Program Ketahanan Pangan Desa Karya Mulya Berlanjut
Sapi: Program ketahanan pangan --
KORAN DIGITAL RM - Pemerintah Desa Karya Mulya Kecamatan Pondok Suguh Mukomuko, terus mendorong kelompok pengelola program ketahanan pangan bidang ternak sapi, untuk tetap konsisten dalam mengembangkan ternak yang sudah diberikan oleh Pemdes. Melihat perkembangan saat ini, pihaknya optimis bahwa program ketahanan pangan bidang ternak sapi ini, bisa berkembang dan berkelanjutan. Kemudian hasil dari pengembangan ternak sapi program ketahanan pangan yang bersumber dari Dana Desa (DD) ini kedepan diharapkan, bisa berdampak langsung kepada warga Desa Karya Mulya. Selain itu, Pemdes Karya Mulya juga menargetkan program ketahanan pangan bidang ternak sapi sapi tersebut, kedepan juga bisa menjadi penunjang kekuatan dan ketahanan pangan masyarakat desa Karya Mulya.
BACA JUGA:119 KPPS Sungai Rumbai Disumpah Siap Sukseskan Pilkada Tahun 2024
BACA JUGA:Fisik DD 2024 Suka Pindah Tuntas
Kepala Desa (Kades) Karya Mulya, Heriyanto mengatakan, mulai sejak 2022 lalu mereka sudah menggelontorkan dana khusus untuk program ketahanan pangan untuk pengadaan bibit sapi. Hingga dana program ketahanan pangan tahun 2024 ini, juga digunakan untuk pengadaan bibit sapi. Sesuai dengan besaran anggaran ketahanan pangan yang mereka miliki. Tahun Anggaran (TA) 2024 ini mereka melakukan pengadaan bibit sapi sebanyak 10 ekor. Semua bibit indukan sapi tersebut, sudah diserahkan kepada kelompok pengelola. "Mulai dari TA 2022 hingga tahun 2024 ini, program ketahanan pangan yang kita realisasikan adalah pengembangan ternak sapi. Alhamdulillah, hingga saat ini program tersebut masih berjalan dan dikelola oleh kelompok pengelola," kata Heriyanto.
Lanjutnya, sesuai dengan laporan dari kelompok pengelola. Sekarang jumlah total ternak sapi program ketahanan pangan mereka saat ini lebih kurang sekitar 25 ekor termasuk anakan dan indukan pokok yang diberikan oleh desa. Selama pengelolaan oleh kelompok, tidak dapat dipungkiri dan hal yang lumrah ada ternak yang mati karena sakit. Padahal, sebelum bibit indukan sapi itu disediakan kepada kelompok. Bibit indukan sapi itu sudah diberikan vaksin dan dinyatakan sehat oleh pihak Puskeswan. Namun, karena barang bernyawa tentu tidak bisa lepas dari kematian. "Sapi kita yang ada sekarang ini sebanyak 25 ekor. Termasuk anakan yang baru lahir. Mudah-mudahan yang ada sekarang ini tidak ada lagi kendala dalam pengelolaan. Sehingga program ini bisa berkembang dan bisa berkelanjutan," papat Heriyanti saat ditemui di ruang kerjanya Kamis,(7/11).
BACA JUGA:Warga Gajah Mati Mulai Nikmati Hasil Pembangunan Tahun 2024
BACA JUGA:Ditinggal Jualan, Rumah Warga Lubuk Gedang Dilahap Sijago Merah
Ditegaskan, semua kelompok pengelola program ini diminta untuk disiplin dan konsisten dalam pemeliharaan. Ternak sapi jangan sampai dilepasliarkan, hingga merusak tanaman warga. Malam hari ternak sapi wajib dikandangkan. Ini salah satu tugas kelompok pengelola. Kemudian, selama pengelolaan ada ternak yang sakit, ternak yang mati anggota kelompok harus melaporkan ke desa. Dan membuat berita acara bahwa ternak tersebut mati karena sakit atau karena hal lain. "Kita menegaskan kepada semua anggota kelompok. Ternak sapi jangan dilepasliarkan. Semua ternak harus dipelihara dengan baik. Kita tidak mau mendengar ada ternak sapi program ketahanan lamban dilepasliarkan dan merusak tanaman warga lain," tegasnya.*