Harga Gabah Tinggi, Petani Masih Rugi?
Petani sawah di Kecamatan Selagan Raya memasuki musim panen. Belakangan ini harga gabah berada di puncak tertinggi, mencapai Rp6.300 hingga Rp6.400 per kilogram Gabah Kering Panen (GKP).--
KORAN DIGITAL RM - Petani sawah di Kecamatan Selagan Raya memasuki musim panen. Belakangan ini harga gabah berada di puncak tertinggi, mencapai Rp6.300 hingga Rp6.400 per kilogram Gabah Kering Panen (GKP). Angka yang cukup tinggi dibandingkan harga tahun-tahun sebelumnya. Meskipun harga gabah tinggi, sepertinya petani belum menikmati keuntungan maksimal. Penyebabnya adalah hasil panen yang belum memuaskan. Bahkan ada petani yang rugi karena gagal panen. Sengaimana disampaikan oleh salah seorang pemuda Selagan Raya, Zik Putra, SKM baru-baru ini.
"Alhamdulillah harga gabah sangat bagus. Baru kali ini harga gabah di petani mencapai di atas Rp6 ribu. Sepertinya ini berkaitan dengan adanya pabrik beras di Mukomuko," ujar Zik saat bersilaturahmi ke kantor Radar Mukomuko.
BACA JUGA:Jelang Musim Tanam, Petani Goro Normalisasi Jaringan Irigasi
Dikatakan Zik, tidak semua petani mendapatkan keuntungan dari tingginya harga gabah ini. Bahkan ada beberapa petani yang rugi. Diceritakan Zik Putra, sejak petani turun tanam, nyaris tidak ada hujan sama sekali. Sawah hanya mengandalkan air irigasi. Dampak kemarau panjang, debit air sungai turun. Dan air irigasi tidak cukup untuk mengairi seluruh sawah. Tidak sedikit sawah yang berbeda di ujung irigasi, tidak kebagian air.
"Banyak petani yang gagal panen karena tidak kebagian air irigasi," tambah Zik Putra.
Masih Zik, selain mengakibatkan gagal panen, kemarau panjang juga berdampak pada penurunan produksi. Pada umumnya, sawah di Selagan Raya bisa menghasilkan setidaknya 6 ton per hektare GKP. Musim panen sekarang, rata-rata hasilnya menurun. Hasil panen berkisar antara 3 hingga 5 ton. Penyebabnya sawah hanya mengandalkan air irigasi. Air sungai/irigasi, memiliki kandungan yang berbeda dibandingkan air hujan.
BACA JUGA:Monev Berlanjut Ke Tanjung Alai dan Sumber Makmur
Dalam air hujan terkandung 99 persen massa H2O, serta unsur-unsur terlarut seperti nitrogen dalam bentuk nitrat. Hal ini menunjukkan bahwa air hujan punya peran penting dalam mentransfer nitrogen dari langit ke tanah. Melalui air hujan, tanaman bisa menyerap kandungan nitrat yang diperlukan untuk proses metabolisme.
‘’Hasil panen turun semua. Karena kemarau tadi. Selama kemarau, sawah hanya mengandalkan air irigasi. Air sungai dan air hujan memiliki kandungan yang berbeda,’’ papar Zik.
BACA JUGA:Perbaikan Permanen Irigasi DI Manjuto Kanan Akan Dilakukan Tahun Depan
Terpisah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Selagan Raya, wilayah binaan Desa Talang Buai, Hariyanto, mengatakan, hasil ubinan, hasil panen petani sawah tidak mengalami penurunan yang siginfikan. Jika dikalkulasikan masih berada di angka 6 ton per hektare.
‘’Harga gabah mencapai Rp6.400 per kilogram. Lumayan mahal dibandingkan musim panen tahun-tahun sebelumnya. Mudah-mudahan saja, peningkatan harga gabah ini berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan petani,’’ demikian Hariyanto.*