Fenomena Social Media Detox Tren Sesaat atau Kebutuhan di Era Digital

Senin 03 Feb 2025 - 10:00 WIB
Reporter : Fahran
Editor : Ahmad Kartubi

KORANRM.ID - Social media detox menjadi topik yang semakin sering dibicarakan di era digital saat ini. Fenomena ini mengacu pada keputusan individu untuk menghentikan atau mengurangi penggunaan media sosial dalam jangka waktu tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan media sosial, seperti kecanduan, tekanan sosial, serta gangguan kesehatan mental (APA, 2023).

Social media detox adalah tindakan sementara atau permanen untuk menjauh dari media sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional. Banyak orang memilih untuk melakukan detox sebagai cara untuk menghindari kecanduan digital dan mengembalikan fokus pada kehidupan nyata. Menurut sebuah studi oleh Digital Wellness Institute (2023), lebih dari 60% pengguna media sosial mengalami stres dan kecemasan akibat konsumsi berlebihan konten digital.

BACA JUGA:Ekonomi Kreator Bagaimana Konten Digital Menghasilkan Jutaan Dolar

BACA JUGA:Keseimbangan Hidup Digital Cara Bijak Mengelola Screen Time Anda

 Siapa saja dapat melakukan social media detox, mulai dari remaja hingga profesional yang merasa terganggu dengan tekanan digital. Selebriti, influencer, dan pekerja kantoran sering kali menjadi kelompok yang memilih untuk rehat dari media sosial guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pribadi (BBC, 2023). Bahkan, beberapa perusahaan kini menganjurkan karyawan mereka untuk mengurangi paparan media sosial guna meningkatkan fokus dan kreativitas

Tren social media detox tidak hanya terjadi di satu negara, tetapi di seluruh dunia. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang, semakin banyak individu yang memilih untuk mengurangi konsumsi media sosial sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan mental mereka. Beberapa komunitas digital bahkan mulai mengadvokasi gaya hidup tanpa media sosial untuk memperbaiki interaksi sosial yang lebih nyata (Pew Research, 2023).

Fenomena ini mulai mendapat perhatian besar dalam satu dekade terakhir, terutama dengan meningkatnya laporan tentang efek negatif media sosial terhadap kesehatan mental. Momentum terbesar terjadi pada masa pandemi COVID-19, di mana banyak orang merasa kewalahan dengan arus informasi yang berlebihan dan memilih untuk menjauh dari media sosial demi kesehatan mental mereka (WHO, 2023). Sejak itu, berbagai gerakan dan kampanye tentang social media detox semakin marak di media digital.

BACA JUGA:Dunia Digital Memudahkan Investasi! Begini Cara Investasi Crypto

Social media detox penting karena membantu individu mendapatkan kembali kendali atas kehidupan mereka. Paparan berlebihan terhadap media sosial dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan gangguan tidur akibat informasi yang berlebihan serta tekanan sosial. Dengan mengurangi atau berhenti menggunakan media sosial sementara waktu, seseorang dapat meningkatkan kesehatan mentalnya, memperbaiki pola tidur, dan membangun hubungan yang lebih bermakna dalam kehidupan nyata (Harvard Medical School, 2023).

Melakukan social media detox dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

1. Menentukan Durasi: Memutuskan apakah ingin berhenti satu minggu, satu bulan, atau lebih lama dari media sosial.

2. Menghapus Aplikasi Media Sosial: Mengurangi godaan dengan menghapus aplikasi dari perangkat untuk sementara waktu.

BACA JUGA:Kemendag Beri Pelatihan Digital Demi Majukan UMKM Lintas Industri

3. Mengalihkan Perhatian ke Aktivitas Lain: Mengisi waktu dengan membaca, berolahraga, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.

4. Membuat Batasan Penggunaan: Menggunakan fitur pembatas waktu di ponsel untuk mengontrol durasi penggunaan media sosial.

5. Merefleksikan Manfaat Detox: Mengamati perubahan positif yang dirasakan setelah mengurangi media sosial.

Dalam beberapa tahun terakhir, social media detox telah menjadi bagian dari gerakan kesehatan mental yang lebih luas. Banyak orang yang telah mencobanya melaporkan peningkatan dalam produktivitas dan kesejahteraan emosional mereka. Meski ada yang beranggapan bahwa ini hanya tren sesaat, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa social media detox adalah kebutuhan nyata di era digital saat ini.

 Social media detox adalah langkah penting bagi siapa pun yang ingin mengelola konsumsi digital mereka dengan lebih bijak. Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak negatif media sosial, semakin banyak individu yang memilih untuk menjauh sejenak demi kesehatan mental dan emosional mereka. Apakah ini hanya tren sesaat atau kebutuhan jangka panjang, yang pasti, mengambil jeda dari media sosial dapat membawa banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Referensi

• APA. (2023). The Impact of Social Media on Mental Health.

• BBC. (2023). Why More People Are Choosing to Take a Social Media Break.

• Digital Wellness Institute. (2023). Effects of Digital Consumption on Anxiety and Stress.

• Harvard Medical School. (2023). Social Media and Its Impact on Sleep and Mental Health.

• Pew Research. (2023). Social Media Use and Digital Well-being.

• WHO. (2023). Information Overload and Mental Health During the Pandemic.

Kategori :