Hebatnya Petani Dulu, Tanpa Pupuk Dan Bahan Kimia Hasil Panen Padi Tetap Melimpah, Oh Ini Caranya

Petani Kecamatan Lubuk Pinang Mulai Turun Tanam MT 3.--ISTIMEWA

radarmkomuko.bacakoran.co -Para petani di era modern merasakan sangat tergantung pada pupuk dan bahan kimia untuk mendapatkan hasil panen padi yang melimpah.

Namun, para nenek moyang kita dahulu menanam padi tanpa pupuk dan bahan kimia tetap panen melimpah? 

Lalu rahasianya dimana? Pertanyaan ini mungkin terkesan sepele, tetapi jawabannya menjadi solusi dalam mengatasi krisis pupuk kimia  dan tingginya harga pupuk dipasaran.

Berikut upaya orang dulu membuat  kesuburan sawah tanpa pupuk dan bahan kimia , ada beberapa faktor yang berperan penting. 

1. kesuburan tanah alami terjaga karena sistem pertanian tradisional dan berkelanjutan. Petani memanfaatkan siklus alam untuk memulihkan unsur hara tanah dengan membiarkan lahan  setelah panen.

2. sistem tanam padi yang beragam menjadi kunci kesuburan tanah. Petani menerapkan teknik tanam padi rotan, tumpang sari, dan gilir hidup. Tanaman padi diselingi dengan tanaman lain, seperti kacang-kacangan, untuk menjaga keseimbangan nutrisi tanah.

3. pemanfaatan pupuk organik menjadi sumber nutrisi utama. Pupuk kandang dan kompos diolah dari sisa-sisa panen, kotoran ternak, dan bahan organik lainnya. Pupuk ini kaya akan unsur hara mikro dan makro yang penting bagi pertumbuhan padi.

4. pengendalian hama dan penyakit alami meminimalisir penggunaan bahan kimia. Petani memanfaatkan predator alami dan pestisida nabati untuk mengendalikan hama dan penyakit. Hal ini membantu menjaga kesuburan tanah dan kesehatan tanaman.

5. varietas padi lokal yang ditanam telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan setempat. Varietas ini umumnya lebih tahan hama, penyakit, dan kekeringan, sehingga membutuhkan sedikit pupuk.

6. pola konsumsi padi yang hemat menjadi ciri khas masyarakat dahulu. Mereka hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi padi. Hal ini membantu menjaga keseimbangan produksi dan konsumsi, sehingga kebutuhan pupuk pun lebih sedikit.

7. pengetahuan dan kearifan lokal menjadi pedoman utama para petani. Mereka memahami karakteristik tanah, musim, dan hama di daerahnya, sehingga mampu mengelola sawah secara optimal tanpa pupuk kimia.

Namun, seiring perkembangan zaman, praktik pertanian tradisional mulai ditinggalkan. Intensifikasi pertanian dan tuntutan hasil panen tinggi mendorong penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Hal ini berakibat pada kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan ketergantungan petani pada pupuk kimia.

Mempelajari kembali kearifan lokal dan praktik pertanian berkelanjutan dari nenek moyang dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan pupuk kimia di era modern. 

Dengan menyeimbangkan antara hasil panen dan kelestarian lingkungan, kita dapat mewujudkan pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Pertanyaan “Mengapa padi dulu panen melimpah tanpa pupuk kimia, kini tergantung racun?” bukan hanya tentang nostalgia masa lampau, tetapi juga tentang masa depan pertanian yang berkelanjutan. Jawabannya adalah kunci untuk membuka jalan menuju pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.*

Artikel Ini Dilansir Dari Berbagai Sumber : momsmoney.kontan.co.id dan liputan6.com

Tag
Share