Tahun Ajaran Baru, Ini Peran Baru Guru Menerapkan Pembelajaran Mendalam
Tahun Ajaran Baru, Ini Peran Baru Guru Menerapkan Pembelajaran Mendalam.--Sceenshot
koranrm.id - Dunia pendidikan terus menuntut peran guru untuk lebih dinamis dan berdampak langsung kepada anak.
Terutama pendekatan Pembelajaran Mendalam dimana dewan guru tidak lagi sekedar menjadi penyampai materi yang masif melainkan dituntut tampil sebagai aktivator, kolaborator dan pengembangan budaya belajar yang lebih mendorong partisipasi aktif serta tumbuhnya rasa kesadaran belajar pada peserta didik. Sebagai aktivator, dewan guru harus bisa menjadi penggerak utama menciptakan suasana kelas yang hidup dan bermakna bagi peserta didik dalam ruangan kelas.
Guru harus membangun interaksi yang dekat dengan peserta didik, memahami kebutuhan serta minat mereka, selain itu menghadirkan strategi pembelajaran yang menggugah rasa ingin tahu siswa.
BACA JUGA:Strategi Pertahanan Israel Menghadapi Ancaman dari Iran: Sebuah Pendekatan Multi-Lapisan
Salah satu contohnya adalah dengan cara memberikan umpan balik yang membangun dan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pemikiran kritis para siswa. Pendekatan ini menjadikan peserta didik tidak hanya belajar tentang pelajaran, tetapi juga belajar memahami dirinya, serta melatih cara berpikir reflektif dan mandiri.
Tahun ajaran baru ini guru harus hadir sebagai aktivator, sehingga para siswa merasa didengar dan lebih percaya diri dan rasa ingin tahu siswa semakin meningkat. Kemudian para siswa juga berkesadaran dalam belajar. Ini tujuan utama dalam penerapan Pembelajaran Mendalam ini.
Lebih lanjut, dengan adanya peran baru guru di pembelajaran mendalam, tidak serta merta menggugurkan peran dan tugas kewajiban guru lainnya dalam pembelajaran.
Peran kedua adalah sebagai kolaborator, yaitu guru menjalin kemitraan erat dengan peserta didik, keluarga, dan komunitas. Kolaborasi ini tidak hanya bersifat simbolis, melainkan dilandasi dengan niat untuk merancang pengalaman belajar yang relevan dan berdaya guna.
BACA JUGA:Alasan Amerika Buat Pangkalan Militer Di Timur Tengah?
Guru melibatkan peserta didik yang bisa untuk menentukan arah pembelajaran, menjadikan mereka lebih berdaya dan dihargai. Kolaborasi antar guru juga menjadi kunci peningkatan mutu pengajaran, dimana mereka saling berbagi praktik terbaik dan solusi inovatif.
Lingkungan sekolah pun berubah menjadi komunitas belajar yang solid dan saling mendukung dengan kolaborasi tersebut. Ketiga adalah guru berperan sebagai pengembang budaya belajar. Guru bertanggung jawab menciptakan ruang belajar yang inklusif dan mendorong rasa memiliki.
Guru menyadari bahwa sebagian peserta didik menghadapi tantangan sosial atau ekonomi yang dapat mempengaruhi proses belajar. Oleh karena itu, melalui kegiatan seperti forum harian, proyek tematik, hingga diskusi kelompok, guru membangun atmosfer yang mendorong rasa percaya diri dan keterlibatan emosional siswa.
Guru juga memastikan bahwa pembelajaran tidak hanya fokus pada nilai akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kesadaran sosial.
Dengan menjalankan ketiga peran ini, guru menjadi aktor utama dalam menciptakan sistem pendidikan yang transformatif.
BACA JUGA:Malam Jumat dan Tradisi Membaca Surah Yasin serta Al-Kahfi dalam Kehidupan Umat Islam
Pembelajaran mendalam pun bukan lagi sekadar wacana, tetapi menjadi praktik nyata yang mendorong peserta didik untuk tumbuh menjadi pembelajar aktif, reflektif, dan penuh semangat untuk terus berkembang.
Ditahun ajaran baru ini para dewan guru diminta untuk bisa bereperan lebih aktif untuk merangsang pola pikir anak.