Getuk : Sejarah, varian, filosofi dan Resep Getuk yang melegenda
Getuk : Sejarah, varian, filosofi dan Resep Getuk yang melegenda--ISTIMEWA
radarmukomuko.bacakoran.co -Indonesia memiliki ribuan jenis jajanan tradisional yang tersebar di berbagai daerah. Dari yang gurih hingga manis, kudapan-kudapan tersebut memiliki kekhasan masing-masing yang memperkaya variasi gastronomi nusantara.
Di pulau Jawa, terutama bagian tengah dan timur terdapat jajanan tradisional yang disebut sebagai getuk. Kue yang terbuat dari olahan singkong ini memiliki rasa manis dan gurih dengan tekstur lembut yang memanjakan lidah. Selain itu, tampilan getuk yang berwarna-warni juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta jajanan tradisional.
Sejarah getuk
BACA JUGA:Tergantung Ketua Yayasan, Guru Sekolah Swasta Ada Peluang Lolos Seleksi PPPK 2024, Ikuti Ketentuanya
Getuk adalah penganan tradisional khas masyarakat Jawa yang populer di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Ngawi dan Jawa Timur. Penganan ini berasal dari Magelang, Jawa Tengah. Dalam bahasa Sunda, getuk juga dikenal dengan sebutan gegetuk.
Getuk terdokumentasi dalam Serat Centhini yang diterbitkan pada abad ke-18M.
Getuk pada zaman penjajahan Jepang ketika beras yang menjadi makanan pokok sulit ditemukan. Masyarakat Jawa mengganti beras dengan ketela karena mudah ditemukan. Pada awalnya penduduk membuat getuk gondok, yaitu bentuk getuk yang paling sederhana dengan cara mengkukus singkong lalu diambil serat tengahnya. Kemudian ditumbuk dengan halus dan diberi rasa manis atau asin.
Varian Kue Getuk
1.Gethuk singkong, terbuat dari bahan singkong yang sudah direbus dengan ditaburi potongan gula jawa sehingga berwarna cokelat dan memiliki tekstur yang kasar. Jajanan ini berasal dari Jawa Tengah.
2.Gethuk lindri, terbuat dari bahan singkong yang sudah direbus, kemudian digiling halus bersamaan dengan gula pasir, kemudian dibubuhi pewarna panganan dan vanili, dan selanjutnya dicetak dengan bentuk memanjang dan dipotong kecil-kecil. Jajanan ini berasal dari Magelang, Jawa Tengah.
3.Gethuk goreng, terbuat dari bahan singkong yang sudah direbus, kemudian digoreng. Jajanan ini berasal dari Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah.
4.Gethuk yoko kurung, berisikan nanas kuning emas yang lumer atau meleleh. Jajanan ini berasal dari Kurung, Klaten, Jawa Tengah.
5.Gethuk gedang, terbuat dari bahan gedang (pisang) yang dikukus, kemudian dicampur dengan gula dan sedikit garam. Jajanan ini berasal dari Kota Kediri, Jawa Timur.
BACA JUGA:Little India, Menelusuri Warna-Warni Budaya India di Singapura
6.Gethuk nylekitho, terbuat dari bahan singkong yang sudah direbus atau dikukus dan kemudian ditumbuk bersamaan dengan gula jawa, dihidangkan bersama parutan kelapa yang sudah diberi sedikit garam. Jajanan ini berasal dari Sidakaya, Cilacap, Jawa Tengah.
7.Gethuk ubi, terbuat dari bahan ubi jalar
Gethuk talas, terbuat dari bahan talas.
8.Gethuk pero, terbuat dari bahan singkong yang sudah direbus atau dikukus dan kemudian ditumbuk, dihidangkan dengan taburan parutan kelapa yang sudah diberi sedikit garam atau ditaburi gula pasir. Jajanan ini berasal dari Jepara, Jawa Tengah.
9.Gethuk nyimut, terbuat dari bahan singkong atau ketela pohon yang dikupas, dipotong-potong lalu dikukus dan dilumatkan. Selanjutnya dibentuk bola-bola dan digoreng. Jajanan ini berasal dari Kudus, Jawa Tengah.
10.Gethuk bakar abimanyu, terbuat dari bahan singkong yang dibakar. Jajanan ini berasal dari Ungaran, Jawa Tengah.
Filosofi Getuk
Singkong yang dijadikan sebagai bahan utama getuk menyimbolkan makna kesederhanaan. Singkong bisa tumbuh dimana saja namun tetap rendah hati dengan tidak menunjukkan buahnya.
Sedangkan kelapa parut yang menjadi pelengkap sajian getuk menyimbolkan kebermanfaatan. Seluruh bagian pohon kelapa memiliki kegunaan bagi manusia. Berefleksi dari hal tersebut, manusia sebaiknya hidup dalam kebermanfaatan bagi orang lain dan sekitarnya.
Kombinasi singkong dan kelapa ini dapat disimpulkan bahwa getuk adalah makanan tradisional yang merefleksikan makna sederhana dan kebermanfaatan hidup manusia.Selain itu, penggunaan singkong sebagai makanan pokok pengganti beras juga dapat dimaknai sebagai cara manusia yang senantiasa berinovasi dari berbagai hal sederhana yang ada di sekitarnya.
Getuk juga mengajarkan manusia untuk bersyukur atas apa yang mereka miliki dan menjadikannya sesuatu yang lebih bermanfaat, menarik, serta disukai.Filosofi getuk tersebut sejalan dengan filosofi hidup yang dianut masyarakat Jawa yaitu nrimo ing pandum. Ajaran hidup yang mengajarkan manusia untuk mensyukuri dan memasrahkan dirinya kepada Tuhan namun tetap berusaha untuk berinovasi menjadi manusia yang lebih baik.
Resep Pembuatan Getuk Singkong
Bahan-bahan
BACA JUGA:Meraih Ketinggian, Membangun Percaya Diri yang Tak Tergoyahkan
1.1 kg singkong (sudah dikukus)
2.120 gr gula merah (sisir halus)
3.50 gr gula pasir (sesuaikan selera)
4.Secukupnya vanili
5.Secukupnya garam
6.Secukupnya kelapa parut(kukus beri garam dan daun pandan)
Cara Membuat
BACA JUGA:Putu Ayu Pandan Manisnya Kenangan, Harumnya Keharuman
1.Kupas singkong lalu cuci dan potong kecil2 lalu kukus sampai empuk.
2.Setelah matang haluskan singkong bersama gula merah dan gula putih.garam.vanili. tumbuk sampai gula tercampur rata.
3.Siapkan loyang yang sudah dialasi plastik.ratakan adonan singkong dan sedikit ditekan"agar padat.lalu pindahkan keloyang datar dan getuk siap dipotong".
4.siap untuk di hidangkan