learning ini ada dalam tuntunan al-Qur’an, ada dalam Q.S Al-A’raf [7]: 179 yang berbunyi: “Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah)”

Buya Hamka menafsirkan ayat ini dalam Tafsir Al-Azhar mengatakan ayat ini mengandung arti yang dalam. Bahwa pemahaman suatu ilmu jika tidak sampai kepada kesadaran dan takut kepada Allah belumlah mendapat ilmu yang sejati dan belum juga disebut orang yang dikatakan berilmu.

Sesuai dengan pendekatan deep learning yang menekankan pembelajaran atas kesadaran penuh siswa (mindfull) hadir penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong tidak hanya untuk mengerti materi pembelajaran tetapi juga dapat merefleksikan hasil setelah belajar. Sama halnya dalam Islam, refleksi ini disebut dalam al-Qur’an sebagai Hikmah.

Hikmah dalam al-Qur’an menurut Quraish Shihab merupakan sesuatu diperolehnya pengetahuan yang didukung oleh pemahaman yang mendalam yang menghasilkan kebijaksanaan. Dalam pendidikan Islam, pendidikan bertujuan untuk menciptakan insan kamil yang bertakwa, berilmu dan mempunyai akhlaq mulia. Sehingga makna pendidikan dalam Islam tidak diartikan sempit, melainkan dapat mempunyai dampak nyata dengan adanya perubahan perilaku yang lebih baik.

Melalui landasan ayat ini, yang menjadi dasar pendekatan deep learning Abdul Mu’ti menginkan pembelajaran yang dapat menyentuh hati dan perasaan. Tidak hanya sebatas pembelajaran yang diterima melalui indra penglihatan dan pendengaran. Dengan menggunakan integrasi akal dan hati akan menciptakan generasi yang cerdas secara intelektual, kuat secara spritual dan berakhlaq mulia.

Penerapan deep learning dalam al-Qur’an

Salah satu hal jika pendekatan deep learning ini diterapkan dalam pembelajaran adalah pengurangan materi yang diajarkan. Menurut Mu’ti hal ini bertujuan untuk mengurangi beban siswa terhadap materi pelajaran yang terlalu berat dan tidak fokus.

Sehingga dalam penerapannya, siswa akan lebih memahami pembelajaran secara bertahap sesuai tingkat kemampuannya dan lebih fokus memahami pelajaran secara mendalam. Dalam al-Qur’an, metode ini yang digunakan dalam deep learning kepada siswa juga dilakukan ketika Allah Swt menurunkan al-Qur’an secara bertahap.

Menurut Manna Al-Qaththan dalam kitab ulumul Qur’annya, ia menjelaskan turunnya al-Qur’an secara bertahap agar Nabi Muhammad Saw dapat membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan sehingga mudah dipahami. Selain itu, al-Qur’an juga dihafal dan diingat untuk dibacakan secara terus menerus hingga dibukukan dalam bentuk mushaf.

Begitupun dalam deep learning metode yang digunakan sangat sesuai yang dilakukan Allah ketika menurunkan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw yang kemudian disampaikan kepada umat Islam. Jika saja al-Qur’an diturunkan secara sekaligus, mungkin sama halnya proses pembelajaran untuk memahami sesuatu tidak akan berlangsung dengan baik.

Dampak deep learning pada Pendidikan Islam

Deep learning sebagai pendekatan dalam pembelajaran memiliki dampak positif. Terutama dalam membentuk pemahaman yang kuat, karakter akhlaq yang baik dan keterampilan berpikir kritis dalam memahami. 

Pemahaman yang mendalam akan menjauhkan peserta didik terjebak pada pemahaman yang dangkal dan radikalisme dalam agama. Sehingga dengan membentuk pemahaman yang luas dan mendalam akan membentuk generasi toleran dan inklusif

Tentu tantangan yang perlu dihadapi jika ingin menerapkan pendekatan deep learning dalam pembelajaran Islam, maka perlunya kesiapan kurikulum yang matang serta sumber daya pengajar yang ahli. Agar penerapannya dapat dilaksanakan sesuai tujuan yang ingin dicapai.

Kategori :