Ustaz Maulana Sindir Gus Miftah, Parodikan Sunhaji Penjual Es Teh di Depan Publik

Ustaz Maulana Sindir Gus Miftah, Parodikan Sunhaji Penjual Es Teh di Depan Publik--screnshoot dari web

radarmukomukobacakoran.com- Dalam dunia dakwah dan pergaulan antar tokoh agama di Indonesia, kontroversi terkadang muncul dengan cepat, apalagi jika berkaitan dengan pernyataan atau sikap yang dianggap menyinggung pihak lain. Baru-baru ini, Ustaz Maulana, seorang pendakwah kondang, kembali menjadi sorotan setelah ia melakukan sindiran kepada Gus Miftah, yang dikenal sebagai tokoh agama dengan pendekatan yang lebih modern dan terbuka. Sindiran tersebut disampaikan dengan cara yang cukup unik, yakni dengan memparodikan sosok Sunhaji, seorang penjual es teh yang dalam parodi tersebut digambarkan berada di tengah keramaian publik.

Ustaz Maulana adalah seorang pendakwah yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan penggemar program televisi agama. Ia sering muncul di layar kaca untuk memberikan ceramah dan pencerahan kepada umat Muslim. Dengan gaya ceramah yang khas dan penuh humor, Ustaz Maulana memiliki banyak pengikut yang mengagumi cara penyampaiannya yang ringan dan mudah dipahami.

BACA JUGA:Profil Gus Iqdam: Pendakwah Kontroversial yang Membela Gus Miftah dan Sindir Netizen

BACA JUGA:Jokowi Kampanyekan Ridwan Kamil, Rocky Gerung Sindir Soal Pamer Kekuasaan

Di sisi lain, Gus Miftah adalah seorang kiai muda yang dikenal karena pendekatannya yang lebih modern dalam berdakwah. Gus Miftah sering kali muncul di media sosial dan acara-acara televisi dengan tema-tema yang cukup segar, sering kali mengangkat topik-topik yang kontroversial atau berani. Pendekatannya yang terbuka terhadap hal-hal yang dianggap sensitif, seperti pernikahan beda agama atau pandangan liberal terhadap agama, membuatnya menjadi sosok yang banyak dibicarakan, baik dalam dukungan maupun kecaman.

Puncak kontroversi ini bermula ketika Ustaz Maulana, dalam sebuah kesempatan ceramah, mengungkapkan sindiran tajam terhadap Gus Miftah. Dalam ceramah tersebut, Ustaz Maulana tampak dengan sengaja memparodikan cara berdakwah Gus Miftah dengan menirukan sosok Sunhaji, seorang karakter yang sering kali muncul dalam guyonan publik sebagai penjual es teh. Sunhaji, yang dalam parodi ini digambarkan sebagai penjual es teh yang murah senyum dan sangat dekat dengan masyarakat, seolah menjadi simbol dari cara dakwah yang lebih "down to earth" dan jauh dari formalitas.

Melalui parodi tersebut, Ustaz Maulana tampaknya ingin menyoroti gaya dakwah Gus Miftah yang dianggapnya terlalu berfokus pada hal-hal yang "terlalu modern" dan terkadang mengundang kontroversi. Menurut Ustaz Maulana, gaya dakwah semacam itu dapat merusak kharisma ulama dan mengaburkan esensi ajaran Islam yang sebenarnya. Ia lebih memilih pendekatan yang lebih tradisional dan sederhana dalam berdakwah, di mana pesan agama bisa sampai dengan cara yang lebih khidmat dan penuh penghormatan.

Sindiran yang disampaikan Ustaz Maulana terhadap Gus Miftah sebenarnya tidak hanya sekadar kritik terhadap gaya dakwah Gus Miftah yang modern. Ada banyak faktor yang mendasari tindakan tersebut, termasuk perbedaan prinsip dalam mendakwahkan ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat. Ustaz Maulana, sebagai pendakwah dengan gaya konservatif, berpendapat bahwa dalam mendakwahkan agama Islam, penting untuk tetap menjaga nilai-nilai tradisional yang telah ada, dan tidak mengorbankan substansi agama demi menarik perhatian publik.

