Sarasehan PGRI, Tidak Membahas Nasib Honorer
Sarasehan PGRI, Tidak Membahas Nasib Honorer --
KORAN DIGITAL RM - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Mukomuko, menggelar sarasehan. Rabu (15/11) bertempat di gedung guru, Jln. Soekarno-Hatta, Kelurahan Bandar Ratu, Kecamatan Kota Mukomuko. Acara ini dalam rangka HUT PGRI ke-78, tahun 2023. Hadir dalam acara tersebut, Forum Koordinator Pimpinan Daerah (FKPD). Jumlah peserta yang diundang 167 orang. Tampak hadir, Bupati Mukomuko, H. Sapuan, SE, MM, Ak, CA, CPA, CPI, Ketua DPRD Mukomuko Ali Saftaini, SE, serta perwakilan dari Polres dan Kejari. Juga hadir tokoh pendidikan, Koordinator Pengawas, Kelompok Kerja (Pokja) pendidikan, hingga forum Honorer. Tema yang dibahas adalah, strategi peningkatan pendidikan dalam merdeka belajar. Sedangkan nasib Honorer tidak bahas secara khusus.
Ketua PGRI Kabupaten Mukomuko, Rasita, S.Pd menyampaikan, sarasehan ini dalam rangka HUT PGRI. Oleh karena itu, tema yang lebih luas, dan berkaitan dengan pendidikan di Mukomuko pada waktu yang akan datang. Secara lebih spesifik, membahas transformasi guru mewujudkan pendidikan di Mukomuko yang lebih maju. Saat ini dalam transisi pendidikan menggunakan teknologi.
BACA JUGA:Lokasi TPS Dengan Akses Tersulit di Kecamatan V Koto, Ternyata Disini
"Kalau guru-guru yang baru, mudah dan cepat menangkap dan menerapkan teknologi. Tidak demikian halnya dengan guru yang sudah sepuh. Butuh pelatihan khusus," ujar Rasita.
Disampaikan Rasita, dengan kurikulum merdeka, guru harus memiliki banyak inovasi. Penguasaan teknologi, hal tidak bisa dihindari. Dan guru harus meningkatkan kemampuan diri. Langkah yang akan dan perlu dilakukan adalah melakukan pelatihan. Pelatihan bisa dilakukan secara mandiri oleh satuan pendidikan, bisa juga dilakukan oleh pemerintah.
BACA JUGA:Mundam Marap Bakal Jadi Desa Percontohan Pengembang Sapi
"Pelatihan guru langkah yang akan kami lakukan," tambah Rasita.
Bagaimana dengan gaji Honorer? Rasita sempat menyinggung nasib para Honorer. Ia menyampaikan hasil blusukan ke sekolah-sekolah di daerah terpencil. Secara umum, para guru honorer masih semangat dalam menjalankan tugas.*