Sajian Kelepon, Lembut dan Kenyal Diluar Manis dan Lumer Didalam

Sajian Kelepon, Lembut dan Kenyal Diluar Manis dan Lumer Didalam --Istimewah

[email protected] - Klepon disebut juga onde-onde adalah kue kukus atau makanan ringan yang terbuat dari tepung ketan yang digulung, diisi gula merah, lalu diolesi kelapa parut hingga lengket. Jajanan yang termasuk dalam kelompok jajanan yang ada di pasaran ini tidak hanya dikenal di Indonesia, namun juga di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. 

Nama

Klepon dikenal dengan banyak nama di luar Pulau Jawa. Misalnya, masyarakat di Bengkulu, Sulawesi Tenggara, dan Sumatera Barat mengenal klepon dengan sebutan "onde-onde", sedangkan onde-onde yang diberi biji wijen dan berisi buncis, secara tradisional tidak dikenal di wilayah ini. Penyebutan klepon dengan sebutan onde-onde menimbulkan kebingungan atau kebingungan di kalangan masyarakat Jawa karena mereka juga mengenal jajanan lain yang bernama onde-onde, yaitu bola-bola adonan ketan yang diisi kacang hijau dan ditaburi wijen. 

Orang Sambas, Kalimantan Barat menyebut klepon kelapon pancit, sedangkan masyarakat Banjar menyebutnya kalalapun atau kelelepon. Klepon di Lombok disebut kelepon kecerit, kata kecerit dalam hal ini berarti “muntah” atau meledak di mulut. Berbeda dengan klepon pada umumnya yang berbentuk bulat, klepon khas Lombok ini berbentuk lonjong. 

Istilah onde-onde untuk klepon juga digunakan oleh masyarakat Bugis. Ada pula masyarakat Makassar yang tinggal bersebelahan dengan masyarakat Bugis yang disebut klepon umba-umba. Sedangkan di Malaysia, istilah "onde-onde" dan kue buah melak digunakan bersama-sama untuk menyebut klepon, meskipun istilah terakhir lebih banyak digunakan. Misalnya saja istilah “onde-onde” yang pernah digunakan oleh Brad Hoskinson dalam buku berjudul The Malaysian Cookbook Origin.

Tidak diketahui asal muasal jajanan ini. Klepon diyakini berasal dari Pulau Jawa, namun juga dikenal luas di wilayah lain di Indonesia seperti Sumatera dan Sulawesi, serta negara tetangga Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Menurut pendapat lain, klepon atau onde-onde merupakan jajanan khas Bugis yang dikenal setidaknya sejak abad ke-14 dan masih hadir dalam upacara adat penting daerah tersebut. Jajanan ini dianggap sebagai makanan penutup khas Asia Tenggara.

Pembuatan

Kue ini terbuat dari tepung ketan yang dicampur dengan pewarna makanan berwarna hijau. Secara tradisional, warna hijau pada jajanan ini diperoleh melalui penggunaan daun pandan atau suji. Namun saat ini penggunaan keduanya sudah bisa digantikan dengan penggunaan pewarna makanan sintetis. Penggunaan ekstrak daun pandan sebagai pewarna alami pada klepon memberikan ciri khas rasa daun pandan dan warnanya yang hijau sehingga dianggap menggugah selera.

Adonan klepon digulung menjadi bola-bola kecil dan diisi gula merah, lalu direbus dalam air mendidih. atau dalam beberapa kasus mengepul. Klepon yang sudah matang kemudian ditutup dengan lapisan kelapa parut tua. Kue tradisional ini mudah ditemukan, terutama saat bulan Ramadhan karena populer sebagai menu makanan cepat saji Jajanan di Jawa ini sering dijual dengan getuk dan cenil (disebut juga cetil ) sebagai camilan kapan saja. 

Filsafat dan Makna

Cincin Klépon mempunyai makna filosofis tersendiri, khususnya tentang kehidupan manusia yang tidak diketahui akhir dan permulaannya. Bentuknya yang tidak rata juga melambangkan bahwa hidup tidak selalu manis dan penuh tantangan. Manisnya gula merah yang meleleh juga melambangkan kebaikan yang bisa dirasakan meski tidak selalu terlihat oleh mata manusia. Kelapa parut digunakan sebagai bahan taburan, melambangkan tahapan kehidupan manusia, dimana kelapa sendiri mempunyai bagian luar yang keras dan bagian dalam yang lembut.

 

Klepon atau onde-onde adalah salah satu jenis kue yang digunakan disajikan pada saat acara pindah rumah, upacara syukuran  masyarakat Bugis untuk merayakan dan menandai rumah baru yang ditempati. Masyarakat Bugis mengartikan gelombang sebagai simbol persatuan dan kepuasan, seperti perpaduan bahan jajanan ini (tepung beras, gula merah, dan kelapa parut). Selain kue klepon, ada juga lana-lana, ketan tumbuk kelapa dan kue lainnya.

 Kue-kue ini secara kolektif dikenal sebagai panasa, yang berarti “diasapi dengan baik”. Kue kering, termasuk onde-onde, yang oleh masyarakat Minangkabau disebut parabuang, merupakan pelengkap hidangan utama (nasi dan lauk pauk), dan selalu disajikan pada saat upacara adat dan acara-acara yang berbeda. Khusus untuk merayakan Maulid Nabi, parabuang disajikan antara lain onde-onde, pisang raja goreng, lapek manih, agar-agar, dan kue sumsum.

Resep dan cara membuat klepon beras ketan yang lembut, anti gagal.

Bahan

 

• 200 gram tepung ketan

• 200 ml air panas

• 2 sdm gula pasir

• Pasta pandan, secukupnya

• Gula merah sisir halus, secukupnya

• ½ butir kelapa parut

• Garam, secukupnya

 

Cara Membuat

 

1. Kukus kelapa parut yang telah diberi garam secukupnya kurang lebih selama 10 menit. Sisihkan. 

2. Sisir halus gula merah untuk isian klepon. 

3. Siapkan wadah, campur tepung ketang, gula pasir dan pasta panda secukupnya. Aduk rata. 

4. Tambahkan air panas sedikit demi sedikit, uleni adonan tepung sampai kalis kemudian bentuk bulat-bulat sebesar kelereng. 

5. Pipihkan adonan yang telah dibentuk bulat, beri isian gula merah kemudian bulatkan lagi.

6. Rebus air hingga mendidih kemudian masukkan bulatan klepon satu persatu, rebus klepon sampai matang dan mengembang. 

7. Angkat klepon yang telah matang, tiriskan kemudian gulingkan pada taburan kelapa. 

8. Sajikan klepon untuk camilan bersama teh hangat atau kopi panas.

Sumber : 

Artikel Universitas Sains dan Teknologi Komputer

 

fimela.com

Tag
Share