Di sisi lain, Gus Miftah menganggap bahwa Islam perlu dibawa ke tengah masyarakat dengan cara yang lebih relevan dengan perkembangan zaman. Ia berpendapat bahwa cara-cara yang lebih progresif dan terbuka terhadap perubahan dapat membantu dakwah Islam agar tetap diterima oleh masyarakat luas, terutama generasi muda yang mungkin merasa terasing dengan pendekatan yang lebih kaku dan konservatif.

Perbedaan pandangan ini akhirnya mencuat ke permukaan, dan menghasilkan komentar-komentar dari berbagai pihak, baik yang mendukung maupun yang mengkritik gaya dakwah masing-masing tokoh. Beberapa orang berpendapat bahwa sindiran Ustaz Maulana terlalu keras dan tidak seharusnya dilakukan di depan publik, sementara yang lain melihatnya sebagai bagian dari dinamika dalam dunia dakwah yang harus dihormati.

Menanggapi sindiran tersebut, Gus Miftah memilih untuk tidak langsung memberikan komentar yang provokatif. Sebaliknya, ia memilih untuk tetap fokus pada dakwahnya dan tidak terlalu terpengaruh dengan sindiran-sindiran yang datang kepadanya. Dalam beberapa kesempatan, Gus Miftah bahkan mengungkapkan bahwa ia tidak merasa terganggu dengan kritik atau sindiran dari siapapun, karena bagi dirinya, yang terpenting adalah bagaimana dakwah yang disampaikannya tetap memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Meskipun begitu, beberapa pengikut Gus Miftah tidak dapat menahan diri untuk bereaksi terhadap sindiran Ustaz Maulana. Mereka berpendapat bahwa Ustaz Maulana seharusnya lebih mengedepankan ukhuwah Islamiyah dan saling menghargai sesama pendakwah, tanpa harus mengkritik secara terbuka gaya dakwah orang lain. Bagi mereka, perbedaan pendapat dalam dakwah seharusnya tidak mengarah pada perpecahan, melainkan justru menjadi peluang untuk saling belajar dan memperkaya pemahaman agama.

Sindiran Ustaz Maulana terhadap Gus Miftah dan parodi Sunhaji penjual es teh yang dilakukan di depan publik tentu menimbulkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat. Beberapa merasa bahwa perbedaan pandangan antara dua tokoh ini adalah hal yang wajar dalam dunia dakwah yang dinamis, sementara yang lain merasa bahwa sindiran tersebut justru mengurangi keharmonisan antar ulama dan bisa memperburuk citra dakwah Islam di mata masyarakat.

BACA JUGA:Edwar Sindir Renjes, Dibalas ‘’Uppercut’’

BACA JUGA:Suporter Harimau Malaya Junior sindir Timnas Indonesia U-16 Usai Gagal ke Semifinal Piala AFF U-16 2024

Bagi sebagian masyarakat, sindiran semacam ini bisa menjadi ajang untuk menggali lebih dalam mengenai perbedaan gaya dakwah, dan memahami mana yang lebih cocok dengan kebutuhan spiritual mereka. Namun, bagi sebagian yang lain, tindakan ini hanya akan menambah ketegangan di antara tokoh-tokoh agama dan merusak kedamaian dalam masyarakat yang selama ini terjaga.

Kritik yang dilontarkan oleh Ustaz Maulana terhadap Gus Miftah, yang disampaikan dalam bentuk parodi Sunhaji penjual es teh, menggambarkan adanya perbedaan mendalam dalam pendekatan dakwah yang mereka anut. Meskipun demikian, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat, hanya dengan cara yang berbeda. Perbedaan ini, meskipun kontroversial, adalah bagian dari dinamika yang wajar dalam dunia dakwah Indonesia yang terus berkembang.

Sebagai umat Islam, penting untuk memahami bahwa dakwah itu beragam dan tidak ada satu pendekatan yang sempurna. Perbedaan pandangan antara pendakwah tidak seharusnya menjadi alasan untuk saling menghujat, melainkan kesempatan untuk saling belajar dan menghargai. Yang terpenting adalah bagaimana dakwah itu bisa memberi manfaat bagi umat dan membawa mereka lebih dekat kepada ajaran Islam yang sebenarnya.

Sumber:

• Republika

• Detik News

Tag
Share