Gunung Rinjani dan Segala Keindahan Flora Fauna Didalamnya

Gunung Rinjani dan Segala Keindahan Flora Fauna Didalamnya.--ISTIMEWA

radarmukomukobacakoran.com - Gunung adalah suatu bentuk permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dari permukaan sekitarnya. Secara umum pegunungan memiliki permukaan tanah yang lebih curam dan tajam. Pegunungan biasanya berada sekitar enam ratus meter di atas permukaan laut.

Pegunungan mempunyai beberapa ciri, antara lain ketinggian gunung lebih tinggi dari bukit, mempunyai puncak, dan semakin tinggi letaknya maka suhunya semakin rendah. Pegunungan terbentuk dari gerakan tektonik, gerakan tektonik adalah gerakan di dalam tanah yang menyebabkan permukaan bumi naik atau turun.

Dari segi bahasa, Kata Rinjani artinya lurus atau tinggi, arti kata ini melambangkan kondisi geografis yang ada di gunung tersebut. Danandjaja (1984) menjelaskan: “Setiap tempat di Indonesia mempunyai budayanya masing-masing dan seringkali juga cerita rakyatnya sendiri. “Disebut legenda lokal, yaitu cerita yang berkaitan dengan suatu tempat, nama tempat, dan suatu jenis daerah, khususnya bentuk permukaan suatu daerah, bukit, jurang, dan lain-lain » (hlm. 75). Setiap daerah tentunya mempunyai legenda, fungsi dan peranan tersendiri. Berdasarkan cerita rakyat, nama Rinjani dipercaya oleh masyarakat sekitar karena dekat dan dianggap benar oleh masyarakat sekitar. Penduduk setempat percaya bahwa tempat ini dihuni oleh jin, Dewi Anjani adalah dewa kepala yang konon bersemayam di puncak Gunung Rinjani.

Sedangkan menurut sejarah legenda masyarakat, khususnya Doyan Nada, yang didalamnya terdapat Dewi Anjani. adalah anak kedua dari Datu Tuan. Dewi Anjani mempunyai kakak laki-laki yang bernama Rade Nuna Putra Janjak Sejak lahir, Rade Nuna Putra Janjak mempunyai kelebihan dalam bidang memanah. Ketika Dewi Anjani beranjak dewasa, ayahnya mengajaknya bertapa di puncak gunung.

Lambat laun gunung itu diberi nama Dewi Anjani, nama yang diambil dari Dewi Anjani. Herman dkk (1990) Hal ini tentu menunjukkan betapa banyak orang yang menyukai nama ini, meski tidak semua orang mempercayai mitos tersebut. Dari sekian banyak cerita rakyat yang berkembang di masyarakat, terbukti bahwa nama Rinjani mempunyai keterkaitan yang cukup erat dengan banyak cerita tentang Dewi Anjani yang biasa dikenal dengan sebutan Ratu Jin.

Gunung Rinjani merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dengan luas 76.000 hektar. Gunung Rinjani merupakan gunung tertinggi yang menempati posisi ketiga di Indonesia dan menempati posisi kedua sebagai gunung berapi tertinggi di Indonesia. Gunung Rinjani memiliki ketinggian 3.726 m dpl dan letaknya pada 8°25' Lintang Selatan dan 116°28' Bujur Timur.

Yang membuat gunung ini istimewa adalah banyak dikunjungi wisatawan mancanegara karena sarat dengan keindahan alam yang mempesona, seperti kekayaan flora, pesona fauna yang terdapat di tangga pendakian, dan lintas batas Wallace. garis, tempat bertemunya flora dan fauna khas Asia dan Australia. Banyak sekali kawasan wisata di Gunung Rinjani yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke Gunung Rinjani.

Gunung Rinjani mewakili tipe ekosistem hutan tropis dataran rendah, serta pegunungan tinggi dan sabana luas yang dihiasi bunga-bunga abadi atau biasa disebut edelweis. Oleh karena itu, tidak heran jika Gunung Rinjani terkenal di kalangan pendaki sebagai gunung dengan jalur pendakian bintang 5 berkat keanekaragaman ekosistemnya. Ekosistem Gunung Rinjani yang beragam diantaranya adalah sabana, lahan kering, semak belukar, hutan pegunungan primer dan sekunder serta berbagai hutan tanaman.

Gunung Rinjani memiliki kekayaan flora, banyak jenis tumbuhan di pegunungan, antara lain:

1. Pinus gunung (Casuarina Junghuniana)

Pinus gunung merupakan pohon berukuran sedang hingga besar, tumbuh di daerah pegunungan tinggi pada ketinggian 1.400 hingga 3.000 meter di atas permukaan laut, sangat bermanfaat dalam reklamasi lahan. kesuburan dan pelindung angin, pohon ini berdiri tegak dan berdaun tipis, pinus gunung ini merupakan flora dominan dan banyak ditemukan di Plawangan Sembalun dan Danau Segara Anak Gunung Rinjani.

