Simak 4 Cara Merawat Kebun Sawit Agar Berbuah Lebat

Simak 4 Cara Merawat Kebun Sawit Agar Berbuah Lebat--istimewa
radarmukomuko.bacakoran.co -Perawatan sawit yang baik sangat berpengaruh terhadap hasil panen. Dengan perawatan yang sesuai, tanaman sawit dapat menghasilkan buah berkualitas tinggi. Sebaliknya, perawatan yang tidak optimal mengakibatkan pertumbuhan sawit terhambat.Di industri perkebunan, tanaman sawit menjadi salah satu aset yang berharga. Keberadaan tanaman sawit bahkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian. Untuk itu, perawatan tanaman sawit harus sesuai.
Cara Merawat Kebun Sawit agar Berbuah Banyak
Tanaman sawit tidak hanya membutuhkan perawatan pada masa pembibitan saja. Petani sawit perlu melakukan perawatan sejak masa pembibitan hingga menjadi tanaman yang menghasilkan. Penting untuk mengetahui cara merawat sawit supaya cepat besar.Hasil panen yang melimpah seharusnya berbanding lurus dengan biaya perawatan sawit. Oleh karena itu, petani sawit perlu berhati-hati ketika merawat tanaman sawit. Berikut beberapa cara untuk merawat perkebunan sawit agar menghasilkan buah yang melimpah:
1. Pengendalian Gulma
BACA JUGA:Sidodadi Penarik Pemenang Lomba Perpustakaan Desa 2025
Kegiatan pengendalian gulma pada tanaman sawit memiliki sejumlah tujuan. Pengendalian gulma menjadi salah satu aspek penting ketika melakukan perawatan sawit. Gulma yang tumbuh di area tanaman sawit bisa mengancam pertumbuhan tanaman.Pembersihan gulma bertujuan untuk memastikan tanaman sawit memperoleh nutrisi, sinar matahari, dan air yang optimal. Keberadaan gulma di sekitar tanaman sawit berpotensi menyaingi penyerapan unsur hara pada pohon.Petani sawit bisa mengkombinasikan beberapa metode pengendalian untuk memaksimalkan hasil perawatan. Dengan melakukan pengendalian gulma, buah sawit hasil panen bisa menjadi lebih banyak.Langkah penting yang tidak boleh tertinggal yakni melakukan perawatan piringan kelapa sawit. Pengendalian gulma di bagian piringan mampu mengoptimalkan produktivitas tanaman kelapa sawit.
Alang-alang yang tumbuh di area perkebunan sawit sering kali menjadi ancaman bagi petani sawit. Bukan tanpa sebab, alang-alang memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga mudah menyebar secara luas.Keberadaan alang-alang yang menyebar cepat turut mempengaruhi pertumbuhan tanaman sawit. Jika tidak dikendalikan dengan benar, alang-alang bisa menutupi permukaan tanah dan mengurangi hasil panen sawit.Untuk memaksimalkan perawatan sawit umur 3 tahun, petani sawit wajib menyiapkan strategi yang matang. Di usia 3 hingga 4 tahun, tanaman sawit telah masuk pada usia produktif untuk panen. Tumbuhnya alang-alang kerap menyulitkan proses pemanenan sawit.
2. Pruning
Pada prinsipnya, pruning merupakan upaya membuang pelepah daun yang tidak lagi berfungsi dengan baik. Perawatan sawit lahan gambut maupun lahan lainnya membutuhkan upaya pruning agar tanaman sawit tumbuh dengan optimal.Untuk pohon sawit berusia di bawah 8 tahun, jumlah pelepah yang perlu dipertahankan yakni 50 sampai 56 pelepah. Sementara, pohon sawit berusia di atas 8 tahun memerlukan setidaknya 42 hingga 48 pelepah.Jumlah pelepah yang ideal turut mendukung pertumbuhan tanaman sawit menjadi lebih optimal. Jika jumlah daun tua terlalu banyak pada tanaman, pertumbuhan tanaman sawit menjadi terhambat.Daun tua yang terlalu banyak akan menyerap sebagian nutrisi dari akar. Padahal, pertumbuhan buah juga membutuhkan nutrisi tersebut. Oleh karena itu, pemangkasan daun tuan penting untuk dilakukan.
3. Pemberian Pupuk
Perawatan kelapa sawit baru tanam hingga usia panen selalu membutuhkan adanya pupuk. Pemberian pupuk pada sawit menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi hasil panen. Pemupukan yang terarah bisa membantu mempercepat pertumbuhan buah sawit kecil.Untuk memaksimalkan hasil panen, petani sawit sebaiknya memilih jenis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman sawit. Dengan begitu, biaya pemupukan tidak akan membengkak terlalu besar.Secara umum, pemupukan boleh dilakukan sebanyak 2 kali dalam dalam 1 tahun. Pohon sawit memerlukan nutrisi yang cukup agar menghasilkan buah dalam jumlah banyak. Selain meningkatkan hasil buah, pemberian pupuk juga berguna untuk memperbaiki struktur tanah.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
BACA JUGA:Puluhan Desa di Mukomuko Belum Bentuk Kopdes Merah Putih
Kemunculan hama pada perkebunan sawit menjadi ancaman berbahaya yang pertumbuhan tanaman. Tidak hanya merusak daun, hama juga menyerang bagian batang dan tandan buah kelapa sawit.Ada beberapa jenis hama yang kerap mengganggu tanaman sawit. Meliputi ulat kantong, ulat api, hingga kumbang tanduk. Beberapa jenis hama ini menyerang tanaman sawit sejak masa pembibitan hingga masa panen.
Berapa Bulan Sekali Pemupukan Kelapa Sawit?
Cara perawatan sawit baru tanam bisa diawali dengan pemberian pupuk. Frekuensi pemupukan umumnya berlangsung selama 2 hingga 3 kali dalam satu tahun. Artinya, petani sawit bisa melakukan pemupukan sebanyak 4-6 bulan sekali.
Bagaimana Cara agar Sawit Berbuah Lebat?
Salah satu pengaplikasian cara perawatan sawit yang sesuai yakni dengan memberikan pupuk. Kandungan nitrogen, kalium, dan fosfor pada pupuk dapat membantu sawit berbuah dengan lebat.Petani sawit juga perlu memperhatikan kondisi pohon sawit apabila mengalami serangan hama maupun penyakit. Penangan yang cepat membuat kondisi pohon menjadi lebih optimal dalam menghasilkan buah sawit.*