Benang Layang-layang Bawa Petaka

Benang Layang-layang Bawa Petaka-Ilustrasi-

KORAN DIGITAL RM - Bermain layang-layang dilakukan oleh semua usia. Mulai dari Balita, anak-anak, dewasa, hingga orang tua. Bermain layang-layang idealnya dilakukan di tanah lapang, jauh dari jaringan listrik, jauh dari permukiman penduduk dan jauh dari jalan raya. Pada kenyataannya, banyak orang yang bermain layang-layang dengan tidak memperhitungkan faktor keselamatan. Baik keselamatan diri sendiri, maupun keselamatan bagi orang lain. 

Rabu (6/12) sore sekitar pukul 14.30 WIB, terjadi kecelakaan lalu lintas yang disebabkan benang layang-layang. Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Desa Pondok Baru, Kecamatan Selagan Raya. Tepatnya di jalan raya dekat lapangan sepak bola Pondok Baru. Korbannya adalah Suwarjo, warga Desa Sidodadi, Kecamatan Penarik. Ia merupakan mitra dari Surat Kabar Harian (SKH) Radar Mukomuko (RM). Suwarjo yang akrab disapa Pak De, mengalami luka robek pada kaki kiri. 

BACA JUGA:Kalau Caleg Curang, Bawaslu Minta Masyarakat Membuat Laporan

Kronologis kejadian sebagaimana diceritakan Pak De, ia mengendarai sepeda motor dari arah kantor camat menuju Desa Lubuk Bangko. Sampai di TKP, terlihat banyak orang bermain layang-layang di lapangan sepak bola Pondok Baru. Ada juga yang bermain layang-layang di pinggir jalan raya. Setidaknya ada empat orang. Saat Pak De melintas, ada layang-layang yang tiba-tiba turun. Benang layang-layang nyangkut pada stang motor. Sesaat kemudian, benang yang sama melilit roda motor. Akibatnya motor oleng dan jatuh. Pak De yang ada di atas motor ikut terbanting. Akibatnya celana dan baju robek dan luka pada kaki. Warga yang ada di sekitar TPK langsung memberikan pertolongan dengan membawa korban ke bidan setempat. Motor yang dikendarai mengalami kerusakan. Warga yang bermain layang-layang harus menanggung biaya pengobatan, serta mengganti kerusakan motor. 

"Masalah ini sudah kami selesaikan secara kekeluargaan," ujar Pak De. 

BACA JUGA:Minggu Kedua Kecamatan Ipuh Mulai Kebut Evaluasi RAPBDes

Diceritakan Suwarjo, dirinya sering melihat banyak orang bermain layang-layang di pinggir jalan raya. Dengan pekerjaan yang ada, Pak De harus keliling ke desa-desa di empat kecamatan. Kecamatan Penarik, Selagan Raya, Teras Terunjam, dan Kecamatan Air Dikit. Suwarjo mengaku sering khawatir dan takut tersangkut benang layang-layang. Dan apa yang dikhawatirkan benar-benar menjadi. 

"Layang-layang yang dimainkan besar-besar, benangnya juga sangat kuat. Benang jenis ini mampu mengangkat beban 50 kilogram," demikian Pak De.*

Tag
Share