2. Edelweiss (Anafalis javanica)

Edelweis merupakan tanaman yang sering muncul di pegunungan di kawasan tersebut. Para pendaki gunung menyebut Edelweis sebagai bunga abadi. Tumbuh di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut, bunga ini disebut bunga abadi karena masa berbunganya bisa mencapai 10 tahun. Bunga ini dilarang dipetik dan dilindungi undang-undang. Larangan memetik Edelweis diatur dalam UU No. Dampaknya dapat mengakibatkan perubahan keutuhan kawasan pusat Edelweis. Taman Nasional. » Jumlah bunga edelweis terus menurun di Indonesia karena sering dipetik sembarangan oleh para pendaki yang cuek. Pohon Edelweis dapat ditemukan di jalur menuju puncak Gunung Rinjani.

3. Anggrek (Vanda Limbata)

Vanda Limbata flores adalah spesies anggrek yang berbeda dari Vanda Limbata Jawa, sering kali memiliki pola bercak kuning-cokelat atau oranye-kuning yang mencolok. Jenis Flores Vanda limbata mempunyai warna merah cerah dan lidah ungu. Ukurannya 3 sampai 5 cm dan bunganya berbau kayu manis. Saat musim kemarau, anggrek ini mampu bertahan cukup lama hingga musim hujan berikutnya. Anggrek ini banyak ditemui di sekitar jalan Sembalun Lawang.

Berbagai jenis satwa liar tersebar di kawasan Gunung Rinjani, mulai dari jenis yang umum ditemukan, hewan yang hidup dan menghuni Gunung Rinjani hingga hewan yang dilindungi. Gunung Rinjani merupakan kawasan alam yang menjadi surga bagi segala jenis satwa. Terdapat juga beberapa spesies yang terdapat di sepanjang kawasan Gunung Rinjani, antara lain:

1. Celepuk Rinjani (Otus jolandae)

Celepuk Rinjani merupakan burung hantu terkecil khas Pulau Lombok, dan merupakan satu-satunya burung yang ditemukan di pulau Lombok. Ukurannya berkisar antara 20 hingga 30 cm, tubuh bagian atas sebagian besar berwarna coklat, mata berwarna kuning keemasan, dan paruh berwarna coklat tua. Celepuk Rinjani banyak ditemukan hampir di seluruh wilayah Rinjani. Celepuk Rinjani terancam kehilangan habitat akibat perambahan atau alih fungsi hutan. Balai TNGR di Geopark Rinjani Lombok menjadikan cerepuk ini sebagai maskot upaya konservasi di kawasan Rinjani. Menurut Organisasi Konservasi IUCN, burung ini termasuk hewan dilindungi yang masuk dalam daftar spesies terancam punah. Merupakan hewan nokturnal atau malam hari yang ditemukan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.

2. Elang Flores (Nisaetus floris)

Elang Flores merupakan salah satu jenis elang penunjuk yang ada di Indonesia. Hewan dengan nama latin Nisaetus floris ini memiliki ukuran fisik yang besar hingga 71 hingga 82 cm, lebar sayap 110 hingga 130 cm dan bersarang di dahan pohon dekat tebing setinggi 20 hingga 60 meter. Habitat elang Flores terletak di Sembalun. Elang Flores masuk dalam daftar terancam punah akibat perburuan liar, kebakaran hutan, dan penebangan pohon. Menurut IUCN, hewan ini termasuk dalam 10 burung pemangsa paling terancam punah di dunia. Populasi alaminya diperkirakan hanya berjumlah 100 hingga 240 individu dewasa.

3. Kera ekor panjang (Macaca fascicularis) 

Monyet adalah hewan dengan warna mulai dari abu-abu hingga coklat, dengan 4 kaki dan panjang ekor sekitar 40 hingga 65 cm. Monyet hidup di hutan, sungai dan monyet juga bisa sangat dekat dengan pemukiman manusia. Monyet merupakan hewan dominan dan banyak ditemukan di Plawangan Sembalun dan sering memangsa para pendaki Gunung Rinjani. Meski populasi kera ekor panjang tidak terlindungi dan tidak terancam, sayangnya satwa ini sering dijadikan objek oleh manusia dalam pertunjukan “topeng monyet”. Bersikaplah agresif, namun ramah terhadap manusia. Kera ekor panjang hidup berkelompok yang terdiri dari 8 hingga 10 ekor.*

Tag
Share