Tanaman Organik Sehat dan Hemat

Tanaman Organik Sehat dan Hemat--

KORAN DIGITAL RM - Sejak 1 tahun terakhir, Adri Yansen, fokus dengan organik. Mulai dari pupuk organik, pestisida organik, fungisida organik, hingga herbisida organik. Barang-barang serba organik ini, pengembangan tanaman pangan organik. Baik tanaman holtikultura maupuan tanaman pangan, padi. Warga Desa Karang Jaya, Kecamatan Teras Terunjam ini, ingin seluruh masyarakat Mukomuko, khususnya dan Indonesia umumnya, mengkonsumsi makanan sehat. Berlahan tapi pasti, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Tani Tama ini, mengajak petani untuk menanam padi organik. Langkah yang dilakukan adalah, memperluas Demontration Plot (Demplot) baik padi organic, semangka organic, maupun bawang merah organik. Setelah merasakan manfaat dan hemat, serta sehatnya tanaman organik, Yansen berharap, petani terus mengembangkannya.  

Yansen menjelaskan, penggunaan pupuk, pestisida maupun fungisida organik ini super hemat. Sehingga tidak dibutuhkan barang yang banyak. Yansen menggambarkan, 1,5 liter pupuk organik, cukup untuk 1 Hektare (Ha) sawah. Jika pemupukan dilakukan 3 kali dalam 1 musim tanam, maka bahan yang dibutuhkan hanya 4,5 liter. Baik pupuk untuk merangsang daun, menguatkan batang maupun buah. 

BACA JUGA:Tak Pernah Dikunjungi Pejabat, Beginilah Kondisi Jalan di Sendang Mulyo

''Dosis untuk pencegahan hama maupun penyakit, juga sama. 1,5 bisa untuk 10 kali semprot'' jelas Yansen. 

Yansen juga menyampaikan, apa yang dilakukan ini, tidak lepas dari bantuan pemerintah. Sebagai orang yang aktif dalam Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Yansen sering mengikuti kegiatan KTNA ke luar daerah. Setiap kegiatan KTNA, selalu ada pelatihan. 

''Kami pergi ikut acara KTNA, bukan jalan-jalan. Ada ilmu yang didapat dan sekarang saya terapkan,'' tambah Yansen.

BACA JUGA:Kades Lubuk Gedang Imbau Petani Tidak Lakukan Alih Fungsi Lahan

Yansen ingin, produk yang dihasilkan ini bisa bermanfaat untuk seluruh petani, terutama petani sawah. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan dijual dengan harga sangat murah. Rp40 ribu per 1,5 liter. Bagi yang ingin belajar, bisa datang langsung ke kediamannya. Tidak ada rahasia. Semua ilmu akan diberikan. Semua bahan yang diperlukan ada di sekitar lingkungan. Contohnya akar bambu, akar rumput, tanah di bawah pohon pisang, kotoran ayam, kambing dan sapi. 

''Rahasianya mau dan tekun. Bahan banyak, cara bisa dipelajari,'' demikian Yansen.(dul)

Tag
Share