Belasan Pasien HD "Lari" ke Luar Daerah
Antrian Kendaraan Pasien HD di RSUD.-Sahad-Radar Mukomuko
radarmukomukobacakoran.com - Salah satu layanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mukomuko adalah cuci darah atau hemodialisis (HD). Layanan HD ini sudah dibuka sejak rumah sakit ini dipimpin oleh pelaksana tugas (Plt) drg. Endris Marlinda, sekitar 10 tahun yang lalu.
Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah pasien HD terus meningkat. Disisi lain, fasilitas dan peralatan yang tersedia masih terbatas. Oleh karena itu, banyak pasien HD yang terpaksa melakukan cuci darah di luar Mukomuko (Lari, red).
"Daftar tunggu pasien HD ada 17 orang. Mereka ada yang cuci darah di Padang atau Bengkulu, karena tidak dapat jadwal di sini," ujar Direktur RSUD Mukomuko, Syafriadi, SKM., M.Kes saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (28/10).
Disampaikan Direktur, saat ini ada 7 unit mesin cuci darah di RSUD Mukomuko. 5 diantaranya digunakan untuk melayani masyarakat secara reguler. 1 unit untuk pasien dengan penyakit tertentu dan 1 unit untuk cadangan. Mesin cuci darah ini beroperasi dua kali dalam sehari.
BACA JUGA:Pemdes Teras Terunjam Tuntaskan Program Ketahanan Pangan
"Pasien HD yang sedang dilayani 33 orang. Kami buka setiap hari dan dalam sehari 2 shif," tambah Syafriadi.
Dikatakan Syafriadi, dalam sekali cuci darah dibutuhkan waktu 4,5 hingga 5 jam. Dengan kata lain, mesin-mesin ini bekerja 10 jam per hari. Ini merupakan kemampuan maksimal yang bisa dilakukan.
"Pelayanan HD ini sudah semaksimal mungkin, tapi belum bisa melayani seluruh masyarakat," ungkap Syafriadi.
Daftar tunggu ini tidak ada batas waktunya. Pasalnya sangat kecil sekali kemungkinan pasien HD ini sembuh. Pasien akan melakukan cuci darah terus-menerus sepanjang hidupnya. Bagi calon pasien yang sudah masuk daftar tunggu tidak bisa nyalip antrian. Jika memaksakan diri, maka akan ada pasien lain yang dikorbankan.
BACA JUGA:Inilah 16 Negara yang Akan Tampil di Piala Asia U-17 2025, 3 dari Asia Tenggara
"Yang sudah masuk daftar tunggu akan kami panggil jika, maaf, ada pasien yang meninggal. Cuci darah akan terus dilakukan seumur hidup," kata Syafriadi dengan nada lirih.
Jika saat ini belasan warga Mukomuko melakukan cuci darah di daerah lain, itu merupakan solusi terbaik yang ada saat ini. Atas hal tersebut, managemen rumah sakit tidak menutup mata.
"Kami sedang mencari solusi agar pasien HD yang masuk daftar bisa secepatnya dilayani," demikian Syafriadi.