Harga Getah Karet Semakin Bergairah

Selasa 11 Feb 2025 - 20:26 WIB
Reporter : SAHAD
Editor : SAHAD

KORANRM.ID - Pada awal tahun 2025, harga getah karet di beberapa wilayah Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Di Kabupaten Mesuji, Lampung, harga getah karet mencapai Rp14.000 per kilogram pada Januari 2025. Sementara itu, di Kabupaten Bungo, harga getah karet di pasar lelang berkisar antara Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram pada periode yang sama.

Di Kabupaten Mukomuko, harga getah karet ditingkat petani berkisar Rp9 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada periode yang sama 2024. 

BACA JUGA:Kendala Petani Baik Musim Hujan, Maupun Kemarau

BACA JUGA:Petani DI Kiri Kecamatan Lubuk Pinang Mulai Turun Tanam MT 1 Tahun 2025

Namun, meskipun harga mengalami kenaikan, para petani menghadapi tantangan produksi akibat musim hujan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan penurunan produksi getah karet, karena getah sering terbawa air hujan saat proses penyadapan. Hal ini mengakibatkan hasil panen yang lebih sedikit dibandingkan dengan musim kemarau. 

Salah seorang pengepul getah karet, Saino, warga Kecamatan Air Manjuto, menyampaikan, meskipun harga naik, tidak banyak lagi warga yang menyadap pohon karet. Pasalnya sebagian besar kebun karet juga diganti dan dijadikan kebun sawit.

‘’Harga karet Rp9 ribu per kilogram. Karet di petani pada umumnya tidak murni, karena ada tatal (Potongan kulit saat menyadap, red). Meskipun harga cukup tinggi, tapi kebun karet sudah jauh berkurang karena diganti sawit,’’ ujar Saino.

BACA JUGA:Tantangan Petani Karet Saat Musim Hujan

Saino juga menyampaikan, melihat tren yang ada, besar kemungkinan harga getah karet masih berpeluang mengalami kenaikan. Hanya saja produksi karet tidak mengalami kenaikan. Kalaupun ada kenaikan juga tidak signifikan. Pasalnya sebagian besar warga tidak tertarik untuk menyadap getah karet. Pasalnya nyadap karet butuh kerja keras.

‘’Petani banyak yang tidak tertarik lagi nyadap karet. Mereka lebih nyaman menanam sawit, pergi ke kebun dua minggu sekali untuk panen,’’ tambah Saino.

Petani karet asal Sido Makmur, Abdullah (47) mengatakan belakangan dirinya kembali nyadap karet setelah sekitar 1,5 tahun istirahat. Ia memilih berhenti nyadap karena getah karet ketika itu sekitar Rp6 ribu per kilogram.

BACA JUGA:Petani di Enam Kecamatan Ini Tidak Mendapatkan Jatah Pupuk Subsidi

‘’Sejak akhir 2024 saya kembali nyadap karena harga sudah naik. Harapannya harga getah karet tetap tinggi, setidaknya bertahan di angka Rp10 ribu, syukur lebih,’’ demikian Abdullah.

 

Kategori :