Sawah di Selagan Raya Tersisa 671 Ha, Ini Penyebabnya
--
KORAN DIGITAL RM - Luas sawah di Kecamatan Selagan Raya, saat ini berjumlah 671, 39 Hektare (Ha). Itulah data terbaru yang ada di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Selagan Raya. Jumlah tersebut jauh menurun dibandingkan data yang ada sebelumnya.
Data awal, luas sawah di kecamatan ini 1.450 Ha. Kemudian dilakukan pembaharuan data menjadi 827 Ha. Data terbaru tahun ini, luas sawah di Selagan Raya 671,39 Ha. Perubahan data ini terjadi karena pembaharuan perhitungan.
Data terbaru berdasarkan perhitungan Badan Statistik Pusat Statistik (BPS). Hal ini disampaikan oleh Koordinator Penyuluh (Koorluh) Selagan Raya, Hendri, SP, Kamis (9/11).
BACA JUGA:Merusak Citra, Pengelolaan Parkir RSUD Bakal Dievaluasi
Hendri menjelaskan, sawah tersebar di beberapa desa. Mulai dari Lubuk Bangko, hingga Sungai Gading. Masing-masing desa memiliki luas sawah yang berbeda. Terkait luas yang terus menurun, karena ada pembaharuan data berdasarkan perhitungan terbaru.
Awalnya perhitungan luas sawah berdasarkan data yang ada pada masing-masing kelompok tani. Hasil penjumlahan didapat angka 1.450 Ha. Seiring berjalannya waktu, dilakukan verifikasi data. Hasilnya jumlah sawah berkurang, menjadi 827 Ha. Data ini bertahan sekitar 5 tahun, sebelum keluar data terbaru ini.
"Data terbaru dari BPS, luas sawah di Selagan Raya, 671,39 hektare," ungkap Hendri.
Disampaikan Hendri, petani sawah di Selagan Raya, baru selesai turun tanam. Dari luas tersebut, dapat dipastikan tidak bisa ditanami padi semuanya. Ada beberapa kendala yang dihadapi petani.
Diantaranya ada petani yang memilih tanam sawit, dengan alasan, tanam padi banyak hama. Pasalnya lokasi sawah dekat dengan tanaman sawit. Alasan lain, ada sawah yang tidak bisa dialiri air, karena kerusakan bendung.
BACA JUGA:Meriahkan Hari Pahlawan 10 November
"Tanam padi sudah selesai. Sebagian sawah tidak bisa ditanami padi," tambah Hendri.
Masih Hendri, produktivitas sawah di Selagan Raya, bisa dikatakan masih standar. Antara 5-6 ton per hektare. Ada juga yang hasil di atas 7 ton, tapi hanya beberapa petani saja. Disampaikan Hendri, petani di Selagan Raya, masih bertahan dengan sistem tanam tradisional. Perawatan padi dilakukan sesuai dengan kemampuan, bukan kebutuhan.
"Kalau dibandingkan dengan Kecamatan Lubuk Pinang, hasil panen di Selagan Raya masih tertinggal. Berlahan tapi pasti, perubahan terus berjalan. Akan tiba pada waktunya, hasil panen bisa 7-8 ton per hektare," demikian Hendri.*