Guru Gunduli Siswi SD di Cianjur karena Berkutu, Tuai Kecaman dan Trauma
Guru Gunduli Siswi SD di Cianjur karena Berkutu, Tuai Kecaman dan Trauma--Screenshot dari web
"Kami menyayangkan itu ada pendampingan orang tua. Kalau anak laki-laki ada dalam kewajaran, tapi itu perempuan. Beda psikologinya," tambahnya.
Disdikpora Kabupaten Cianjur saat ini tengah melakukan pendampingan untuk memulihkan kondisi psikologis siswi tersebut. Mereka berharap agar siswi tersebut dapat kembali bersekolah dengan tenang.
"Kami terus koordinasi untuk pemulihan psikologinya. Anak itu pada hari ini tidak masuk. Kami akan pulihkan agar siswi itu bisa secepatnya bersekolah lagi," pungkas Aripin.
Peristiwa ini menjadi sorotan publik dan mengundang berbagai reaksi. Banyak pihak yang mengecam tindakan guru tersebut dan mendesak pihak sekolah untuk memberikan sanksi yang tegas.
Para ahli pendidikan menilai bahwa tindakan guru tersebut tidak hanya melanggar kode etik profesi guru, tetapi juga berpotensi menimbulkan trauma pada siswi tersebut.
Mereka menekankan pentingnya komunikasi dan koordinasi antara guru, orang tua, dan pihak sekolah dalam menangani masalah yang berkaitan dengan anak didik.
Peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan kondisi psikologis anak dan menerapkan metode pendidikan yang humanis dan berorientasi pada kesejahteraan anak.
Semoga kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak agar kejadian serupa tidak terulang kembali