Sejarah Kelam Sungai Air Berau Sehingga Warga Tolak Galian C

Sungai Air Berau Kecamatan Pondok Suguh-istimewa-

KORAN DIGITAL RM - Sungai Air Berau yang ada di Kecamatan Pondok Suguh, tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Kabupaten Mukomuko hingga Provinsi Bengkulu. Sungai Air Berau ini terkenal dengan kejernihan airnya dan kekuatan aliran arusnya yang kencang. Secara umum masyarakat hanya memandang kejernihan airnya saja. Namun, dibalik kejernihan dan kebersihan aliran Sungai Air Berau ini ada sejarah kelam yang pahit menimpa masyarakat Desa Air Berau. Peristiwa kelam yang menghilangkan puluhan nyawa orang itu, sekarang harus dipegang teguh oleh masyarakat Desa Air Berau dan masyarakat Desa Lubuk Bento. Salah satu yang harus mereka jaga yaitu menjaga kelestarian Sungai Air Berau dan menjaga kebersihan Sungai Air Berau. 

Sejarahnya, sekitar tahun 1940 an dahulu kala, sungai Air Berau ini pernah banjir bandang, sehingga warga Desa Air Berau ditimpa bencana besar yang tidak mudah untuk dilupakan. Menurut cerita, dalam peristiwa kelam bencana banjir bandang tersebut menghilangkan sekitar 40 orang nyawa warga setempat. Pada saat itu bukan hanya peristiwa banjir bandang itu saja yang terjadi. Setelah bencana banjir bandang, warga desa setempat kembali ditimpa bencana yang aneh tapi nyata. Warga setempat diserang penyakit kudis, gatal-gatal dan sejenisnya. Penyakit itu tiba secara serentak dan juga menular ke warga. Penyakit tersebut agak lumayan lama ditanggung oleh warga setempat. Lantas beberapa tokoh masyarakat setempat dan orang tua pada masa itu tidak pernah berhenti untuk mencari tahu apa penyebab penyakit ini terjadi?

BACA JUGA:Besok Desa Lubuk Bento Mulai Pembangunan Fisik

Karana para tokoh sesepuh tersebut tidak mudah menyerah. Akhirnya penyebab penyakit itu terungkap dan bisa sembuh dengan sendirinya. Yaitu dengan cara gotong royong membersihkan aliran sungai Air Berau dari hulu hingga ke hilir. Semua kayu dan sampah yang ada di pinggir sungai air Berau tersebut dibersihkan. Secara perlahan penyakit yang menimpa warga tersebut sembuh. Inilah salah satu dasar dan masih banyak dasar lainnya, sehingga warga Desa Air Berau dan Desa Lubuk Bento bersikukuh menolak adanya aktifitas galian C di Sungai Air Berau ini. Mereka tidak mau Sungai Air Berau kotor dan tercemar. Mereka masih memegang teguh cerita itu dengan cara menjaga dan melestarikan Sungai Air Berau ini. "Ini salah satu dasar kita masyarakat Desa Air Berau dan Masyarakat Desa Lubuk Bento menolak Galian C di Sungai Air Berau tersebut," cerita Kades Lubuk Bento, Hamsin.

Sungai Air Berau ini dilanjutkan Hamsin, selama ini kelestariannya memang dijaga oleh warga Air Berau dan warga Lubuk Bento. Mereka berupaya untuk menjaga kelestarian sungai Air Berau ini. Sehingga sungai Air Berau ini kedepan tetap bersih dan jernih seperti sekarang ini. Jika kuari ini diizinkan untuk beroperasi, tentu secara tidak langsung sungai Air Berau ini perlahan tercemar. Karena aktifitas galian C di buku membuat air di hilir keruh dan tidak lagi jernih seperti yang dinikmati masyarakat sekarang ini. Sungai Air Berau ini memang menjadi incaran bagi pengusaha kuari. Tahun 2012 lalu juga ada kuari yang siap beroperasi seperti sekarang ini. Namun waktu itu dibatalkan oleh warga desa. Warga menolak kuari itu beroperasi. Sehingga kuari itu berhasil ditutup. Sekarang kembali ada kuari yang juga sudah siap dan tinggal beroperasi. Masyarakat Air Berau dan masyarakat Desa Lubuk Bento tetap menolak galian C tersebut. Mereka takut Sungai Air Berau ini tercemar dan tidak lagi jernih.

BACA JUGA:Pemdes Talang Baru Fokus Bangun Akses Jalan Pertanian, Perkebunan dan Pariwisata

"Kalau musim kemarau seperti akhir 2023 lalu, Sungai Air Berau ini bukak hanya dimanfaatkan oleh warga lubuk bento dan warga air Berau saja. Tetapi mulai dari warga Desa Bunga Tanjung, Desa Air Bikuk, warga Desa Pondok Suguh dan sekitarnya juga memanfaatkan sungai air Berau ini. Di bawah jembatan lintas Bengkulu Sumatera Barat di Desa Air Berau itu menjadi tempat pemandian warga. Jadi sangat disayangkan kalau kuari di hulu merusak kejernihan sungai Air Berau ini. Kita mewakili masyarakat tetap dengan tegas menolak galian C di sungai air Berau ini," tutup Hamsin.*

Tag
Share