TPKK Sido Makmur Pilih Kambing Sapera, Bidik Desa Percontohan Budidaya Dwiguna
Kambing Sapera program ketahanan pangan desa Sido Makmur diserahkan kepada pengelola.-Sahad-Radar Mukomuko
koranrm.id - Tim Pelaksana Kegiatan Khusus (TPKK) Desa Sido Makmur, Kecamatan Air Manjuto, resmi menyerahkan bantuan ternak kambing dalam program ketahanan pangan desa, Selasa (16/12/2025). Sebanyak 11 ekor kambing jenis Sapera diserahkan kepada pengelola ternak sebagai upaya meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat desa.
Penyerahan kambing dilakukan oleh Ketua TPKK Sido Makmur, Rudi Santoso, kepada Rahmad, dengan disaksikan Sekretaris Desa Sido Makmur, Ayatturochim, S.Pd.
“Kambing ketahanan pangan ini jenis Sapera. Jumlahnya 11 ekor, terdiri dari 10 betina dan 1 jantan,” ujar Rudi Santoso.
Rudi menjelaskan, pemilihan kambing Sapera bukan tanpa alasan. Jenis kambing hasil persilangan Saanen dan Peranakan Etawa (PE) ini dinilai memiliki banyak keunggulan, baik dari sisi produktivitas, ketahanan, maupun nilai ekonomi, serta masih belum banyak dibudidayakan oleh peternak lokal.
“Kami sengaja memilih kambing Sapera karena keunggulannya cukup lengkap. Harapannya, Desa Sido Makmur ke depan bisa menjadi percontohan budidaya kambing Sapera,” ungkapnya.
Menurut Rudi, salah satu keunggulan utama kambing Sapera adalah produksi susu yang tinggi, yakni mencapai 2 hingga 4 liter per hari. Selain kuantitas, kualitas susu Sapera juga unggul karena memiliki kandungan lemak dan protein tinggi, mudah dicerna, serta aman dikonsumsi oleh penderita alergi susu sapi. Susu Sapera juga dikenal kaya vitamin, mineral, dan asam amino, sehingga baik untuk semua kelompok usia, termasuk balita.
Dari sisi ketahanan, kambing Sapera memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap iklim tropis Indonesia. Hasil persilangan ini membuat Sapera lebih tahan terhadap cuaca panas dan penyakit dibandingkan kambing Saanen murni, sehingga cocok dibudidayakan di berbagai wilayah.
“Kambing ini juga cepat berkembang biak. Siklus beranaknya sekitar delapan bulan sekali dan sering melahirkan lebih dari satu anak. Ini tentu sangat menguntungkan peternak,” tambah Rudi.
Keunggulan lain yang menjadi pertimbangan TPKK adalah sifat dwiguna kambing Sapera. Selain sebagai penghasil susu, postur tubuhnya besar dengan daging tebal, sehingga bernilai ekonomis sebagai kambing pedaging dan cocok untuk kebutuhan kurban.
Dari sisi perawatan, kambing Sapera tergolong mudah dan ekonomis. Kebutuhan pakan tidak rumit, daya tahan tubuh baik, serta relatif tahan penyakit, sehingga biaya pemeliharaan dapat ditekan. Hal ini menjadikannya fleksibel untuk dikembangkan, baik oleh peternak skala kecil maupun skala besar.
Melalui program ketahanan pangan ini, TPKK Sido Makmur berharap budidaya kambing Sapera dapat menjadi sumber pendapatan berkelanjutan bagi masyarakat desa sekaligus meningkatkan ketahanan pangan berbasis potensi lokal.
“Kami ingin program ini tidak hanya berhenti pada penyerahan ternak, tetapi berkembang menjadi usaha produktif yang memberi manfaat jangka panjang bagi warga,” pungkas Rudi.