Suku Himba Kulitnya Merah, Bukan Tidak Mandi Ternyata, Ini Alasanya
Suku Himba Kulitnya Merah.--ISTIMEWA
radarmukomukobacakoran.com - Suku Himba adalah penduduk asli yang tinggal di Kunene, Namibia. Jumlahnya diperkirakan mencapai 50 ribu orang.
Mereka adalah salah satu populasi lokal yang paling terkenal secara internasional karena tempat tinggal mereka di dekat banyak taman permainan di Great Lakes Afrika, dan kebiasaan serta pakaian mereka yang khas.
Afrika, sebuah benua yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, Salah satu kelompok etnis yang mendiami benua ini adalah Suku Himba.
Mereka bangsa asli yang memiliki kulit merah dan tidak mandi dengan air. Siapa sebenarnya Suku Himba dan apa saja keunikan mereka?
Nenek moyang Suku Himba adalah orang-orang Herero yang bermigrasi dari Angola ke Namibia pada abad ke-16.
Mereka kemudian terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Herero yang menetap di daerah dataran rendah dan Himba yang menetap di daerah pegunungan.
Mereka mengembangkan budaya mereka sendiri dengan mitologi, seni, musik, tarian, dan perang yang berbeda dengan budaya Herero lainnya. Mereka juga menghormati alam dan roh-roh leluhur (Mukuru) sebagai bagian dari kepercayaan mereka.
Kehidupan Suku Himba mulai berubah ketika orang Barat mulai datang ke Namibia pada abad ke-19.
Salah satu orang Barat pertama yang menemukan Suku Himba adalah Samuel Maharero, seorang pemimpin Herero, pada tahun 1884.
Dia menggambarkan Suku Himba sebagai orang-orang yang "sangat ramah dan bersahabat" dan "membantu dan bekerja sama dengan orang-orang Herero".
Sejak saat itu, beberapa upaya kontak telah dilakukan oleh berbagai pihak, seperti pedagang, penjelajah, misionaris, antropolog, dan pemerintah.
Namun, sebagian besar upaya kontak tersebut tidak berdampak signifikan terhadap budaya Suku Himba. Suku Himba tetap menjaga tradisi kuno mereka dan menolak pengaruh dan agitasi barat.
Salah satu faktor yang memungkinkan Suku Himba bertahan dari perubahan adalah lokasi geografis mereka yang terpencil dan sulit dijangkau.
Selain itu, Suku Himba juga memiliki sikap toleran dan fleksibel terhadap orang asing yang menghormati budaya mereka.
Mereka tidak menolak segala bentuk bantuan atau kerjasama yang bermanfaat bagi mereka, seperti pendidikan, kesehatan, atau konservasi.
Budaya Suku Himba memiliki banyak keunikan yang menarik untuk diketahui. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
- Kulit Merah: Kulit merah adalah ciri khas Suku Himba yang paling mencolok. Kulit merah ini bukanlah warna alami kulit mereka, melainkan hasil dari pengolesan krim merah bata (otjize) yang terbuat dari lemak sapi atau kambing dan tanah liat oker.
Krim ini digunakan oleh para wanita untuk melindungi kulit mereka dari sinar matahari, debu, serangga, dan infeksi.
Krim ini juga memiliki makna estetis dan simbolis bagi Suku Himba. Krim ini menggambarkan kecantikan, kesuburan, kesehatan, dan kemakmuran bagi para wanita.
Krim ini juga menggambarkan hubungan dengan Bumi (Okuruwo) dan darah (Ondjova) sebagai sumber kehidupan.
- Tidak Mandi dengan Air: Tidak mandi dengan air adalah tradisi lain yang cukup unik dari Suku Himba. Tradisi ini disebabkan oleh keterbatasan sumber air di daerah tempat tinggal mereka.
Air hanya digunakan untuk minum, memasak, dan menyiram tanaman. Untuk membersihkan tubuh, Suku Himba menggunakan asap dari kayu bakar yang dicampur dengan tumbuhan aromatik (omuzumba).
Asap ini dapat menghilangkan bau badan, kotoran, dan kuman. Asap ini juga dapat memberikan wangi yang menyenangkan bagi tubuh mereka.
- Pakaian Himba: Pakaian Himba adalah pakaian tradisional yang terbuat dari kulit binatang, seperti sapi, kambing, atau domba. Pakaian ini biasanya berwarna cokelat atau hitam, sesuai dengan warna kulit binatang tersebut.
Pakaian ini juga dilengkapi dengan perhiasan-perhiasan yang terbuat dari manik-manik, kulit, logam, atau tulang.
Perhiasan ini biasanya ditempatkan di leher, telinga, lengan, dan kaki. Perhiasan ini menggambarkan identitas dan status sosial bagi Suku Himba, terutama bagi kaum wanita. Perhiasan ini juga memiliki makna simbolis dan estetis.
- Rambut Himba: Rambut Himba adalah rambut yang ditata dengan cara yang khas dan menarik. Rambut ini biasanya dibentuk menjadi kepangan-kepangan yang disebut ozondato.
Kepangan ini kemudian dilumuri dengan krim merah bata (otjize) untuk memberikan warna merah pada rambut. Kepangan ini juga dihiasi dengan perhiasan-perhiasan yang sesuai dengan usia dan status perkawinan seseorang.
Misalnya, wanita yang belum menikah akan memakai kepangan sederhana di bagian belakang kepala, sedangkan wanita yang sudah menikah akan memakai kepangan rumit di seluruh kepala, pria juga memiliki tatanan rambut yang berbeda-beda sesuai dengan usia dan status perkawinan mereka.
- Sistem Sosial Himba: Sistem sosial Himba adalah sistem sosial yang terdiri dari keluarga inti (omuhona), keluarga besar (omuzungu), dan marga (oruzo). Keluarga inti adalah kelompok terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
Keluarga besar adalah kelompok yang terdiri dari beberapa keluarga inti yang memiliki hubungan kekerabatan dekat.
Marga adalah kelompok yang terdiri dari beberapa keluarga besar yang memiliki hubungan kekerabatan jauh.
Marga juga memiliki lambang binatang (ondjivi) yang menggambarkan asal usul dan karakteristik mereka.
Suku Himba adalah bangsa asli yang memiliki kulit merah dan tidak mandi dengan air, mereka memiliki sejarah yang panjang dan penuh perjuangan melawan penjajahan dan diskriminasi.
Mereka juga memiliki budaya yang kaya dan unik yang mencerminkan identitas dan kebanggaan mereka sebagai orang Himba, Budaya Suku Himba merupakan salah satu warisan dunia yang patut dihormati dan dilestarikan.
Artikel ini dilansir dari berbagai sumber :
Mengenal Suku Himba di Namibia, Seks Ditawarkan pada Para Tamunya - viva.co.id
5 Fakta Menarik Suku Himba yang Dikunjungi Nikita Willy, Mandinya Pakai Asap - Akurat