Kenapa Mesin Bus Jarang Dimatikan Saat Berhenti? Ini Alasannya
Kenapa Mesin Bus Jarang Dimatikan Saat Berhenti Ini Alasannya.--screnshoot dari web
radarmukomukobacakoran.com- Pernahkah Anda memperhatikan bahwa meskipun bus berhenti lama, mesin kendaraan tetap menyala? Mungkin banyak yang beranggapan bahwa ini tidak efisien dan membuang-buang bahan bakar. Namun, sebenarnya ada alasan tertentu mengapa mesin bus sering dibiarkan menyala, meskipun kendaraan dalam posisi berhenti dalam waktu yang cukup lama. Untuk memahami lebih jauh, mari kita simak penjelasan mengenai hal ini.
Salah satu alasan utama mengapa mesin bus tidak dimatikan saat berhenti adalah untuk menghindari proses starter berulang. Ketika mesin dimatikan, proses menghidupkan kembali mesin akan membutuhkan lebih banyak tenaga dari baterai, terutama pada mesin diesel yang lebih besar. Menghidupkan mesin secara berulang-ulang bisa menguras baterai dan komponen lainnya, serta memperpendek umur mesin dan baterai itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menjaga agar sistem kendaraan tetap bekerja dengan efisien, mesin sering kali dibiarkan menyala.
BACA JUGA:Memanah Lebih dari Sekadar Olahraga, Seni dan Disiplin dalam Satu Busur
BACA JUGA:Tragedi di Tol Pandaan-Malang Bus Rombongan Pelajar SMP Terlibat Kecelakaan dengan Truk Kontainer
Pada bus, terutama yang menggunakan mesin diesel, mesin yang mati bisa memicu peningkatan suhu yang cepat. Mesin diesel cenderung menghasilkan panas yang tinggi, dan jika mesin mati tiba-tiba setelah digunakan dalam waktu lama, panas yang terperangkap dapat merusak beberapa komponen penting. Mesin yang terus menyala memungkinkan sistem pendinginan tetap bekerja, sehingga suhu mesin tetap terjaga dan terhindar dari kerusakan akibat panas berlebih.
Meskipun terdengar kontradiktif, beberapa jenis mesin modern sebenarnya lebih efisien jika terus berjalan, dibandingkan dengan terus-menerus melakukan proses hidup-mati mesin. Mesin bus masa kini didesain dengan teknologi yang memungkinkan konsumsi bahan bakar lebih optimal meskipun mesin tetap hidup dalam waktu yang lama. Proses penghidupan mesin secara terus-menerus lebih stabil dan lebih sedikit membuang bahan bakar jika dibandingkan dengan harus sering-sering melakukan starter mesin.
Ada kalanya, mesin bus dibiarkan menyala agar penumpang tetap merasa nyaman. Misalnya, di daerah yang panas, mesin yang terus menyala dapat memastikan AC atau sistem ventilasi tetap berfungsi dengan baik, memberikan kenyamanan bagi penumpang. Jika mesin dimatikan, maka sistem pendingin udara dan kenyamanan lainnya akan berhenti, yang bisa membuat penumpang merasa tidak nyaman, terutama dalam perjalanan panjang atau saat bus berhenti di jalan yang panas.
Selain untuk kenyamanan penumpang, mesin yang tetap hidup juga membantu menjaga agar berbagai sistem elektronik dan peralatan dalam bus tetap berfungsi. Misalnya, sistem navigasi, sistem komunikasi, atau bahkan kamera keamanan pada bus membutuhkan daya listrik yang terhubung dengan mesin. Jika mesin dimatikan, maka sistem ini bisa terputus dan mengganggu operasional bus, terutama bagi pengemudi atau kru yang membutuhkan informasi atau komunikasi penting selama perjalanan.
BACA JUGA:Rahasia Sehat Alami: Begini Cara Mudah Membuat Rebusan Buah Mengkudu yang Kaya Manfaat
BACA JUGA:Jangan Abai Dengan Kondisi Otak, Cara Cegah Pembusukan Otak Dengan 9 Kebiasaan Ini
Di kota-kota besar dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi, bus sering kali harus berhenti di banyak titik, baik di lampu merah, halte, atau di tengah perjalanan yang padat. Mengingat waktu berhenti yang cukup lama, terutama di lampu merah, bus tidak mematikan mesin karena akan sangat merepotkan jika terus menerus menghidupkan dan mematikan mesin. Dengan membiarkan mesin menyala, bus dapat dengan mudah melanjutkan perjalanan segera setelah jalan kembali lancar tanpa harus menunggu proses starter.
Beberapa bus juga memiliki sistem keselamatan yang terhubung dengan mesin kendaraan. Misalnya, saat mesin bus hidup, pengemudi dapat lebih mudah mengakses berbagai sistem keamanan dan memastikan bahwa kendaraan tetap berjalan dengan lancar, terutama di jalan-jalan yang penuh tantangan. Mesin yang hidup memudahkan pengemudi untuk menghadapi situasi darurat, baik itu dalam hal pengereman, akselerasi, atau sistem navigasi yang terintegrasi.
Perusahaan transportasi memiliki standar operasional yang ketat terkait pengoperasian kendaraan mereka, termasuk kebijakan apakah mesin bus harus dimatikan atau tetap menyala saat berhenti. Beberapa perusahaan mungkin memiliki prosedur untuk menjaga mesin tetap hidup guna menjaga efisiensi operasional dan kenyamanan penumpang, sementara yang lain mungkin memiliki kebijakan yang lebih ketat mengenai penghematan bahan bakar dan penggunaan mesin.
Meskipun terdengar tidak efisien, ternyata ada sejumlah alasan mengapa mesin bus jarang dimatikan saat kendaraan berhenti. Mulai dari efisiensi penggunaan tenaga, menjaga suhu mesin, hingga meningkatkan kenyamanan penumpang, kebijakan ini lebih sering diambil untuk mengoptimalkan kinerja bus dan menjaga agar perjalanan tetap lancar. Tentu saja, seiring dengan perkembangan teknologi mesin, penggunaan bahan bakar dan sistem kendaraan akan terus disempurnakan agar semakin ramah lingkungan dan efisien, sambil mempertimbangkan kenyamanan penumpang.
Dengan memahami alasan-alasan tersebut, kita bisa lebih mengerti mengapa kebiasaan ini ada, dan betapa pentingnya keseimbangan antara efisiensi, kenyamanan, dan faktor keamanan dalam operasional bus.
Referensi:
• Kompas.com
• Detik.com
• Tribunnews.com
• Kompas.com
• Detik.com
• Tribunnews.com