Organik dan Kimia Bakal Disatukan, Ini Tujuannya

Formulator PT. DGW, PT. BISI dan Pelopor organik Mukomuko duduk bersama.--ISTIMEWA

radarmukomukobacakoran.com – Dalam dunia pertanian, khususnya tanaman pangan dan holtikultura, pupuk dan insektisida menjadi kebutuhan utama. Secara umum pupuk dan pestisida dibedakan menjadia dua jenis, organik dan anorganik atau kimia. Keduanya memiliki beberapa perbedaan. Mulai dari bahan baku, nutrisi yang dikandung, efek pemakaian jangka panjang, dampak terhadap lingkungan, hasil yang diberikan hingga biaya. Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Di Kabupaten Mukomuko, penggiat organik dan formulator dari perusahaan pupuk dan bibit terkemuka di Indonesia sepakat untuk bersatu. Mereka sepakat akan membuat Demontration Plot (Demplot) tanaman padi bersama. Produk masing-masing akan dipadukan untuk saling menutupi kekurangan yang ada. 

Pelopor organik Kabupaten Mukomuko Edry Yansen, menyampaikan dirinya sejak puluhan tahun yang lalu berkecimpung di dunia pertanian, khususnya holtikultura. Selama itu pula, pupuk dan pestisida kimia menjadi andalan untuk mendukung tanamannya agar produksi tanaman optimal. Dengan pengalaman yang ada, Yansen mengenal cukup banyak kelebihan dan kekurangan pupuk dan pestisida kimia.

BACA JUGA:Managemen RSUD Mukomuko Terus Tingkatkan Pelayanan

Sebagai petani holtikultura yang aktif, Yansen banyak mengikuti berbagai kegiatan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), mulai tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional. Melalui kegiatan inilah, Yansen mulai mengenal dunia organik. Dan pada akhirnya tertarik belajar organik lebih dalam. Melalui kegiatan KTNA ini juga, Yansen bertemu dengan orang-orang hebat di dunia organik. Salah satunya profesor Joko Wiryanto, penemu F1 Embio. 

‘’Saya tertarik belajar F1 Embio karena manfaatnya luar biasa. Saat ini satu-satunya formula yang bisa mengatasi lahan gambut adalah F1 Embio. Dan F1 Embio boleh diajarkan dan dipelajari oleh siapa saja,’’ ujar Yansen.

Sejak beberapa tahun ini Yansen fokus dengan mengembangkan formula organik. Mulai pembuatan Bokashi, Pupuk Organik Cair (POC) F1 Embio, hingga mengembangkan agen hayati. Berbagai uji coba telah dilakukan terhadap produk yang dihasilkannya.

‘’Saya membuat produk organik, tapi bukan pencipta, hanya mengembangkan. Dan saya juga mendapat bimbingan dari guru saya,’’ tambah Yansen.

BACA JUGA:Disperindagkop Dan UKM Optimalkan Retribusi PAD Pasar

Dikatakan Yansen, dalam waktu dekat akan dibuat Demplot bersama antara dirinya dengan formulator dari PT. DGW dan BISI. Varietas padi yang akan ditanam IPB 3S dan IPB 9G. Keduanya merupakan varietas baru dan akan diujicoba dengan Demplot. IPB 3S dan IPB 9G merupakan produk dari PT. Botani Seed Indonesia (BSI). Perusahaan benih pangan dan hortikultura berbasis inovasi perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor (IPB).

‘’Saya dapat benih ini dalam acara Gebyar Benih Tanaman Pangan di Bandung, 27 Juli 2024. Dalam Demplot ini nantinya akan diaplikasikan produk saya dengan produk pabrikan,’’ demikian.

Tag
Share